KATA-PENGANTAR LAMA PADA [ANTI]-DÜHRING. TENTANG DIALEKTIKA oleh Friedrich Engels Karya berikut ini sama sekali tidak berasal dari suatu "dorongan kalbu". Sebaliknya, temanku Liebknecht dapat bersaksi akan usahanya yang keras untuk membujuk diriku mengarahkan sorotan kritik pada teori paling baru Herr Dühring mengenai sosialisme. Sekali kuputuskan untuk melakukan hal itu, aku tidak mempunyai pilihan lain kecuali menyelidiki teori ini, yang mengklaim merupakan buah praktikal terakhir dari suatu sistem filosofikal baru, dalam kaitannya dengan sistem ini, dan dengan demikian memeriksa sistem itu sendiri. Karenanya aku terpaksa mengikuti Herr Dühring ke dalam wilayah yang sangat luas, di mana ia berbicara mengenai segala hal yang mungkin dan mengenai hal-hal lain pula. Itulah menjadi asal-usul serentetan karangan yang muncul dalam Vorwärts Leipzig dari awal tahun 1877 dan seterusnya dan disajikan di sini sebagai suatu kesatuan yang berangkaian. Apabila, karena sifat hal-ikhwalnya, kritik atas sebuah sistem, yang begitu sangat tidak berarti sekalipun segala puji-pujian diri, disajikan dengan begitu terinci, maka ada dua keadaan boleh disebutkan sebagai permaafan. Di satu pihak kritik ini memberikan kesempatan padaku untuk menguraikan --dalam bentuk positif-- pandanganku di berbagai bidang mengenai masalah-masalah kontroversial yang dewasa ini mempunyai makna ilmiah yang sangat umum atau praktikal. Dan, sekali sedikitpun tidak terpikirkan olehku sebuah sistem lain sebagai sebuah alternatif pada sistem Herr Dühring, diharapkan bahwa, sekalipun beraneka-ragam bahan yang telah kuperiksa, para pembaca tidak akan luput melihat antar-kaitan yang juga terkandung dalam pandangan-pandangan yang telah kuajukan. Di pihak lain, Herr Dühring yang "pencipta-sistem" sama sekali bukanlah sebuah gejala terisolasi dalam Jerman masa-kini. Sudah beberapa lamanya di negeri itu, sistem-sistem filosofikal, terutama natural-filosofikal telah bermunculan berlusin-lusin bagaikan jamur di musim hujan, belum lagi kita sebutkan sistem-sistem baru yang tak terhitung banyaknya mengenai politik, ekonomi, dsb. Presis seperti di negara modern, dianggap bahwa setiap warganegara berkemampuan menjatuhkan keputusan akan segala permasalahan yang mengenainya ia dipanggil untuk memberikan suaranya; dan presis seperti itu dalam ekonomi dianggaplah bahwa setiap pembeli adalah seorang ahli mengenai semua barang-dagangan yang bertepatan dibelinya untuk kepentingannya sendiri--anggapan-anggapan serupa itulah kini mesti diputuskan dalam ilmu-pengetahuan. Setiap orang dapat menulis mengenai segala hal dan "kebebasan ilmu" justru terdiri atas orangorang yang dengan sengaja menulis mengenai hal-hal yang tidak mereka pelajari dan mengemukakannya sebagai satu-satunya metode yang benar-benar ilmiah. Namun Herr Dühring adalah salah satu tipe paling karakteristik dari ilmu-semu yang penuh-sok ini, yang di Jerman dewasa ini di mana-mana mendesakkan dirinya ke depan dan menenggelamkan segala sesuatu dengan omong-kosong muluk-muluk yang gegap-gempita. Omong-kosong sublim dalam puitri, dalam filsafat, dalam ekonomi, dalam historiografi; omong-kosong mulukmuluk yang mengklaim suatu keunggulan dan kedalaman pemikiran dalam membedakannya dari omong-kosong pasaran yang sederhana dari bangsa-bangsa lain; omong-kosong muluk-muluk, produk massal paling karakteristik dari industri intelektual Jerman --murah tapi buruk-- persis seperti barang-barang buatan-Jerman lainnya, hanya ia, malangnya, tidak dipamerkan bersama-sama di Philadelphia.26) Bahkan sosialisme Jerman akhir-akhir ini, teristimewa sejak contoh bagus dari Herr Dühring, telah gemar melakukan sejumlah besar omong-kosong muluk-muluk; kenyataan bahwa gerakan praktikal Sosial-Demokratik begitu pelit memmbiarkan dirinya disesatkan oleh omong-kosong muluk-muluk ini merupakan sebuah bukti lagi mengenai keadaan kesehatan yang luar biasa dari klas pekerja kita di sebuah negeri di mana, kecuali ilmu-pengetahuan alam, hampir segala sesuatu pada waktu sekarang sedang berpenyakitan. Ketika Nägeli, dalam pidatonya pada pertemuan para sarjana ilmualam di Munich, menyarakan gagasan bahwa pengetahuan manusia tidak akan pernah memperoleh watak kemaha-tahuan,27) ia pasti tidak mengetahui mengenai prestasi-prestasi Herr Dühring. Prestasi-prestasi ini telah memaksa diriku mengikutinya ke dalam sejumlah bidang di mana aku paling-paling dapat bergerak dalam kapasitas seorang diletante (pemerhati tetapi belum ahli). Ini terutama berlaku bagi berbagai cabang ilmu-pengetahuan alam, di mana hingga kini seringkali dianggap sebagai kepongahan bagi seseorang "awam" untuk ikut mengatakan sesuatu. Namun, aku sedikit banyak diberanikan, oleh sebuah ungkapan yang diucapkan --juga di Munich-- oleh Herr Virchow dan di tempat lain didiskusikan secara lebih terinci, bahwa di luar bidang keahliannya sendiri, setiap sarjana alam hanyhalah seorang setengah-pemula,28) vulgo: awam. Tepat sebagaimana seorang ahli seperti itu dapat dan mesti memberanikan diri kadang-kadang melanggar bidang-bidang bertetangga, dan diberi kelonggaran di sana oleh para ahli bersangkutan dalam hal kekurang-cermatan kekurangcermatan kecil dan kecanggungan dalam pengungkapan, maka telah kuberanikan diriku mengutib/menyitat proses-proses alamiah dan hukum-hukum alam sebagai contoh-contoh untuk membuktikan pandangan-pandangan teoretikalku secara umum, dan aku berharap bahwa diriku memperoleh kelonggaran-kelonggaran serupa.*) Hasilhasil yang dicapai oleh ilmu pengetahuan alam modern memaksakan diri pada setiap orang yang berurusan dengan masalah-masalah teoretikal dengan kekuatan tak-terelakkan yang sama yang mendorong ilmuwan alam dewasa ini mau-tak-mau pada kesimpulan-kesimpulan teoretikal umum. Dan di sini terjadilah suatu kompensasi tertentu. Apabila para ahli teori merupakan setengah-pemula di bidang ilmu pengetahuan alam, maka para sarjana alam dewasa ini sesungguhnya sama setengah-pemulanya di bidang teori, dalam bidang yang hingga kini disebut filsafat. Dalam setiap kurun, dan karenanya juga dalam kurun kita, pikiran teoretikal merupakan sebuah produk historikal, yang pada waktuwaktu berlainan mengambil bentuk-bentuk yang sangat berbeda dan, dengan begitu, isi/kandungan yang sangat berbeda pula. Ilmu mengenai pikiran karenanya, seperti semua ilmu lainnya, adalah suatu ilmu-pengetahuan historikal, ilmu-pengetahuan mengenai perkembangan historikal pikiran manusia. Dan ini juga penting sekali bagi penerapan pikiran secara praktikal di bidang-bidang empirikal. Karena, pertama-tama, teori hukum-hukum pikiran sama sekali bukanlah sebuah "kebenaran abadi" yang ditegakkan sekali dan untuk selamanya, sebagaimana penalaran filistine memba-yangkannya dengan kata "logika." Logika formal itu sendiri telah menjadi medan kontroversi yang sengit dari zaman Aristoteles hingga sekarang. Dan dialektika sejauh ini telah diteliti secara cukup mendalam hanya oleh dua pemikir, Aristoteles dan Hegel. Adalah justru dialektika itu yang merupakan bentuk pemikiran yang paling penting bagi ilmu pengetahuan-alam masa kini, karena hanya dialektika itulah menawarkan analogi bagi, dan dengan demikian metode penjelasan dari proses-proses evolusioner yang terjadi dalam alam, antar-kaitan antar-kaitan pada umumnya, dan transisi-transisi dari satu bidang penelitian ke bidang penelitian lainnya. Kedua, suatu pengenalan dengan jalannya evolusi pikiran manusia secara historikal, dengan pandangan-pandangan mengenai antarkaitan antar-kaitan umumnya di dunia eksternal yang diungkapkan pada berbagai waktu, diperlukan/disyaratkan oleh ilmu-pengetahun alam secara teoretikal karena alasan tambahan bahwa ia memenuhi sebuah kaidah mengenai teori-teori yang dikemukakan oleh ilmu itu sendiri. Namun, di sini kurangnya pengenalan sejarah filsafat cukup sering dan secara mencolok dipamerkan. Proposisi-proposisi yang diajukan dalam filsafat berabad-abad yang lalu, yang acapkali telah lama dikesampingkan secara filosofikal, seringkali dikemukakan oleh para ilmuwan alam yang berteori sebagai kearifan baru-"gres" dan bahkan telah menjadi mode untuk beberapa waktu lamanya. Memang suatu prestasi besar dari teori mekanikal tentang panas yang telah memperkuat azas mengenai konservasi energi dengan pengajuan bukti-bukti segar dan pengedepanannya kembali secara menonjol; tetapi mungkinkah azas ini muncul ke permukaan sebagai sesuatu yang mutlak baru jika para ahli fisika yang terhormat itu teringat kembali bahwa hal itu telah sudah dirumuskan oleh Descartes? Karena fisika dan kimia sekali lagi beroperasi nyaris secara ekslusif dengan molekul-molekul dan atom-atom, maka mau tidak mau filsafat atomik Yunani kuno telah tampil kembali ke depan. Namun betapa dangkalnya itu diperlakukan oleh yang terbaik di antara mereka! Demikianlah Kekulé berkata pada kita (Ziele und Leistungen der Chemie) bahwa Democritus, yang semestinya Leucippus, yang melahirkannya, dan ia berkukuh bahwa Dalton ialah yang paling pertama menyatakan keberadaan (eksistensi) atom-atom elementer yang secara kualitatif berbeda-beda dan adalah yang pertama pula menjulukkan pada atomatom itu berat-bobot berbeda-beda yang menjadi sifat berbagai unsur. Padahal, setiap orang dapat membaca dalam Diogenes Laertius (X, §§ 43-44 dan 61)28) bahwa Epicurus sudah menyatakan pada atom- atom itu perbedaan-perbedaan --tidak saja mengenai kebesaran (magnitude) dan bentuk, melainkan juga mengenai "berat," yaitu, ia dengan caranya sendiri sudah mengenal berat atomik dan volume atomik. Tahun 1848, yang sebenarnya tidak membawa apapun hingga suatu ketuntasan di Jerman, di Jerman sana hanya menghasilkan sebuah revolusi di bidang filsafat. Dengan terjun ke dalam bidang yang praktikal, dengan mendirikan permulaan-permulaan industri modern dan pengecohan, dengan memprakarsai kemajuan perkasa yang dialami ilmu-pengetahuan alam di Jerman dan yang dilantik oleh para pengkhotbah keliling yang seperti-karikatur, yaitu Vogt, Büchner, dan sebagainya, bangsa Jerman itu dengan tegas membalikkan dirinya dari filsafat klasik Jerman yang telah tersesat di padang pasir Hegelianisme-Lama Berlin. Hegelianisme-Lama Berlin memang layak menerima (perlakuan)itu. Tetapi suatu bangsa (nasion) yang berniat mencapai puncak-puncak ilmu-pengetahuan tidak mungkin berhasil tanpa pikiran teoretikal. Tidak hanya Hegelianisme, tetapi juga dialektika dibuang ke laut --dan itu justru pada saat sifat dialektikal dari proses-proses alamiah tanpa dapat ditahan memaksakan dirinya pada pikiran, manakala--karenanya--hanya dialektika dapat membantu ilmu-pengetahuan alam dalam menyeberangi bergunung-gunung teori-- maka itu timbullah suatu kelengangan tak-berdaya dalam metafisika-lama. Yang berlaku di kalangan umum sejak itu yalah, di satu pihak, refleksi-refleksi hambar akan Schopenhauer, yang digayakan bagi kesesuaian kaum filistin, dan kemudian bahkan bagi Hartmann; dan di pihak lainnya, materialisme vulgar pengkhotbahkeliling dari seorang Vogt dan seorang Büchner. Di universitasuniversitas, varitas-varitas eklektisisme yang paling beraneka-ragam bersaing satu sama lain dan hanya memiliki satu kesamaan, yaitu, bahwa kesemuanya itu hanya diramu dari sisa-sisa filsafat-filsafat lama dan bahwa kesemuanya itu sama-sama metafisikal. Segala yang diselamatkan dari sisa-sisa filsafat klasik adalah suatu neo-Kantianisme tertentu, yang kata-akhirnya yalah "benda-dalam-dirinya-sendiri" (thing-in-itself) yang selama-lamanya tidak-dapat-diketahui, yaitu, sekeping dari Kant yang paling tidak layak dilestarikan. Hasil akhirnya yalah inkoherensi (kengawuran/kekacauan) dan kebingungan pikiran teoretikal yang kini berkuasa. Orang nyaris tidak dapat memungut sebuah buku teori mengenai ilmupengetahuan alam tanpa memperoleh kesan bahwa para sarjana alam itu sendiri merasa betapa mereka itu dikuasai oleh kekacauan dan kebingungan itu, dan bahwa apa yang dinamakan filsafat yang kini beredar, sama sekali tidak menawarkan suatu jalan keluar kepada mereka. Dan di sini memang benar-benar tidak ada jalan keluar, tidak ada kemungkinan untuk mencapai kejelasan, kecuali dengan berbalik, dengan suatu atau lain bentuk, dari pemikiran metafisika kepada pemikiran dialektikal. Balik pada pemikiran dialektikal ini dapat berlangsung dalam berbagai cara. Ia dapat terjadi secara spontan, semata-mata karena kekuatan penemuan-penemuan ilmu-alam itu sendiri, yang menolak untuk membiarkan dirinya dipaksa ke dalam alas metafisika Procrustean lama. Tetapi itu suatu proses berkepanjangan yang menyita banyak tenaga, yang selama itu disertai sejumlah sangat banyak pergesekan tak-perlu yang mesti ditanggulangi. Sampai batas yang jauh proses itu sudah berlangsung, terutama dalam biologi. Ia dapat sangat dipersingkat jika para ahli teori di bidang ilmu-pengetahuan alam lebih mengakrabkan diri mereka dengan filsafat dialektikal dalam bentukbentuk yang telah ada secara historikal. Di antara bentuk-bentuk ini terdapat dua buah yang mungkin istimewa bermanfaat bagi ilmupengetahuan alam modern. Yang pertama ialah filsafat Yunani. Di sini pikiran dialektikal masih tampil dalam kesederhanaannya yang murni, masih belum terganggu oleh rintangan-rintangan penuh pukauan yang dipasang oleh metafisika abad ke tujuhbelas dan ke delapanbelas--Bacon dan Locke di Inggris, Wolff di Jerman-- dengan jalannya sendiri, dan yang dengan itu membendung kemajuannya sendiri, dari suatu pemahaman mengenai yang bagian pada suatu pemahaman mengenai yang menyeluruh, pada suatu wawasan mengenai antar-keterkaitan umum benda-benda. Di antara orang-orang Yunani --hanya karena mereka belum cukup maju untuk membedah, menelaah alam--alam masih dipandang sebagai suatu keutuhan, pada umumnya. Keterkaitan universal dari gejala-gejala alam tidak terbukti dalam hal partikularpartikular; bagi orang-orang Yunani ia adalah hasil dari kontemplasi langsung. Di sinilah letak ketidak-sepadannya (kekurangan) filsafat Yunani, yang karenanya, ia kemudian mesti mengalah pada gaya-gaya pandangan lain mengenai dunia. Tetapi di sini juga letak keunggulannya di atas semua lawan metafisikal mereka berikutnya. Apabila metafisika Yunani benar dalam hal partikular-partikular, maka dalam hal metafisika orang-orang Yunani itu benar pada umumnya. Itulah sebabnya mengapa kita dalam filsafat diharuskan, seperti juga di begitu banyak bidang lainnya, untuk kembali dan kembali lagi pada prestasi-prestasi orang-orang kecil yang bakat-bakat universal dan kegiatannya memastikan kepadanya suatu tempat di dalam sejarah perkembangan manusia yang tidak akan pernah dapat diklaim oleh orang-orang lain. Namun, sebab lainnya yalah, bahwa aneka bentuk filsafat Yunani dalam embrionya mengandung, dalam keadaan awal kelahirannya, hampir semua cara pandangan mengenai dunia di masamasa kemudian. Karena itu, ilmu-pengetahuan alam teoretikal juga dipaksa untuk kembali pada orang-orang Yunani apabila ia berhasrat menjejaki kembali sejarah asal-usul dan perkembangan azas-azas umum yang dipakainya dewasa ini. Dan wawasan ini semakin mendesakkan dirinya ke depan. Telah menjadi semakin langka contohcontoh mengenai para sarjana ilmu-alam yang, sambil sendiri menggarap fragmen-fragmen filsafat Yunani, misalnya atomika, seperti dengan kebenaran-kebenaran abadi, memandang rendah orang-orang Yunani dengan kecongkakan Baconian, karena orang-orang Yunani itu tidak memiliki ilmu-pengetahuan alam empirikal. Bagi wawasan ini saja jauh lebih baik untuk melangkah pada suatu pengenalan yang sungguh-sungguh akan filsafat Yunani. Bentuk dialektika yang kedua, yaitu yang paling dekat pada para naturalis Jerman, yalah filsafat Jerman klasik, dari Kant hingga Hegel. Di sini sudah dilakukan suatu permulaan, yaitu bahwa telah menjadi mode untuk kembali pada Kant, bahkan terpisah dari neo-Kantianisme yang disebut di muka. Sejak pengungkapan bahwa Kant adalah pengarang dari dua hipotesis yang brilyan, tanpa mana ilmupengetahuan alam teoretikal dewasa ini jelas-jelas tidak dapat maju-- teori, yang tadinya dijulukkan pada Laplace, mengenai asal-usul sistem matahari dan teori mengenai penghambatan peredaran (rotasi) bumi oleh pasang-surut--Kant kembali dihormati oleh kalangan sarjana ilmualam, sebagaimana yang memang layak diterima oleh Kant. Namun mempelajarai dialektika dalam karya-karya Kant akan merupakan suatu tugas yang sia-sia bersusah-payah dan berganjaran-kecil, karena kini telah terdapat, dalam karya-karya "Hegel," suatu kompendum yang serba-lengkap mengenai dialektika, sekalipun itu dikembangkan dari suatu titik-keberangkatan yang sama sekali salah. Setelah--di satu pihak--reaksi terhadap "filsafat alam" melepas dayanya dan merosot menjadi sekedar cercaan--suatu reaksi yang terutama dibenarkan oleh titik-keberangkatan yang salah ini dan degenerasi tak-berdaya dari Hegelianisme Berlin; dan sesudah, di pihak lain, ilmu-pengetahuan alam secara teramat mencolok ditinggalkan dalam keterpurukan oleh metafisika eklektik dewasa ini sehubungan dengan persyaratan-persyaratan teoretikalnya, barangkali ada kemungkinan untuk sekali lagi menyebut nama Hegel di depan para sarjana ilmu-alam tanpa meman-cing tarian St.Vitus yang dengan begitu mengasyikkan diperagakan oleh Herr Dühring. Pertama-tama sekali mesti ditegaskan bahwa masalahnya di sini sama sekali bukanlah hal mempertahankan titik-berangkat Hegel: bahwa jiwa, pikiran, ide, adalah primer dan bahwa dunia real hanyalah sebuah salinan (copy) dari ide itu. Feuerbach sudah meninggalkan hal itu. Kita semua sependapat, bahwa di setiap bidang ilmu-pengetahuan, dalam ilmu-pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan historikal, orang mesti mulai dari "faktum-faktum" (fakta) tertentu, dalam ilmupengetahuan alam, karenanya, dari berbagai bentuk material dan berbagai bentuk gerak materi;*) bahwa karena itu, juga dalam ilmupengetahuan alam antar- keterkaitan antar-keterkaitan tidak boleh dibangun ke dalam fakta, melainkan mesti ditemukan di dalamnya, dan manakala ditemukan, mesti diverifikasi sejauh mungkin lewat eksperimen. Ia juga bukan masalah mempertahankan isi dogmatik dari sistem Hegelian sebagaimana itu dikhotbahkan oleh para Hegelian Berlin dari aliran yang lebih tua dan aliran yang lebih muda. Maka itu, dengan jatuhnya titik-berangkat idealis, sistem yang dibangun di atasnya, khususnya filsafat alam Hegelian, juga ikut jatuh. Namun mesti diingatkan, bahwa polemik para sarjana ilmu-pengetahuan alam terhadap Hegel, sejauh mereka memang memahami Hegel secara tepat, semata-mata ditujukan terhadap kedua hal ini: yaitu, titikberangkat idealis itu, dan konstruksi (rancang-bangun) sistem itu yang sewenang-wenang dan mengingkari fakta.Setelah semua ini dijadikan pertimbangan, masih tersisalah dialektika Hegel. Adalah jasa Marx bahwa, berlawanan dengan Eníyovo yang cuma sedang-sedang, congkak, rewel, yang kini berbicara besar di Jerman yang berkebudayaan,28) ia yang pertama kali mengedepankan kembali metode dialektikal yang telah dilupakan, kaitannya dengan dialektika Hegelian dan perbedaannya dari yang tersebut belakangan itu, dan sekaligus telah menerapkan metode ini dalam Capital pada/atas faktum-faktum suatu ilmu-pengetahuan empirikal, ekonomi politik. Dan ia melakukannya sedemikian berhasil sehingga, bahkan di Jerman, aliran ekonomi yang lebih baru melampaui sistem perdagangan-bebas yang vulgar hanya dengan menyalin dari Marx (dan seringkali secara tidak tepat), dengan berdalih (berpura-pura) mengritiknya. Dalam dialektika Hegel masih berlaku inversi yang sama dari semua antar-keterkaitan seperti dalam semua cabang lainnya dalam sistemnya. Tetapi, sebagaimana dikatakan Marx: "Mistifikasi yang diderita dialektika dalam tangan Hegel, sedikitpun tidak menghalanginya untuk menjadi yang paling pertama menyajikan bentuk keberlakuannya (bekerjanya) secara umum secara komprehensif dan sadar. Dengan Hegel dialektika itu berdiri di atas kepalanya. Ia mesti dibalikkan agar berdiri secara benar, apabila orang hendak menemukan inti-rasional di dalam kulit mistikalnya."29) Namun, di dalam ilmu-pengetahuan alam sendiri, kita cukup sering berjumpa dengan teori-teori di mana hubungan yang sesungguhnya diberdirikan di atas kepalanya, refleksinya diambil dari bentuk aslinya dan yang karena itu perlu/mesti dibalikkan agar berdiri secara benar (di atas kakinya). Teori-teori seperti itu cukup sering berdominasi selama waktu panjang. Manakala selama hampir dua abad panas itu dipandang sebagai suatu substansi istimewa yang misterius, dan bukannya suatu bentuk gerak dari materi biasa, itu justru merupakan satu kasus seperti itu dan teori mekaninal mengenai panas melaksanakan pembalikan itu tadi. Namun begitu, fisika yang didominasi oleh teori kalorik menemukan serangkaian hukum yang sangat penting mengenai panas dan membuka jalan, khususnya melalui Fourier30) dan Sadi Carnot, bagi konsepsi yang benar, yang kini untuk bagiannya mesti membalikkan secara tepat hukum-hukum yang ditemukan oleh pendahulunya, untuk menerjemahkannya ke dalam bahasanya sendiri.*) Demikian pula, di dalam ilmu-kimia (chemistry), teori flogistika (phlogistics) pertama-tama memberikan bahannya, dengan seratus tahun kerja-eksperimental, dengan bantuan itu Lavoisier berhasil menemukan --di dalam oksigen yang diperoleh Priestley-- antipode sesungguhnya dari flogiston yang fantastik itu dan dengan demikian dapat membuang ke laut seluruh teori flogistika. Tetapi ini sama sekali tidak menyingkirkan hasil-hasil eksperimental mengenai ilmu-pengetahuan flogistika. Bahkan sebaliknya daripada itu. Mereka itu bertahan, hanya formulasinya yang dibalikkan, diterjemahkan dari flogistika ke dalam bahasa kimiah yang kini berlaku dan dengan demikian mempertahankan kesahihannya. Hubungan dialektika Hegelian dengan dialektika rasional adalah sama seperti hubungan teori kalorik dengan teori mekanikal mengenai panas dan hubungan teori flogistika dengan teori Lavoisier. INTRODUKSI oleh Friedrich Engels Hanya ilmu alam modern yang telah mencapai suatu perkembangan menyeluruh, sistematik, ilmiah, jika dibandingkan dengan intuisi-intuisi filosofikal-alam yang jenius dari zaman kuno dan penemuan-penemuan bangsa Arab yang luar-biasa penting namun sporadik, yang sebagian besarnya lenyap tanpa hasil-hasil--ilmu alam modern ini berasal dari, seperti semua sejarah zaman akhir-akhir ini, dari zaman perkasa yang oleh orang-orang Jerman disebut Reformasi sesudah malapetaka nasional yang menimpa Jerman pada waktu itu, dan yang disebut Renaisans oleh orang Perancis dan Cinquecento (secara harfiah berarti yang limaratus, yaitu abad ke enam-belas) oleh orang-orang Italia, walaupun tidak satupun dari nama-nama itu dapat secara sepenuhnya melukiskannya. Itulah zaman yang lahir pada paroh pertama abad ke lima-belas. Golongan kerajaan, dengan dukungan kaum warga kotakota, mematahkan kekuasaan bangsawan feodal dan mendirikan monarki-monarki besar, yang pada pokoknya berdasarkan kebangsaan, yang di dalamnya bangsa-bangsa Eropa modern dan masyarakat burjuis modern berkembang; dan sementara kaum warga dan kaum ningrat saling bergulat satu sama lain, perang tani di Jerman secara nubuat meramalkan perjuangan-perjuangan klas masa-depan, yang tidak hanya mengangkat kaum tani yang memberontak itu ke atas pentas --yang tidak merupakan hal baru lagi--melainkan, di belakang mereka, permulaan-permulaan dari proletariat modern, dengan bendera merah di tangan dan tuntutan pemilikan bersama atas bibirbir mereka. Di dalam manuskrip-manuskrip yang diselamatkan dari keruntuhan Bisantium, pada patung-patung kuno yang digali dari reruntuhan Roma, suatu dunia baru telah terungkap bagi Barat yang terpukau, yaitu dunia Yunani kuno; roh-roh Abad Pertengahan lenyap dihadapan bentuk-bentuknya yang gemilang; Italia bangkit pada suatu pemegaran seni yang tak-terbayangkan, yang tampak seperti suatu pencerminan kekunoan klasik yang tidak pernah dicapai lagi di kemudian hari. Di Italia, Perancis dan Jerman lahir suatu kesusasteraan baru, kesusasteraan modern pertama, yang tidak lama kemudian disusul olleh zaman-zaman klasik kesusasteraan Inggris dan Spanyol. Batas orbis terrarum (=bulatan negeri-negeri, sebuah istilah yang dipakai orang Romawi kuno untuk bumi) telah ditembus; baru sekarang dunia benar-benar diketemukan dan landasan diletakkan bagi perdagangan dunia dan peralihan dari kerajinan tangan pada manufaktur, yang pada gilirannya merupakan titik-awal bagi industri modern berskala besar. Kediktatoran spiritual Gereja telah pecah berantakan; ia secara langsung dibuang oleh mayoritas bangsa-bangsa germanik, yang memeluk Protestantisme, sedangkan di kalangan orang-orang Latin, suatu semangat pikiran bebas yang ceria, yang diambil-alih dari orang-orang Arab dan dipupuk oleh filosofi Junani yang baru ditemukan kembali, semakin berakar dan mempersiapkan jalan bagi materialisme abad ke delapan-belas. Revolusi progresif terbesar yang hingga saat itu pernah dialami oleh umat-manusia, suatu zaman yang menuntut raksasa-raksasa dan melahirkan raksasa-raksasa-- raksasa-raksasa dalam kemampuan berpikir, kemauan dan nafsu, dan watak, dalam keuniversalan dan pengetahuan. Orang-orang yang membentuk kekuasaan burjuasi modern memiliki segala-galanya kecuali keterbatasan burjuis. Sebaliknya, sifat petualangan zaman itu hingga batas-batas tertentu mengilhami mereka. Hampir tidak ada tokoh penting yang hidup pada zaman itu yang tidak berlanglang-buana amat luasnya, yang tidak menguasai empat atau lima bahasa, yang tidak cemerlang dalam sejumlah bidang. Leonardo da Vinci bukan saja seorang pelukis besar, tetapi juga seorang ahli matematika, mekanika dan insinyur besar, dan kepadanyalah berbagai-bagai cabang ilmu fisika berhutang penemuanpenemuan yang amat penting; Albrecht Durer seorang pelukis, pemahat, pematung, arsitek, dan menambahkan penemuan baru suatu sistem perbentengan yang mewudjudkan banyak ide-ide yang lama kemudian dilanjutkan lagi oleh Montalembert dan oleh ilmupengetahuan Jerman modern mengenai perbentengan. Machiavelli adalah seorang negarawan, sejarahwan, penyair dan juga pengarang militer terkemuka pertama dari zaman modern. Luther tidak saja membersihkan kandang Augeas dari Gereja, tetapi juga kandang bahasa Jerman; ia menciptakan prosa Jerman modern dan menggubah teks dan melodi himne kemenangan yang menjadi Marseillaise abad ke enam-belas. Karena pahlawan-pahlawan zaman itu masih belum diperhambakan pada pembagian kerja, yang akibat-akibat pengekangannya, dengan hasil kesatu-segian (keterbatasan dalam pengetahuan), begitu sering kita lihat pada penerus-penerus mereka. Namun yang teristimewa karakteristik pada mereka itu ialah bahwa mereka hampir semuanya menjalani kehidupan-kehidupan dan aktivitas-aktivitas mereka di tengah-tengah gerakan-gerakan sezaman, dalam perjuangan-praktikal; mereka berpihak dan bergabung dalam perjuangan itu, yang seorang dengan berbicara dan menulis, yang lainnya dengan pedang, dan banyak dari mereka melakukan keduaduanya. Dari situlah keutuhan dan kekuatan watak menjadikan mereka itu manusia-manusia lengkap. Orang-orang ruangan baca merupakan pengecualian: menjadi orang dari peringkat kedua atau ketiga ataupun filistin-filistin yang terlalu berhati-hati untuk ikut melibatkan diri mereka. Pada waktu itu ilmu alam juga bergerak di tengah-tengah revolusi umum dan sendirinya sepenuhnya revolusioner; karena harus berjuang untuk dan merebut hak hidupnya. Berdampingan dengan orang- orang besar Italia yang melahirkan filosofi modern, ia menyerahkan suhadasuhadanya pada tiang pembakaran dan penjara-penjara Inkuisisi. Dan sungguh karakteristik bahwa kaum Protestan bahkan melebihi kaum Katolik dalam penghambatan dan penganiayaan penyelidikan bebas mengenai alam. Calvin membakar Servetus ketika yang tersebut belakangan itu nyaris menemukan jalan peredaran darah, dan Servetus itu dibiarkan terpanggang hidup-hidup selama dua jam; bagi Inkuisisi setidak-tidaknya telah dicukupkanlah dengan cuma membakar Giodano Bruno hingga mati. Tindakan revolusioner ilmu alam yang menyatakan kebebasan dirinya dan, yang diulangi dengan pembakaran Dekrit papal (dekrit tahta suci - paus) adalah penerbitan karya abadi dengan mana Copernikus, walaupun dengan takut-takut dan boleh dikata hanya dari ranjang sekaratnya, menantang otoritas kegerejaan dalam masalah-masalah alam. Emansipasi ilmu alam dari teologi berasal-mula dari masa itu, sekalipun perselisihan dan penyelesaian akhir mengenai tuntutantuntutan (klaim) tertentu secara timbal-balik masih berlarut-larut hingga zaman kita sekarang dan dalam pikiran masih jauh daripada tuntas. Namun, sejak waktu itu, perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan berlanjut dengan langkah-langkah raksasa, dan, dapat dikatakan, menjadi semakin kuat dalam proporsi pangkat-dua jaraknya dari titik berangkatnya. Seakan-akan pada dunia mesti dibuktikan bahwa untuk selanjutnya maka hukum gerak yang berlaku bagi produkt tertinggi materi organik, yaitu pikiran manusia, adalah berlawanan dengan hukum gerak yang berlaku bagi zat inorganik. Pekerjaan utama pada periode pertama ilmu alam yang kini terbuka ialah menguasai material yang seketika berada di depan mata. Di kebanyakan bidang suatu permulaan harus dilakukan dari yang paling awal. Zaman kuno telah mewariskan sistem solar Euclid dan Ptolemaic; orang-orang Arab telah meninggalkan notasi desimal, dasar-dasar aljabar, bilangan-bilangan modern, dan alkimia; Abad-abad Pertengahan Kristiani tidak meninggalkan apapun. Dengan sendirinya, dalam keadaan ini ilmu pengetahuan alam yang paling elementer, mekanika mengenai benda-benda bumi dan angkasa, menduduki tempat pertama, dan menyertainya --sebagai dayang-dayangnya-- penemuan dan penyempurnaan metode-metode matematikal. Karyakarya besar telah dihasilkan di sini. Pada akhir periode itu, dikarakterisasi oleh Newton dan Linnaeus, kita dapati cabang-cabang ilmu ini mencapai suatu kesudahan tertentu. Ciri-ciri dasar metodemetode matematikal yang paling hakiki telah ditegakkan: geometri analitikal terutama oleh Descartes, logaritma oleh Napier, dan perhitungan-perhitungan diferensial dan integral oleh Leibniz dan barangkali juga Newton. Keadaan itu berlaku juga bagi mekanika benda-benda padat, yang hukum-hukum utamanya telah dibikin jelas untuk selamanya. Akhirnya, dalam astonomi sistem matahari, Kepler menemukan hukum-hukum gerak planeter dan Newton merumuskan itu dari sudut pandangan hukum-hukum umum mengenai gerak materi. Cabang-cabang ilmu alam lainnya masih jauh daripada sampai pada bahkan kesimpulan pendahuluan ini. Baru pada akhir periode itu mekanika mengenai benda-benda cair dan gas mendapatkan perlakuan lebih lanjut. [Torriceli dalam hubungan dengan pengaturan aliran-aliran pegunungan Alpine]. Ilmu fisika sendiri masih belum melampaui awal-awal permulaannya, kecuali dalam hal optika, yang memperoleh kemajuan luar-biasa dikarenakan kebutuhan-kebutuhan praktikal astronomi. Dengan teori flogestik (Phlogestic theory: teori yang berlaku dalam ilmu kimia selama abad-abad ke tujuh-belas dan delapan-belas yang menyatakan bahwa pembakaran [combustion] terjadi karena kehadiran benda-benda tertentu suatu zat istimewa yang diberi nama phlogiston), ilmu kimia baru saja beremansipasi dari alkimia. Geologi masih belum melampaui tahap embrionik mineralogi; maka oleh karenanya palaeontologi sama sekali masih belum mungkin ada. Akhirnya, di bidang biologi, kesibukan pokok masih saja dengan pengumpulan dan penyaringan pertama atas material yang luar-biasa banyaknya, tidak saja yang botanikal dan zoologikal, tetapi juga anatomikal dan fisiologikal itu sendiri. Nyaris tidak ada sama-sekali pembicaraan mengenai perbandingan atas berbagai bentuk kehidupan, penyelidikan mengenai distribusi geografikal dan klimatologikal kondisi-kondisi kehidupan mereka dan sebagainya. Di sini hanya botani dan zoologi sampai pada suatu pendekatan kesimpulan berkat Linnaeus. Tetapi, yang secara istimewa mengkarakterisasi periode ini ialah uraian suatu pandangan umum yang khas, yang titik sentralnya yalah pandangan mengenai kekekalan alam secara mutlak. Dengan jalan atau cara apapun alam itu sendiri telah lahir, sekali ia telah berada maka ia tetap sebagaimana adanya itu untuk selama-lamanya. Planetplanet dan satelit-satelitnya, satu kali mereka itu digerakkan oleh "impulse pertama" misterius itu, berputar dan berputar terus-menerus menurut elips-elips mereka yang sudah ditentukan untuk selamalamanya atau bagaimanapun hingga akhir segala sesuatu. Bintangbintang untuk selama-lamanya terpancang dan tidak dapat berpoindah dari tempat-tempat mereka, saling menahan satu sama lain di tempat masing-masing itu karena "gaya-berat semesta." Bumi telah bertahan tanpa perubahan apapun sejak keabadian atau --jika anda lebih menyukainya-- sejak saat penciptaannya. "Kelima benua" zaman sekarang itu telah selamanya ada, dan benua-benua itu selamanya dengan gunung-gunung, lembah-lembah dan sungai-sungai serta iklimiklim mereka, flora dan fauna yang ksama, kecuali dan sejauh terjadinya perubahan atau transplantasi oleh tangan manusia. Spesies tanaman dan binatang, telah ditetapkan sekali dan untuk selamanya ketika mereka lahir; yang serupa secara terus-menerus menghasilkan yang serupa itu pula, dan sungguh luar-biasa bagi Linnaeus dengan pengakuannya bahwa di sana sini mungkin sekali spesies baru telah lahir lewat persilangan. Dibandingkan dengan sejarah kemanusiaan yang berkembang dalam waktu, maka pada sejarah alam dianggap terjadinya suatu penghamparan dalam ruang saja. Semua perubahan, semua perkembangan dalam alam, diingkari, dinegasi. Ilmu alam, yang begitu revolusioner pada awal-mulanya, tiba-tiba mendapatkan dirinya dihadapkan pada suatu alam yang sama-sekali konservatif, di mana segala sesuatu itu dewasa ini adalah seperti adanya pada permulaan dan di mana--hingga akhir dunia atau untuk selama-lamanya-- segala sesuatu itu akan tetap sebagaimana adanya sejak awal. Betapapun tingginya ilmu alam pada paroh pertama abad ke delapanbelas itu berada di atas zaman kuno Yunani dalam pengetahuan dan bahkan dalam penyaringan materialnya, ia masih berada di bawahnya dalam hal penguasaan material itu secara ideologikal, dan pandangan umumnya mengenai alam. Bagi para filosof Yunani, dunia itu pada hakekatnya merupakan sesuatu yang telah timbul dari khaos (kekacaubalauan), sesuatu yang telah berkembang, sesuatu yang telah menjadi. Bagi ilmuwan-ilmuwan alam periode yang kita bicarakan itu, dunia itu adalah sesuatu yang menulang (mengeras), sesuatu yang tidak dapat berubah, dan bagi kebanyakan dari mereka itu sesuatu yang telah dijadikan (dibuat) dengan sekali pukul. Ilmu pengetahuan masih terlibat (terperangkap) dalam sekali dalam teologi. Di manamana ia mencari dan menemukan suatu impuls dari luar sebagai hal hakiki yang tidak dapat dijelaskan dari alam itu sendiri. Bahkan apabila daya-tarik (atraksi), yang dengan gagah-gagahan ditahbiskan oleh Newton "gaya-berat semesta," dipahami sebagai suatu sifat hakiki dari materi, dari manakah datangnya kekuatan tangensial (yang meninggalkan pusat) yang tidak dapat dijelaskan itu dan yang melahirkan orbit-orbit planet-planet? Dan bagaimana, di atas segalagalanya, kelahiran manusia itu, karena betapapun telah pasti bahwa manusia tidaklah berada sejak keabadian? Atas pertanyaanpertanyaan seperti itu ilmu alam terlalu sering menjawab dengan mempertanggung-jawabkan itu pada pencipta segala sesuatu. Copernicus, pada awal periode itu, menyingkirkan semua teologi; Newton menutup periode itu dengan mendalilkan suatu impulse adikodrati pertama. Gagasan umum tertinggi yang telah dicapai oleh ilmu alam ini yalah mengenai terdapatnya maksud-tujuan pada pengaturan alam itu, teleologi dangkal dari Wolff, yang menyatakan bahwa kucing diciptakan untuk memangsa tikus, tikus untuk dimakan kucing, dan seluruh alam yalah untuk membuktikan kearifan sang pencipta. Yang paling bernilai dari filosofi periode itu yalah bahwa ia tidak sampai membiarkan dirinya disesatkan (dilanturkan) oleh keadaan ilmu pengetahuan alam sezaman yang terbatas itu, bahwa -- dari Spinoza hingga kaum materialis Perancis yang besar itu--ia bersikeras menjelaskan dunia dari dunia itu sendiri dan membiarkan pembenarannya secara terperinci pada ilmu alam masa-depan. Aku memasukkan kaum materialis abad ke delapan-belas dalam periode ini karena tidak tersedia material ilmiah yang alamiah bagi mereka itu kecuali yang dilukiskan di atas. Karya Kant yang amatmenentukan pada zamannya masih merupakan suatu rahasia bagi mereka, dan Laplace baru muncul lama sesudah mereka. Jangan kita lupa bahwa pandangan yang sudah kuno mengenai alam ini, walaupun sudah banyak dibolongi (disanggah kebenarannya) oleh kemajuan ilmu, masih menguasai/mendominasi seluruh paroh pertama abad ke sembilan-belas;*) dan dalam isinya bahkan hingga kini diajarkan di semua sekolahan.a) Terobosan pertama dalam pandangan mengenai alam yang bagaikan membatu ini tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan alam melainkan oleh seorang filosof. Pada tahun 1755 muncullah karya Kant General Natural History and Theory of the Heavens. Masalah impuls pertama telah disingkirkan; bumi dan seluruh sistem solar muncul sebagai sesuatu yang telah menjadi dalam peredaran waktu. Seandainya mayoritas terbesar para ilmuwan alam tidak begitu enggan dalam berpikir--yang oleh Newton diungkapkan dalam peringatan: Ilmu Fisika, waspadailah metafisika!,-- mereka tentunya, dari penemuan tunggal Kant yang jenius ini, menarik kesimpulan-kesimpulan yang menyelamatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan yang tiada-habis-habisnya dan tersia-sianya waktu dan kerja yang tidak terhitung banyaknya pada arah yang palsu itu. Karena penemuan Kant mengandung titik-tolak bagi semua kemajuan selanjutnya. Apabila bumi itu sesuatu yang telah menjadi, maka keadaan geologikal, geografikal dan klimatiknya sekarang, dan tanaman-tanaman dan binatang-binatangnya secara serupa, mestinya juga sesuatu yang telah menjadi; ia mestinya mempunyai suatu sejarah tidak hanya dalam ko-eksistensi dalam ruang, melainkan juga dalam urutan dalam waktu. Seandainya seketika itu penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut secara tegas dilakukan dalam arah ini, maka ilmu alam itu tentunya jauh lebih maju daripada keadaannya sekarang. Namun, apakah yang dapat diharapkan dari filosofi? Karya Kant tetap saja tanpa hasil-hasil segera, sampai banyak tahun kemudian Laplace dan Herschel menguraikan isinya dan membuktikannya secara lebih terinci, dan dengan begitu secara berangsur-angsur mendapatkan pengakuan bagi "hipotesis kabut-bintang (nebular)" [Nebular hypothesis = hipotesis bahwa benda-benda langit berasal-muasal dari kabut-kabut bintang berpijar]. Penemuan-penemuan berikutnya mendatangkan kemenangan; yang terpenting di antaranya yalah: gerak bintangbintang tetap itu sendiri, pembuktian suatu zat-antara yang resistant (berlawan) dalam ruang kosmik; bukti yang diberikan oleh analisis spektral mengenai keidentikan kimiawi dari materi kosmik dan terdapatnya massa-massa kabut berpijar seperti yang didalilkan oleh Kant. [Aksi penghambatan pasang dalam olakan (rotation), juga oleh Kant, yang baru sekarang difahami.] Namun, masih dapat disangsikan apakah mayoritas ilmuwan-ilmuwan alam akan begitu cepat menyadari kontradiksi dari suatu bumi yang berubah padahal dianggap mengandung organisme-organisme kekal (immutable = tidak berubah-ubah), seandainya menyingsingnya konsepsi bahwa alam tidak saja ada, melainkan telah menjadi berada dan menjadi tidak berada, tidak mendapatkan dukungan dari suatu sumber lain. Geologi telah bangkit dan menunjukkan bahwa, lapisanlapisan bumi tidak saja terbentuk secara berurutan dan didepositkan satu di atas yang lainnya, melainkan juga kulit-kulit (selongsong) dan kerangka-kerangka tulang binatang-binatang yang sudah punah dan pokok-pokok batang, dedaunan dan buah-buahan tanaman-tanaman yang sudah tiada lagi yang terkandung dalam lapisan-lapisan itu. Orang harus menetapkan pikirannya untuk mengakui bahwa tidak hanya bumi sebagai suatu keutuhan, melainkan juga permukaannya yang sekarang dan tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup di atasnya memiliki suatu sejarah dalam waktu. Mula-mula pengakuan itu terjadi dengan penuh keengganan. Teori Cuvier mengenai putaran-putaran (revolutions) bumi adalah revolusioner dalam kata-kata dan reaksioner dalam isinya. Gantinya suatu penciptaan adikodrati tunggal diajukannya suatu deretan penuh tindakan-tindakan penciptaan yang berulang-ulang, menjadikan keajaiban suatu pengungkit hakiki dari alam. Lyell mula-mula menjadikan geologi dapat dimengerti dengan menggantikan revolusirevolusi dadakan karena suasana-suasana (-hati) sang pencipta dengan efek-efek berangsur-angsur dari suatu transformasi lamban dari bumi.b) Teori Lyell lebih tidak cocok lagi daripada teori-teori pendahulupendahulunya dengan asumsinya mengenai spesies organik yang tetap (konstan). Transformasi bertahap dari permukaan bumi dan semua kondisi kehidupan secara langsung membawa pada transformasi berangsur-angsur dari organisme-organisme dan penyesuaian mereka pada lingkungan yang berubah, pada keanekaragaman spesies. Namun tradisi merupakan suatu kekuatan tidak saja dalam Gereja Katolik melainkan juga dalam ilmu pengetahuan alam. Selama bertahun-tahun Lyell sendiri tidak melihat kontradiksi itu, dan murid-muridnya lebih-lebih lagi. Ini hanya dapat dijelaskan oleh pembagian kerja yang sementara itu telah menjadi dominan dalam ilmu alam, yang sedikit banyak membatasi setiap orang pada bidang khususnya, karena hanya ada sedikit saja dari antara mereka yang tidak dilucuti dari suatu pandangan yang menyeluruh. Dalam pada itu fisika telah maju dengan pesat, dengan hasil- hasilnya secara hampir serentak disimpulkan oleh tiga orang berbeda pada tahun 1842, yang mempunyai arti bersejarah bagi cabang ilmu pengetahuan alam. Mayer di Heilbronn dan Joule di Manchester memperagakan transformasi panas menjadi energi mekanikal dan dari energi mekanikal menjadi panas. Penentuan kesetaraan panas mekanikal menempatkan hasil ini pada kedudukan yang kokoh. Secara serentak, hanya dengan menggalakkan hasil-hasil fisikal secara terpisah-pisah yang sudah dicapai itu, Grove--yang profesinya bukan seorang ilmuwan alam, melainkan seorang pengacara Inggris--telah membuktikan bahwa semua yang dinamakan energi fisikal, energi mekanikal, panas, cahaya, elektrisitas, magnetisme, dan bahkan yang dinamakan energi kimiawi, ditransformasikan yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaan-keadaan tertentu tanpa kehilangan energi yang timbul, dan dengan demikian membuktikan lebih lanjut--sejalan garisgaris fisikal--azas Descartes bahwa kuantitas gerak yang terdapat di dunia adalah tetap (konstan). Dengan itu maka energi-energi fisikal istimewa, yaitu yang seakan-akan merupakan "spesies" fisika yang tidak berubah-ubah, itu dipecahkan menjadi berbagai-bagai bentuk gerak materi yang didiferensiasi, saling-beralih yang satu menjadi yang lainnya menurut hukum-hukum tertentu. Keberadaan sekian dan sekian banyak energi fisikal secara kebetulan dilenyapkan dari ilmu pengetahuan oleh bukti saling-hubungan saling-hubungan dan peralihan-peralihan (transisi) mereka. Ilmu fisika, seperti astronomi sebelumnya, telah sampai pada suatu hasil yang tidak-dapat-tidak menunjuk pada daur materi secara abadi dalam gerak sebagai kesimpulan terakhir. Perkembangan ilmu kimia yang pesat dan mengagumkan sejak Lavoisier, dan teristimewa sejak Dalton, telah menyerang konsepsikonsepsi lama mengenai alam dari suatu aspek lain. Preparasi dengan bahan-bahan majemuk inorganik yang hingga saat itu hanya diproduksi dalam organisme yang hidup membuktikan bahwa hukumhukum kimia mempunyai keberlakuan yang sama bagi benda-benda organik maupun inorganik, dan hingga jauh menjembatani jurang antara alam inorganik dan organik, suatu jurang yang menurut anggapan Kant selamanya tidak dapat dilewati. Akhirnya, juga di bidang penelitian biologikal, terutama perjalananperjalanan dan ekspedisi-ekspedisi ilmiah yang secara sistematikal telah diorganisasi sejak pertengahan abad yang lalu, semakin tuntasnya eksplorasi koloni-koloni Eropa di semua bagian dunia oleh ahli-ahli yang tinggal di tempat-tempat itu, dan selanjutnya kemajuan palaeontologi, anatomi, dan fisiologi pada umumnya, khususnya sejak penggunaan mikroskop secara sistematik dan penemuan sel, telah mengakumulasi begitu banyak bahan sehingga penterapan metode perbandingan (komparatif) menjadi mungkin dan sekaligus diharuskan. ["Embriologi."] Di satu pihak, kondisi-kondisi kehidupan berbagai flora dan fauna ditentukan lewat geografi fisikal komparatif; di lain pihak, berbagai-bagai organisme diperbandingkan satu sama lain menurut organ-organ yang sama-hubungan (homolog), dan ini tidak saja dalam kondisi mereka yang matang melainkan pada semua tahap perkembangan mereka. Semakin mendalam dan cermat penelitian ini dilaksanakan, semakin buyar sistem yang kaku dari sifat organik yang tetap tak-dapat-berubah itu pada sentuhannya. Tidak saja spesies tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang terpisah-pisah itu menjadi semakin menyatu tidak-dapat dibeda-bedakan, tetapi muncul binatang-binatang, seperti amfioksus (amphioxus = lancelet. Binatang kecil seperti ikan, kira-kira panjang 5 sentimeter, ditemukan di samudera-samudera India dan Pasifik dekat pantai semenanjung Malaya dan Jepang, di Lautan Tengah dan Laut Hitam, dan di lain-lain tempat. Ia merupakan suatu bentuk peralihan dari binatang- binatang tidak-bertulang-belakang menjadi yang bertulang-belakang.) dan lepidosiren (Lepidosiren; ikan berparu-paru, yang dilengkapi dengan insang-insang dan paru-paru, ditemukan di Amerika Selatan), yang membuyarkan semua klasifikasi sebelumnya,c) dan akhirnya organisme-organisme yang dijumpai tanpa dapat dipastikan apakah mereka termasuk dunia tanaman atau dunia hewan. Semakin lama semakin banyak kekosongan dalam rekaman palaeontologikal terisi, memaksa bahkan yang paling berenggan-enggan mengakui adanya kesejalanan yang mencolok antara sejarah evolusioner dunia organik dalam keseluruhannya dan dari organisme individual, benang Ariadne yang akan memandu untuk keluar dari labirin yang di dalamnya botani dan zoologi tampak semakin lama semakin tersesat. Sungguh karakteristik bahwa, hampir serentak dengan serangan Kant terhadap kekekalan sistem solar, C.F.Wolff pada tahun 1759 melancarkan serangan pertama terhadap ketetapan (keterpancangan) spesies dan memproklamasikan teori mengenai keturunan (asal-usul). Namun yang pada Wolff hanya merupakan suatu antisipasi yang cemerlang, mendapatkan wujudnya yang kokoh di tangan Oken, Lamarck, Baer, dan secara gemilang dilanjutkan oleh Darwin pada tahun 1850, tepat 100 tahun kemudian. Hampir secara serentak telah dibuktikan bahwa protoplasma dan sel itu, yang sudah dibuktikan menjadi pembentuk dasar morfologikal yang paling menentukan dari semua organisme, timbul sebagai bentuk-bentuk organik paling rendah yang hidup secara mandiri. Hal ini tidak saja mengurangi jurang antara alam inorganik dan alam organik hingga pada minimumnya, melainkan menyingkirkan salah salah kesulitan paling hakiki yang sebelumnya merintangi jalan teori mengenai keturunan (asal-usul) organisme-organisme itu. Konsepsi baru mengenai alam telah lengkap dalam ciri-ciri utamanya: semua kekejuran telah buyar, semua keterpancangannya buyar, semua kekhususannya yang dianggap kekal telah menjadi sementara, keseluruhan alam dibnuktikan sebagai bergerak dalam perubahan dan daur-daur abadi. _________ Dengan demikian kita sekali lagi telah kembali pada cara pemikiran pendiri-pendiri besar dari filosofi Yunani: bahwa seluruh alam, dari benda yang paling kecil hingga yang paling besar, dari butir-butir tanah pasir hingga matahar-matahari, dari Protista hingga manusia, mempunyai keberadaannya dalam menjadi-berada dan menjadi-tidakberada secara abadi, dalam perubahan yang terus-menerus, dalam gerak dan perubahan tanpa-henti-hentinya. Namun dengan perbedaan hakiki bahwa yang bagi orang-orang Yunani adalah suatu intuisi yang menakjubkan adalah dalam hal kita hasil penelitian ilmiah yang seketat-ketatnya berdasarkan pengalaman, dan karenanya tampil dalam bentuk yang lebih pasti dan jelas. Memang, bukti empirikal mengenai gerak siklikal (cyclical = daur) tidaklah sepenuhnya bebas dari kesenjangan-kesenjangan, namun itu tidaklah banyak berarti jika dibandingkan dengan yang sudah ditegakkan secara kokoh, dan setiap tahun demi tahun mereka menjadi semakin diisi. Dan bagaimana bukti secara terinci itu dapat selengkap-lengkapnya bila diingat bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan yang paling mendasar --astronomi trans-planeter, ilmu kimia, geologi-- memiliki keberadaan ilmiah yang cuma hampir seratus tahun usianya, dan metode komparatif dalam fisiologi baru limapuluh tahun, dan bahwa bentuk dasar dari hampir semua perkembangan vital, yaitu sel itu, merupakan suatu penemuan yang belum sampai empatpuluh tahun usianya! _________ Matahari-matahari dan sistem-sistem soal yang tidak terhitung banyaknya dari pulau kosmik kita, yang dibatasi oleh cincin-cincin perbintangan yang paling jauh-di-luar Bimasakti, yang dikembangkan oleh kontraksi(pemadatan) dan pendiginan massa-massa uap yang memijar dan berpusingan, hukum-hukum gerak yang daripadanya barangkali akan terungkap setelah pengamatan-pengamatan selama beberapa abad, telah memberikan kepada kita suatu wawasan mengenai gerak bintang-bintang itu sendiri. Jelaslah bahwa perkembangan ini tidak berlangsung dalam laju yang sama. Keberadaan matahari-matahari gelap --tidak saja benda-benda planeter-- yaitu matahar-matahari yang mati dalam sistem perbintangan kita, semakin mengesankan dirinya pada astronomi (Madler); di lain pihak (menurut Secchi), sebagian dari kabut bintang yang serba-uap itu termasuk dalam sistem perbintangan kita sebagai matahar-matahari yang belum selesai, dengan demikian tidaklah dimustahilkan bahwa kabut-kabut bintang lainnya, seperti ditegaskan oleh Madler, adalah pulau-pulau kosmik mandiri yang jauh jaraknya, dengan tahap perkembangan relatif yang mesti ditentukan dengan spektroskop. Bagaimana suatu sistem soal berkembang dari suatu massa nebular terpisah telah dibuktikan secara terinci oleh Laplace dengan suatu cara yang belum ada tandingannya; ilmu pengetahuan berikutnya semakin memperkuatnya. Pada benda-benda (alam) terpisah yang terbentuk dengan cara itu -- matahar-matahari maupun planet-pelanet dan satelit-satelit-- maka bentuk gerak materi yang lebih dulu berlaku yalah yang kita namakan panas itu. Tidak diragukan lagi mengenai majemuk-majemuk kimiawi unsur-unsur itu bahkan pada suatu suhu seperti itu masih dimiliki oleh matahari; hingga sejauh mana panas ditransformasi menjadi elektrisitas atau magnetisme dalam kondisi-kondisi seperti itu akan dibuktikan oleh pengamatan-pengamatan solar secara terus-menerus; boleh dikatakan sudah terbukti bahwa gerak mekanikal yang berlangsung di atas matahari semata-mata ditimbulkan oleh konflik antara panas dengan gaya-berat. Semakin kecil benda-benda terpisah itu, semakin cepat mereka mendingin. Satelit-satelit, asteroid-asteroid dan meteor-meteor terutama, presis seperti bulan kita telah lama mati. Planet-planet itu secara lebih lama (lambat), dan benda pusatnya yang paling lama (lambat). Dengan berlangsungnya pendinginan, maka saling pengaruhmempengaruhi bentuk-bentuk fisikal dari gerak yang menjadi salingbertransformasi satu menjadi yang lainnya semakin berperan, hingga akhirnya tercapai suatu titik di mana daya-gabung kimiawi mulai semakin menyata, maka unsur-unsur yang tadinya secara kimiawi sama menjadi berdiferensiasi, secara kimiawi, secara berurutan satu demi satu, memperoleh sifat-sifat kimiawi, dan memasuki keterpaduan satu sama lainnya. Kombinasi-kombinasi itu secara terus-menerus berubah-ubah dengan menurunnya suhu, yang secara berbeda-beda mempengaruhi tidak saja setiap unsur melainkan juga setiap kombinasi unsur-unsur , yang juga berubah dengan peralihan berikutnya dari sebagaian materi serba-gas itu mula- mula menjadi keadaan cair dan kemudian menjadi keadaan padat, dan dengan kondisi baru yang diciptakan dengan demikian itu. Periode ketika planet mempunyai kulit yang kokoh dan akumulasi air di atas permukaannya bertepatan dengan periode ketika panas kandungannya semakin berkurang dalam perbandingan dengan panas yang dikeluarkan padanya dari badan-pusatnya. Atmosfernya menjadi medan gejala-gejala meteorologikal dalam artian yang menjadi pemahaman kita sekarang mengenai dunia; permukaannya menjadi medan perubahan-perubahan geologikal di mana deposit-deposit yang dihasilkan oleh hujan (pengendapan) atmosferik semakin berdominasi atas efek-efek eksternal cairan internal yang berpijar yang pelan-pelan berkurang itu. Akhirnya, apabila suhu menjadi sedemikian sepadan bahwa, sekurangkurangnya hingga suatu bagian besar permukaannyta ia tidak melampaui batas-batas di mana albumen dapat hidup, maka, jika prasyarat-prasyarat kimiawi lainnya menguntungkan, terbentuklah protoplasme hidup itu. Apa gerangan prasyarat-prasyarat itu kita masih belum tahu, dan ini tidak perlu diherankan karena hingga sejauh ini bahkan rumusan kimiawi dari albumen belum dibuktikan -- kita bahkan tidak mengetahui ada berapa banyak benda-benda serbaalbumin yang secara kimiawi berbeda-beda itu -- dan karena baru kurang-lebih sepuluh tahun yang lalu telah diketahui kenyataan bahwa albumen-albumen kyang sama-sekali tidak berstruktur menjalankan semua fungsi hakiki dari kehidupan: pencernaan, pengeluaran kotoran, gerak, pemadatan, reaksi pada rangsangan, dan pengembang-biakan. Mungkin beribu-ribu tahun mesti berlalu sebelum lahir kondisi di mana kemajuan berikutnya akan terjadi dan albumen yang tidak berbentuk itu menghasilkan sel pertama lewat pembentukan inti dan selaput. Namun sel pertama itu juga memberikan landasan bagi perkembangan morfologikal dari seluruh dunia organik; yang pertama berkembnang -- yang dapat diperkirakan dari seluruh analogi rekaman palaeologikal, adalah species protista non-selular dan selular yang tidak terhitung banyaknya, dan yang dipadanya hanyalah Eozoon canadense [Eozoon canadense: suatu mineral yang ditemukan di Kanada yang lazim dipandang fosil-fosil dari organisme murba paliong awal. Pada tahun 1878 Karl Mobius membuktikan tidak-benarnya asal-muasal organik dari mineral itu) saja yang sampai pada kita, dan yang beberapa di antaranya secara berangsur-angsur berdiferensiasi menjadi tanamantanaman pertama dan yang lain-lainnya menjadi binatang-binatang pertama. Dari dari binatang-binatang pertama itu berkembanglah, pada dasarnya melalui diferensiasi lebih lanjut, banyaknya golongan, tingkatan, keluarga, genera dan species binatang-binatang; dan akhirnya binatang-binatang bertulang-belakang, bentuk di mana sistem persyarafan mencapai perkembangan penuhnya; dan dari antara itu kembali yang paling terakhir yalah binatang bertulangbelakang yang padanya alam mencapai kesadaran akan dirinya sendiri - manusia. Manusia, juga, lahir lewat diferensiasi. Tidak saja secara individual, yang didiferensiasikan dari sel telur tunggal pada organisme paling rumit yang dihasilkan oleh alam--tidak, juga secara historikal. Ketika, setelah beribu-ribu tahun pergulatan, diferensiasi tangan dari kaki, dan sikap tegak, akhirnya diwujudkan, maka manusia menjadi berbeda dari kera dan landasan telah diletakkan bagi perkembangan pengucapan kata dan perkembangan perkasa dari otak yang sejak itu menjadikan jurang antara manusioa dan kera tidak terjembatani lagi. Pengkhususan (spesialisasi) tangan--ini berarti alat, dan alat itu secara khusus berarti kegiatan manusia, reaksi manusia yang mentransformasi alam, produksi. Binatang-binatang dalam artian lebih sempit juga memiliki alat-alat, namun sebagai anggota-anggota badan tubuh meeka: semut, lebah, berang-berang; binatang-binatang juga berproduksi, tetapi efek produktif mereka atas alam sekelilingnya dalam hubungan yang tersebut belakangan itu maknanya, hampir tidak ada sama sekali. Hanya manusia yang telah berhasil dalam menerakan capnya pada alam, tidak hanya dengan memindahmindahkan tanaman- tanaman dan binatang-binatang dari tempat yang satu ke tempat yang lain, melainkan dengan begitu juga mengubah aspek dan iklim tempat tinggalnya, dan bahkan tanamantanaman dan binatang-binatang itu sendiri, sehingga konsekuensikonsekuensi kegiatannya hanya dapat lenyap bersama kemusnahan umum bulat bumi itu. Dan ia telah mencapai ini terutama dan pada hakekatnya dengan menggunakan tangan. Bahkan mesin-uap, sejauh ini alatyuang yang paling kuat untuk mentransformasi alam, bergantung --karena itu sebuah alat--pada tingkat terakhir pada tangan itu. Namun selangkah-demi-selangkah dengan perkembangan tangan juga berkembanglah otak itu; datanglah kesadaran, pertamatama sekali kesadaran akan kondisi-kondisi bagi produksi berbagai hasil yang secara praktikal berguna, dan kemudian, di antara bangsabangsa yang lebih diuntungkan dan dari yang terdahulu lahirlah wawasan mengenai hukum-hukum alam yang menguasai semua itu. Dan dengan semakin cepat bertumbuhnya pengetahuan mengenai hukum-hukum alam, maka cara dan alat untuk mereaksi pada alam juga bertumbuh; tangan saja tidak akan pernah mencapai mesin uap jika otak manusia tidak berkembang secara saling-berhubungan dengan dan sejajar dengannya, dan untuk sebagian berhutang padanya. Dengan manusia kita memasuki sejarah. Binatang-binatang juga mempunyai sejarah, yaitu mengenai derivasi (asal-muasal) dan evolusi bertahap mereka hingga keadaan (status) mereka sekarang. Namun, sejarah ini dibuat untuk mereka, dan sejauh mereka sendiri ikut ambil bagian di dalamnya, ini terjadi di luar pengetahuan atau hasrat mereka. Di lain pihak, semakin jauh makhluk-makhluk manusia terpisah dari binatang-binatang dalam artian lebih sempit perkataan itu, semakin sadar mereka membuat sejarah mereka sendiri, maka semakin berkuranglah pengaruh efekt-efekt diluar-perhitungan dan kekuatan-kekuatan tidak-terkendali atas sejarah ini, dan semakin tepat hasil historikal itu bersesuaian dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya. Namun, apabila kita menerapkan ketentuan ini pada sejarah manusia, bahkan hingga pada bangsa-bangsa yang paling berkembang dewasa ini, kita mendapati bahwa masih terdapat suatu ketimpangan luar-biasa antara tujuan-tujuan yang diinginkan dengan hasil-hasil yang dicapai, bahwa efek-efek di luar-perhitungan lebih berdominasi, dan bahwa kekuatan-kekuatan tidak- terkendali itu jauh lebnih kuat daripada yang digerakkan menurut rencana. Dan ini semua tidak bisa lain selama kegiatan historikal manusia yang paling hakiki,-- yaitu yang mengangkat mereka dari kebinatangan pada kemanusiaan dan yang merupakan landasan material dari semua aktivitas mereka lainnya, yaitu produksi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, yaitu dewasa ini, produksi sosial--, terutama ditundukkan pada saling-pengaruh efekefek yang tidak sengaja dari kekuatan-kekuatan yang tidakterkendalikan dan mencapai tujuan yang dihasratkan hanya dengan jalan pengecualian dan, yang lebih sering terjadi, justru kebalikannya. Di negeri- negeri industrial yang paling maju kita telah meredakan kekuatan-kekuatan alam dan menjadikannya melayani kemanusiaan; dengan itu kita telah melipat-gandakan produksi secara tak- terbatas, sehingga seorang abnak kini memproduksi lebih daripada yang dulunya diproduksi oleh lebih daripada seratus orang dewasa. Dan apakah konsekuensinya? Meningkatnya kerja-lembur dan bertambahnya kesengsaraan massa banyak, dan setiap sepuluh tahun suatu keambrukan (-ekonomi) besar. Darwin tidak menyadari betapa telah ditulisnya sebuah satire yang pahit mengenai kemanusiaan, dan khususnya sesamanya senegeri, ketika ditunjukkannya bahwa persaingan bebas, perjuangan untuk hidup, yang oleh para ahli ekonomi dirayakan sebagai hasil historikal paling tinggi, adalah keadaan normal suatu kerajaan hewani. Hanya pengorganisasian produksi sosial secara sadar, di mana produksi dan distribusi dijalankan secara berencana, yang dapat mengangkat kemanusiaan di atas dunia hewani selebihnya secara sosial sebagaimana produksi pada umumnya telah melakukan ini bagi manusia khususnya. Perekembangan historikal menjadikan pengorganisasian seperti itu semakin lama semakin diharuskan, namun semakin lama juga semakin mungkin. Dari situlah akan dimulai suatu zaman sejarah yang baru, di mana kemanusiaan sendiri, dan dengan kemanusiaan semua cabang kegiatannya, dan teristimewa ilmu alam, akan mengalami suatu kemajuan yang akan menjadikan segala sesuatu yang telah mendahuluinya meluntur ke dalam ketiadaan-arti sama sekali. Namun begitu, semua yang telah menjadi berada sudah sewajarnya akan musnah. Berjuta-juta tahun boleh berlalu, ratus ribu generasi dilahirkan dan mati, namun secara tidak dapat dihindarkan akan tiba waktunya manakala jatuhnya (turunnya) kehangatan matahari tidak akan mencukupi lagi untuk mencairkan es yang mendesakkan dirinya sendiri keluar dari kutub-kutub; ketika bangsa manusia, yang semakin banyak berkerumun di sekitar khatulistiwa, akhirnya tidak mendapatkan kehangatan yang secukupnya bagi kehidupan; ketika secara berangsur-angsur bahkan sisa-sisa terakhir kehidupan organik akan melenyap; dan bumi, sebuah bulatan dingin-membeku seperti bulan, telah mati, akan memutari --dalam kegelapan paling pekat dan dengan orbit yang semakin mengecil--matahari yang juga sudah mati, dan pada akhirnya jatuh ke dalamnya. Planet-planet telah mendahuluinya, planet-planet lain akan menyusul; gantinya sistem solar yang panas, yang cerah itu, dengan pengaturan (penataan) anggota-anggotanya secara serasi, cuma sebuah bulatan (sfera) dingin dan mati yang masih menempuh jalannya yang sunyi-senyap di ruang kosmik itu. Dan yang terjadi pada sistem solar kita akan terjadi pula, cepat atau lambat, pada semua sistem lainnya dari pulau kosmik kita, akan terjadi pada semua dari semua pulau-pulau kosmik lainnya yang tidak terhitung banyaknya, bahkan pada yang cahayanya tidak akan pernah mencapai bumi selagi di atas bumi itu masih terdapat penglihatan manusia hidup untuk menangkapnya. Dan apabila suatu sistem solar seperti itu telah menyelesaikan sejarah hidupnya dan berpasrah pada nasib segala sesuatu yang terbatas, yaitu kematian, lalu apa? Apakah mayat matahari menggelinding terus secara abadi sebagai suatu mayat melalui ruang tak-terhingga, dan semua kekuatan-kekuatan alam yang didiferensiasi dalam keanekaragaman secara tak-terhingga itu beralih untuk selama-lamanya menjadi satu bentuk gerak tunggal, yaitu daya-tarik-menarik? Atau-- sebagaimana ditanyakan oleh Secchi--adakah terdapat kekuatankekuatan dalam alam yang dapat mengubah kembali sistem mati itu kepada keadaan asli suatu kabut-bintang berpijar dan membangunkannya kembali pada kehidupan baru? Kita tidak tahu. Bagaimanapun, kita tidak mengetahui dalam artian sebagaimana kita mengetahui bahwa 2 x 2 = 4 atau bahwa daya-tarik materi meningkat atau berkurang sesuai pada pangkat-dua jarak itu. Namun, dalam ilmu pengetahuan alam teoretikal, yang sejauh-jauh mungkin membangun pandangannya mengenai alam menjadi suatu keseluruhan yang serasi, dan yang tanpa itu dewasa ini bahkan kaum empirisis yang paling tidak berpikir pun tidak akan dapat mencapai apapun, kita amat sering harus menghadapi kekibaran-kekibaran (magnitude) yang tidak diketahui secara lengkap; dan kebulatan pikiran logikal harus selalu membantu mengatasi pengetahuan yang keliru. Ilmu alam modern dipaksa mengoper azas mengenai kelanggengan gerak dari filsafat; ia tidak mungkin bertahan tanpa azas ini. Namun gerak materi bukan cuma gerak mekanikal yang kasar saja, bukan cuma perubahan tempat saja; ia adalah panas dan cahaya, tegangan elektrik dan magnetik, perpaduan dan pemisahan kimiawi, kehidupan dan, akhirnya, kesadaran. Untuk mengatrakan bahwa materi selama seluruh waktu keberadaannya yang tak-terbatas telah hanya sekali, dan selama yang merupakan suatu periode singkat yang tak-terhingga kecilnya dalam perbandingan dengan kekekalannya, mendapatkan dirinya mampu mendiferensiasikan geraknya dan dengan begitu mengungkapkan seluruh kekayaan gerak ini, dan bahwa sebelum dan sesudah ini tetap terbtas untuk selama-lamanya pada hanya perubahan tempat belaka--ini adalah setara dengan mempertahankan bahwa materi itu dapat-mati (tidak abadi) dan gerak itu tidak kekal. Kelanggengan materi tidak cuma kuantitatif belaka, ia juga mesti difahami secara kualitatif; materi yang perubahan (perpindahan) tempatnya yang semurninya mekanikal itu memang mencakup kemungkinan untuk ditransformasi di dalam kondisi-kondisi yang menguntungkan menjadi panas, elektrisitas, aksi kimiawi, kehidupan, namun yang tidak mampu menghasilkan kondisi-kondisi ini dari dirinya sendiri, maka materi seperti itu telah kehilangan (mengorbankan) gerak; gerak yang telah kehilangan kapasitas untuk ditransformasi menjadi berbagai bentuk yang cocok baginya memang masih dapat memiliki dinamika (dynamis=potensialitas) namun tidak ada lagi energia (energia=daya-guna/keefektivan). dan dengan demikian telah menjadi hancur sebagian. Namun, kedua-dua hal itu tidaklah masuk akal. Ini semua sudah jelas: pernah ada waktunya ketika materi pulau kosmik kita telah mentransformasi suatu kuantitas gerak seperti itu -- dari jenis apa, itu belum kita ketahui-- menjadi panas agar daripadanya dapat dikembangkan sistem-sistem solar yang mencakup (menurut Madler) paling sedikit duapuluh juta bintang, yang kepunahannya secara berangsur telah pula menjadi pasti. Bagaimanakah transformasi itu terjadi? Pengetahuan kita akan hal itu sama sedikitnya seperti Romo Secchi mengetahui apakah caput mortuum (Caput mortuum: secara harfiah - kepala mati; di sini dalam arti sisa-sisa yang mati.) sistem solar kita akan pernah berubah kembali menjadi bahan mentah bagi sistem-sistem solar baru. Namun, di sini kita mesti lari pada suatu pencipta atau kita terpaksa mesti menyimpulkan bahwa bahan mentah berpijar bagi sistem-sistem solar pulau kosmik kita telah diproduksi secara alamiah melalui transformasi-transformasi gerak yang merupakan sifat pembawaan materi bergerak, dan yang kondisi-kondisinya, karenanya, mesti direproduksi oleh materi, sekalipun setelah berjuta-juta tahun, kuranglebih secara kebetulan, namun dengan keharusan yang juga menjadi pembawaan dalam kekebetulan. Kemungkinan transformasi seperti itu kini semakin diakui. Sedang dicapai pandangan bahwa benda-benda langit pada akhirnya ditakdirkan akan tenggelam yang satu ke dalam yang lain, dan orang bahkan memperhitungkan jumlah panas yang mesti dikembangkan pada benturan-benturan seperti itu. Tiba-tiba menyalanya bintangbintang baru, dan peningkatan yang sama tiba-tibanya dalam kecerahan bintang-bintang yang sudah dikenal, yang diberitahukan kepada kita oleh para ahli astronomi, paling mudah dijelaskan dengan adanya benturan-benturan seperti itu. Kelompok planet-planet kita tidak saja bergerak mengitari matahari, dan matahari kita di dalam pulau kosmik kita, tetapi seluruh pulau kosmik kita juga bergerak dalam ruang dalam keseimbangan relatif sementara dengan pulaupulau kosmik lainnya, karena bahkan keseimbangan relatif dari bendabenda yang mengapung bebas hanya ada jika gerak itu ditentukan secara timbal-balik; dan sudah diasumsikan oleh banyak pihak bahwa suhu dalam ruang kosmik tidaklah sama di semua tempat. Akhirnya, kita mengetahui bahwa, kecuali suatu bagian yang teramat kecil, panas matahari-matahari yang tidak terhitung banyaknya dari pulau kosmik kita menhilang ke dalam ruang dan gagal meningkatkan suhu ruang kosmik bahkan dengan sepersejuta derajat sentigrad. Apakah yang terjadi dengan semua kuantitas panas ini? Apakah ia untuk selamanya dihambur-hamburkan dalam usaha memanaskan ruang kosmik, apakah ia telah berhenti berada secara praktikal, dan apakah ia terus berada hanya secara teoretikal, pada kenyataan bahwa ruang kosmik telah menjadi lebih panas dengan sepecahan desimal derajat yang didahului dengan sepuluh atau lebih nol? Suatu asumsi seperti itu mengingkari kelanggengan gerak; ia mengakui kemungkinan bahwa dengan berturut-turut tenggelamnya benda-benda kosmik yang satu ke dalam yang lainnya maka semua gerak mekanikal yang ada akan berubah menjadi panas dan yang tersebut belakangan dipancarkan ke dalam ruang kosmik, sehingga dengan segala kelanggengan kekuatan semua gerak pada umumnya akan berhenti. (Secara kebetulan terlihat di sini betapa tidak-tepatnya istilah: kelanggengan kekuatan, sebagai gantinya : kelanggengan gerak.) Karena itulah kita sampai pada kesimpulan bahwa dengan suatu cara tertentu, yang pada suatu waktu di kelak-kemudian akan menjadi tugas ilmu alam untuk membuktikannya, panas yang dipancarkan ke dalam ruang kosmik mesti dapat ditransformasikan menjadi suatu bentuk gerak lain, di mana ia sekali lagi dapat disimpan dan menjadi aktif. Dengan demikian maka kesulitan pokok dalam pengubahan kembali matahari-matahari yang mati menjadi uap berpijar lenyaplah sudah. Untuk yang selebihnya, pergantian dunia-dunia berulang-ulang secara kekal dalam waktu tak-terhingga itu cuma merupakan pelengkap logikal pada keberadaan-bersama dunia-dunia yang tidak terhitung jumlahnya di dalam ruang tak-terhingga -- suatu azas yang keharusannya bahkan terpaksa diakui oleh otak Yankee seorang Draper yang anti-teoretikal itu. [Keserba-ragaman dunia-dunia dalam ruang tak-terhingga melahirkan konsepsi mengenai pergantian-pergantian dunia-dunia dalam waktu tak-terhingga. J.W.Draper, Hist.Int.Devel. II. - History of the Intellectual Development of Europe.] Itu adalah suatu daur abadi yang di dalamnya materi bergerak, suatu daur yang secara pasti menyelesaikan orbitnya dalam periode-periode waktu yang untuknya tahun bumi kita tidak mencukupi sebagai tolokukurnya, suatu daur di dalam mana waktu perkembangannya yang tertinggi, waktu kehidupan organik, dan lebih-lebih lagi dari kehidupan makhluk-makhluk yang sadar akan diri mereka sendiri dan akan alam, hampir sama tidak terbaginya seperti ruang yang di dalamnya kehidupan dan kesadaran-diri beroperasi; suatu daur di dalam mana setiap cara keberadaan materi secara terbatas, biarpun itu matahari ataupun uap nebular, binatang tunggal atau genus (golongan, jenis) binatang-binatang, perpaduan atau perpisahan kimiawi, adalah samasama bersifat sementara, dan di dalamnya tiada suatupun yang abadi, tetapi secara abadi berubah, materi yang bergerak secara abadi dan hukum-hukum gerak dan perubahannya. Namun, betapapun seringnya, dan betapapun tiada- berampunnya, daur itu diselesaikan dalam waktu dan ruang, betapapun berjuta-juta banyak mataharimatahari dan bumi-bumi yang menjadi berada (lahir) dan menjadi tidak-berada (mati), betapapun lamanya waktu sebelum kondisikondisi kehidupan organik itu dilahirkan dalam suatu sistem solar, bahkan di atas sebuah planet tunggal, betapapun tidak-terhitung banyaknya makhluk-makhluk organik yang harus mendahului dan lebih dulu hilang berlalu sebelum binatang-binatang dengan sebuah otak yang mampu berpikir berkembang dari tengah-tengah mereka, dan untuk suatu jangka waktu yang singkat mendapatkan kondisi-kondisi yang cocok untuk hidupn, namun untuk kemudian dimusnahkan tanpa ampun, kita mempunyai kepastian bahwa materi secara abadi tetaplah sama di dalam semua transformasinya, bahwa tiada dari atributatributnya yang akan pernah hilang, dan karenanya juga, bahwa dengan keharusan sekeras besi yang sama kembali akan dimusnahkannya ciptaannya yang teragung di atas bumi, yaitu akal yang berpikir (thinking mind), ia mesti, di suatu tempat lain dan pada suatu saat lain, kembali melahirkannya. Catatan: a) Betapa pandangan ini, bahkan pada tahun 1861, secara ngotot dipertahankan oleh seorang yang karya-karya ilmiahnya telah memberikan bahan yang luar-biasa pentingnya untuk menghapus pandangan itu tadi, dibuktikan oleh kata-kata klasik berikut ini: "Seluruh pengaturan (tatanan) sistem solar kita, sejauh kita dapat memahaminya, bertujuan melestarikan segala yang ada dan kesinambungan yang tidak berubah-ubah. Tepat sebagaimana sejak zaman paling purba tidak ada binatang dan tidak ada tanaman di atas bumi yang telah menjadi lebih sempurna atau berbeda pada umumnya, tepat sebagaimana kita pada semua organisme hanya mendapati tahap-tahap "secara sejajar" satu sama lain dan tidak "berurutan" satu sama lain, tepat sebagaimana ras kita sendiri selalu tetap sama secara korporeal--maka, bahkan keaneka-ragaman yang paling besar dalam benda-benda kosmik yang sama-sama berada itu tidak akan membenarkan kita untuk menganggap bahwa bentuk-bentuk ini cuma tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda belaka; sebaliknya, segala sesuatu yang tercipta itu masing-masing dan sendiri-sendiri adalah sama sempurnanya." (Madler, Populare Astronomie, Berlin 1861, edisi ke lima, pal. 316) - Buku yang menjadi rujukan itu yalah: J.H. Madler, Der Wunderbau des Weltalls oder populare Astronomie--] (p26) b) Kekurangan pandangan Lyell --setidak-tidaknya dalam bentuknya yang pertama--terletak dalam pemahaman kekuatan-kekuatan yang bekerja di atas bumi sebagai tetap, tetap dalam kualitas dan kuantitas. Mendinginnya bumi tidak ada bagi Lyell, bumi dipandangnya tidak berkembang pada suatu arah tertentu melainkan cuma berubah dalam cara tidak beraturan, secara kebetulan belaka. c) [Ceratodus (ikan-berparu-paru yang ditemukan di Australia). Ditto arkaeopteriks (Archaeopteryx: binatang yang sudah punah, prototip dari golongan burung-burung yang sekaligus mempunyai ciri-ciri khas binatang melata) Ditulis oleh F. Engels pada tahun 1875-76. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1925. ILMU-PENGETAHUAN ALAM DALAM DUNIA SPIRITUAL oleh Friedrich Engels Dialektika yang telah menemukan jalannya ke dalam kesadaran umum dinyatakan dalam pepatah tua, bahwa yang ekstrem-ekstrem itu bertemu. Bersesuaian dengan ini kita mestinya nyaris tidak akan salah dalam mencari derajat paling ekstrem dari fantasi, kepercayaan, dan ketahyulan, tidak dalam gaya kecenderungan ilmu-pengetahuan alam yang, seperti filsafat Jerman mengenai alam, mencoba memaksakan dunia objektif ke dalam kerangka-kerja pikiran subjektifnya, melainkan lebih pada kecenderungan sebaliknya, yang, dengan lebih mengutamakan pengalaman semata-mata, memperlakukan pikiran dengan penghinaanb penuh keangkuhan dan benar-benar telah sampai pada keekstreman kekosongan pikiran yang paling jauh. Aliran ini merajalela di Inggris. Bapaknya, Francis Bacon yang sangat dipujapunja, sudah mengajukan tuntutan agar metode induktifnya, metode empirikalnya yang baru itu dijalankan demi untuk mencapai, di atas segala-galanya, lewat cara-caranya: kehidupan yang lebih panjang, peremajaan--hingga batas tertentu, perubahan sikap dan ciri-ciri tubuh, transformasi tubuh yang satu menjadi tubuh yang lain, produksi spesies baru, kekuasaan atas udara dan produksi badai-badai. Ia mengeluh bahwa penelitian-penelitian seperti itu telah ditinggalkan, dan dalam sejarah alamnya ia memberikan resep-resep definitif untuk membuat emas dan melaksanakan berbagai keajaiban. Secara sama, Isaac Newton dalam usianya yang tua teramat menyibukkan dirinya dengan menguraikan Wahyu St. John (Santo Johanes) Maka tidaklah mengherankan apabila pada tahun-tahun belakangan ini empirisisme Inggris dalam sosok sejumlah wakil-wakilnya--dan bukannya yang terburuk dari mereka--seperti terjatuh menjadi korban tidak tertolong lagi dari ocehan-roh dan penglihatan-roh yang diimport dari Amerika. Sarjana ilmu-alam pertama yang termasuk di sini yalah ahli zoologi dan botani terkemuka, Alfred Russel Wallace, yang serempak dengan Darwin mengajukan teori mengenai perubahan spesies lewat seleksi alamiah. Dalam buku kecilnya, On Miracles and Modern Spiritualism, London, Burns, 1875, ia mengisahkan bahwa pengalaman-pengalaman pertamanya di cabang pengetahuan alam ini berasal dari tahun 1844, ketika ia mengikuti ceramah-ceramah Spencer Hall mengenai mesmerisme dan sebagai hasilnya melakukan eksperimen-eksperimen serupa dengan murid-muridnya. "Aku sangat tertarik pada subjek itu dan mengikutinya dengan penuh semangat."(hal.119) Ia tidak saja menghasilkan tidur magnetik dibarengi gejala kekakuan artikular dan hilangnya sensasi lokal, ia juga menguatkan kebenaran peta tengkorak Gall, karena dengan menyentuh salah- satu organ Gall, maka kegiatan yang bersesuaian ditimbulkan pada pasien yang dimagnetisasi dan diperagakan dengan gerakan-gerakan yang sepadan dan hidup. Selanjutnya, dibuktikannya bahwa pasiennya, hanya dengan disentuh saja, ikut merasakan semua sensasi sang operator; ia membuatnya mabok dengan segelas air seketika ia mengatakan pada pasien itu bahwa dalam gelas itu adalah brandi. Ia dapat menjadikan salah seorang dari orang-orang muda itu sedemikian tololnya, bahkan dalam keadaan sadar, sehingga pemuda itu tidak mengetahui lagi namanya sendiri, suatu prestasi--namun--yang mampu dicapai oleh guru-guru sekolah lainnya tanpa mesmerisme segala. Dan begitulah seterusnya. Nah, kejadiannya ialah bahwa aku juga menyaksikan Spencer Hall ini pada musim dingin tahun 1843-44 di Manchester. Ia adalah seorang penglenik yang sangat sedang-sedang saja, yang mengelilingi negeri dengan pengayoman sejumlah pendeta dan melakukan peragaanperagaan magnetiko-frenologikal dengan seorang wanita muda untuk dengan itu membuktikan keberadaannya Tuhan, kekekalan roh, dan ketidak-benaran materialisme yang sedang dikhotbahkan pada waktu itu oleh kaum Owen di semua kota-besar. Wanita itu dipulaskan dalam tidur magnetik dan kemudian, seketika operator itu menyentuh bagianbagian dari tengkorak sesuai salah satu organ-organ Hall, wanita itu secara berlimpah memperagakan gerak-gerik dan sikap-sikap teatrikal dan demonstratif yang mencerminkan kegiatan organ bersangkutan; misalnya, untuk organ filoprogenitif ia membelai-belai dan menciumi seorang bayi imajiner, dsb. Lebih dari itu, Tuan Hall yang baik itu telah memperkaya geografi tengkorak Hall dengan sebuah pulau baru: Barataria32): tepat di puncak tengkorak (batok kepala) telah ditemukannya sebvuah organ pemujaan (venerasi), dengan disentuhnya titik itu, wanita dalam hipnose itu berlutut, merangkapkan kedua tangannya dalam berdioa, dan kepada para penonton yang filistin dan terpukau itu melukiskan suatu malaikat yang tenggelam dalam pemujaan. Itulah klimaks dan kesudahan peragaan itu. Eksistensi Tuhan telah dibuktikan. Pengaruhnya atas diriku dan salah seorang kenalanku adalah sama seperti pengaruhnya atas Tuan Wallace; gejala-gejala itu menarik buat kami dan kami berusaha mencari tahu hingga seberapa jauh kami dapat mereproduksikannya. Seorang anak laki-laki yang sadar sesadarsadarnya menawarkan dirinya sebagai subjek. Dengan menatap ke dalam matanya, atau dengan membelai-belainya, membuatnya tapnpa sedikitpun kesulitan ke dalam keadaan hipnotik. Namun, karena kami tidak begitu percaya seperti Tuan Wallace dan bekerja (melakukan itu) dengan kurang bersemangat, kami mencapai hasil-hasil yang sangat berbeda. Kecuali kekakuan otot-otot dan hilangnya sensasi, yang mudah dihasilkan, kami juga menemukan siuatu keadaan kepasivan kemauan secara total yang dibarengi suatu hiper-kepekaan yang aneh dari sensasi. Pasien itu, ketika dibangkitkan dari letharginya itu dengan rangsangan eksternal, memperagakan kelincahan yang jauh lebih besar daripada dalam keadaan sadar. Tiada jejak sesuatupun hubungan misterius dengan operator: siapapun dapat dengan sama mudahnya membuat yang tidur itu menjadi aktif. Untuk membuat organ-organ kranial (tengkorak) Gall itu beroperasi adalah sesuatu yang sangat mudah sekali bagi kami; kami bahkan melakukan yang lebih jauh, kami tidak hanya dapat saling menggantikan organ-organ itu yang satu dengan yang lainnya, atau membuat tempat mereka di mana saja dalam seluruh tubuh, melainkan kita juga membuat sejumlah organ-organ lain semau kami, organ-organ untuk menyanyi, bersiul, berseruling, menari, bertinju, menjahit, memasang batu, mengisap tembakau, dsb. dan kami dapat membuat tempat keberadaannya (kedudukannya) di mana saja menurut kehendak kami. Wallacde membuat pasien-pasiennya mabok dengan minum air, sedangkan kami menemukan di ibu-jari kaki sebuah organ kemabokan (titik mabok) yang cuma perlu disentuh untuk menghasilkan pelakonan komedi kemabokan yang paling bagus. Namun, harus dipahami betul, tiada satu pun organ menunjukkan tanda aksi sampai pasien itu dibikin mengerti mengenai apa yang diharapkan dari dirinya; anak laki-laki itu segera menyempurnakan dirinya dengan berlatih sedemikian rupa, sehingga sekedar indikasi saja sudah mencukupi. Organ-organ yang diproduksi dengan cara itu kemudian mempertahankan kesahihannya untuk kesempatan-kesempatan ditidurkan lagi di kemudian hari, selama organ-organ itu tidak diubah dengan cara yang sama. Pasien itu memang memiliki ingatan rangkap, yang ksatu untuk keadaan sadar dan yang kedua yang sangat terpisah untuk keadaan hipnotik itu. Mengenai kepasivan kemauan dan ketundukannya secara mutlak pada kemauan seorang ketiga, ini kehilangan semua tampilan keajaibannya jika kita memperhatikan bahwa seluruh keadaan itu dimulai dengan penundukan kemauan pasien itu pada kemauan sang operator, dan tidak dapat dihasilkan tanpa itu. Seorang magnetor magikal yang paling perkasa di dunia akan kehabisan dayanya pada saat pasiennya menertawakannya. Sementara kami dengan skeptisisme kami yang tak-keruanan dengan demikian menemukan bahwa landasan perklenikan magnetikofrenologikal terletak pada serangkaian gejala yang untuk sebagai besar hanya berbeda dalam derajatnya dari gejala-gejala keadaan sadar dan tidak memerlukan interpretasi mistikal, "semangat" Tuan Wallace membawa dirinya pada serentetan penipuan-diri, dan demi itu ia menguatkan peta tengkorak Gall dalam segala perinciannya dan menekankan suatu hubungan misterius antara operator dan pasien.*) Dalam seluruh kisah Tuan Wallace itu, yang kesungguhannya mencapai derajat naïveté‚ (naivitas, kepandiran), menjadilah jelas bahwa ia tidak lebih perduli untuk menyelidiki latar-belakang sebenarnya dari perklenikan itu daripada dalam mereproduksi semua gejala itu dengan mempertarohkan apapun. Hanya kerangka pikiran inilah yang diperlukan seseorang yang aslinya seorang sarjana untuk dengan cepat sekali diubah menjadi seorang ahli dengan jalan penipuan-diri yang sederhana dan gampang. Tuan Wallace berakhir dengan kepercayaan pada keajaiban-keajaiban magnetiko-frenologikal dan dengan begitu sudah dengan satu kaki berdiri di dunia roh-roh. Ia menarik kaki yang satunya lagi ke situ pada tahun 1865. Sekembalinya dari perantauannya di daerah-daerah tropik selama duabelas tahun, eksperimen-eksperimen dalam "permainan-meja" (sejenis jailangkung dsb. Pent.) memperkenalkannya pada masyarakat berbagai "medium". Betapa pesat kemajuannya, dan betapa lengkap kemahirannya mengenai subjekt itu, dibuktikan oleh buku-kecil tersebut di atas. Ia mengharap kita menganggapnya sebagai kebenaran: bukan saja semua yang dikatakan sebagai keajaibankeajaiban (mukjijat-mukjijat) Home, kakak-beradik Davenport, dan para "medium" lainnya, yang kesemuanya kurang-lebih memperagakan diri mereka untuk uang dan yang untuk bagian terbesar telah sering ditelanjangi sebagai penipu-penipu, namun juga berderet-deret riwayat roh-roh yang dikatakan otentik dari zaman-zaman dulu. Pithonespithones dari orakel Yunani, tukang-tukang sihir dari Abad-abad Pertengahan, kesemuanya itu "medium-medium," dan Iamblichus dalam bukunya De divinatione sudah secara sangat cermat melukiskan "gejala-gejala spiritualisme modern yang paling mencengangkan".(hal.229) Sebuah contoh saja untuk memperlihatkan betapa sembrono Tuan Wallace memperlakukan pebuktian secara ilmiah dan otentikasi keajaiban-keajaiban ini. Jelas merupakan suatu asumsi yang kuat bahwa kita mesti percaya bahwa roh-roh tersebut di atas akan memperkenankan diri mereka difoto, dan kit a jelas mempunyai hak untuk menuntut bahwa foto-foto roh seperti itu diotentikasikan dengan cara yang paling sahih sebelum kita menerimanya sebagai murni. Nah, Tuan Wallace berkisah pada halaman 187, bahwa pada bulan Maret 1872, seorang medium terkemuka, Nyonya Guppy, yang dilahirkan Nicholls, telah membuat foto dirinya bersama suaminya dan seorang anak laki-laki kecil di tempat Tuan Hudson di Notting Hill, dan di atas dua foto yang berbeda dapat dilihat sosok seorang wanita jangkung, mengenakan jubah kain putih indah menerawang, dengan air-muka yang agak-ketimuran, berdiri di belakangnya (Nyonya Guppy) dengan suatu sikap bagaikan memberkahinya. "Nah, di sini, satu dari dua hal yang secara mutlak pasti.**) Di sini, ada kehadiran suatu makhluk hidup, intelijen namun tidak kasat-mata, atau Tuan, dan Nyonya Guppy, sang juru-foto, dan seseorang ke empat, telah merancang sebuah penipuan jahat, dan berkukuh pada hal itu hingga sekarang. Mengenal baik Tuan dan Nyonya Guppy, sebagaimana aku mengenal mereka, aku merasakan suatu keyakinan mutlak bahwa mereka tidak-berkemampuan melakukan penipuan jenis ini seperti halnya setiap pencari kebenaran yang sungguh-sungguh di bidang ilmu-pengetahuan alam." (Hal. 188) Maka itu, "atau" penipuan, "atau" foto roh. Benar sekali. Dan, apabila penipuan, maka roh itu "atau" sudah ada di atas lembar-lembar fotografik itu, "atau" keempat orang itu mestinya sudah bersangkutan/terlibat, atau tiga orang jika kita kesampingkan Tuan Guppy tua sebagai orang yang sudah lemah-pikiran atau dikorbankan, yang meninggal di bulan Januari 1875 dalam usia 84 tahun (yang diperlukan hanyalah menyuruh Tuan Guppy itu ke balik layar-belakang Spanyol itu). Bahwa seorang juru-foto bisa mendapatkan seorang "model" untuk roh itu tanpa sedikitpun kesulitan tidaklah perlu dipersoalkan di sini. Namun, juru-foto Hudson itu, tidak lama kemudian, secara umum telah dituntut karena kebiasaannya memalsukan foto-foto roh, sehingga Tuan Wallace demi peringanan menyatakan: "Satu hal sudah jelas; apabila terjadi suatu penipuan, itu segera telah diketahui/terditeksi oleh para spiritualis itu sendiri." (Hal. 189) Karenanya, foto-foto itu tidak dapat diandalkan. Tinggal sekarang Nyonya Guppy itu, dan baginya cuma ada "keyakinan mutlak" dari sahabat kita Wallace, hanya itu dan tiada apa-apa lagi. --Tiada apa-apa lagi? Oh, tidak! Kejujuran mutlak Nyonya Guppy itu dibuktikan oleh pernyataannya bahwa pada suatu petang, di awal bulan Juni 1871, dirinya telah dibawa melalui udara dalam suatu keadaan tidak-sadar dari rumahnya di Highbury Hill Park ke Lamb's Conduit Street no. 69-- yaitu tiga mil Inggris lintas-udara--dan diturunkan di rumah no. 69 itu, ke atas meja di tengah-tengah suatu séance (acara) spiritualistik. Pintu- pintu masuk ruangan itu terkunci, dan sekalipun Nyonya Guppy termasuk salah seorang wanita paling gemuk di London, yang tentu saja banyak artinya, permunculannya yang tiba-tiba itu sama sekali tidak meninggalkan lubang sekecil apapun pada pintu-pintu atau di atap rumah itu. (Dilaporkan dalam Echo, London, 8 Juni 1871.) Dan apabila masih ada orang yang tidak mempercayai keaslian foto roh itu, maka tiada pertolongan baginya. Ahli terkemuka yang kedua di antara para sarjana ilmu-alam Inggris adalah Tuan William Crookes, penemu unsur kimiawi thallium dan dari radiometer33) (di Jerman juga disebut "Lichtmühle"). Tuan Crookes mulai menyelidiki manifestasi-manifestasi spioritualistik pada sekitar tahun 1871, dan untuk maksud ini mengunakan sejumlah alat fisikal dan mekanikal, pengimbang-pengimbang pegas, bateri-bateri listrik, dsb. Apakah ia dalam pekerjaannya itu membawa serta alat utama yang diperlukan, yaitu pikiran kritikal yang skeptikal, atau apakah ia hingga akhirnya menjaga agar pikiran itu selalu dalam keadaan tangguh bekerja, akan kita lihat berikut ini. Betapapun, dalam waktu yang tidak sangat lama, Tuan Crookes sama terjeratnya seperti Tuan Wallace. "Selama beberapa tahun," demikian ia berkisah, "seorang wanita muda, Nona Florence Cook, telah memperagakan kemampuansebagai- medium yang luar-biasa, yang akhir-akhir ini memuncak dalam memproduksi sesosok (suatu wujud) wanita penuh yang mengaku spiritual asal-usulnya, dan yang tampil bertelanjang-kaki dan mengenakan jubah-jubah putih berkibar selagi ia terbaring dalam pesona, dengan pakaian berwarna gelap dan terikat rapi dalam sebuah lemari atau di kamar sebelah."34) Roh ini, yang menyebut namanya Katie, dan yang sangat mirip Nona Cook, pada suatu petang secara tiba-tiba dipeluk pada pinggangnya oleh Tuan Volckman--suami yang sekarang dari Nyonya Guppy--dan dipegang kencang-kencang untuk mengetahui apakah ia benar-benar bukan Nona Cook dalam edisi lain. Roh itu ternyata seorang gadis yang sangat kekar-kuat, ia mempertahankan diri dengan gigih, orang- orang yang hadir di situ campur-tangan, gas dimatikan, dan ketika, sesudah sedikit pergumulan, ketenangan dipulihkan kembali dan ruangan itu diterangi kembali, roh itu telah menghilang dan Nona Cook terbaring dalam ikatannya dan dalam keadaan tidak sadar di tempatnya di sudut sana. Betapapun, Tuan Volckman katanya hingga saat ini berkukuh bahwa ia telah menyambar Nona Cook dan bukan tubuh lainnya. Untuk membuktikan hal itu secara ilmiah, Tuan Varley, seorang ahli listrik terkenal, pada kesempatan suatu eksperimen baru, mengatur agar arus dari sebuah bateri mengalir melalui medium itu, Nona Cook, sedemikian rupa agar ia tidak dapat memainkan peranan roh itu tanpa menginterupsi arus itu. Betapapun, roh itu muncul juga. Karenanya, ia itu memang suatu makhluk yang berbeda dari Nona Cook. Untuk membuktikan hal ini lebih lanjut menjadi tugas Tuan Crookes. Langkahnya yang pertama yalah mendapatkan kepercayaan dari wanita spiritualistik itu. Kepercayaan ini, demikianlah ia sendiri berkata pada dirinya sendiri di dalam Spiritualist, 5 Juni 1874, _berangsur-angsur meningkat sedemikian rupa hingga ia menolak memberikan suatu séance kecuali aku yang membuat penyelenggaraannya.--gejala- gejala itu sangat meningkat kekuatannya dan datanglah bukti-bukti secara berlimpah yang tidak mungkin diperoleh dengan cara lainnya. Ia seringkali berkonsultasi denganku mengenai orang-orang yang hadir pada séance-séance itu dan tempat-tempat yang mesti diberikan kepada mereka, karena akhir-akhir ini ia telah menjadi sangat gelisah disebabkan saran-saran buruk tertentu agar, kecuali metode-metode penyelidikan lain yang lebih ilmiah, kekuatan juga mesti dipergunakan."35) [cetak miring oleh Engels] Wanita roh itu sangat menghargai kepercayaan itu, kepercayaan yang sama-sama baik dan ilmiah. Ia bahkan membuat penampilannya -- yang tidak merupakan kejutan lagi bagi kita-- di rumah Tuan Crookes, bermain-main dengan anak-anak Tuan Crookes dan menceri-takan kepada mereka "anekdot-anekdot dari petualangannya di India," mengisahkan kepada Tuan Crookes suatu cerita mengenai "beberapa dari pengalaman getir dalam kehidupannya di masa lalu," memperkenankan Tuan Crookes memegang lengannya agar Tuan Crookes dapat meyakini akan kenyataan materialitasnya, memperkenankan Tuan Crookes memeriksa denyut-nadinya dan menghitung jumlah respirasi (pernafasan)-nya per menit, dan akhirnya membiarkan dirinya difoto dengan berdiri di samping Tuan Crookes. "Sosok ini," kata Tuan Wallace, "setelah menampakkan diri, diraba, diajak berbicara, dan difoto, menghilang sama-sekali dari sebuah ruangan kecil yang tidak mempunyai jalan keluar lain kecuali sebuah kamar sebelah yang penuh dengan penonton" (hal.183) -- yang bukan merupakan suatu kejadian yang luar biasa, karena para penonton itu cukup sopan dengan menunjukkan kepercayaan yang sama kuatnya pada Tuan Crookes--karena di rumahnyalah kejadian itu berlangsung--seperti besarnya kepercayaan Tuan Crookes itu pada roh itu. Malangnya, "gejala-gejala yang sepenuhnya diotentikasi" itu tidak langsung dipercaya bahkan oleh para spiritualis. Di atas telah kita medlihat bagaimana Tuan Volckman yang sangat spiritualistik itu memperkenankan dirinya melakukan sergapan yang sangat material sifatnya. Dan sekarang seorang pendeta, seorang anggota dari komite "Asosiasi Nasional para Spiritualis Inggris," telah hadir juga pada sebuah séance bersama Nona Cook, dan ia tanpa kesulitan sedikitpun menegakkan kenyataan bahwa pintu ruangan yang dilewati roh itu ketika datang dan menghilang berkomunikasi dengan dunia luar lewat sebuah pintu kedua. Kelakuan Tuan Crookes yang juga hadir, memberikan "pukulan terakhir yang mematikan kepercayaanku bahwa mungkin ada 'sesuatu dalam' manifestasi-manifestasi penampilan itu." (Mystic London, oleh Rev.C.Maurice Davkies, London, Tinsley Brothers [310].) Dan di atas semua itu, di Amerika Serikat telah terbongkar bagaimana "Katie-Katie" menjadi "dimaterialisasikan". Sepasang suami-isteri bernama Holmes mengadakan séance-séance di Philadelphia, di mana juga muncul seorang "Katie" dan menerima hadiah-hadiah secara berlimpah-limpah dari para orang yang percaya. Namun, seorang skeptik menolak untuk berhenti sebelum ia dapat menjejaki Katie tersebut, yang, dalam pada itu, sudah pernah mogok karena kurangnya upah yang diterimanya; sang skeptik itu memergoki Katie tersebut di sebuah rumah-pondokan sebagai seorang wanita muda yang tak-disangsikan lagi berdaging dan bertulang, dan memiliki semua hadiah yang telah diberikan kepada roh tadi. Sementara itu, Daratan Kontinental juga memiliki para pengelihat-roh yang ilmiah. Sebuah perkumpulan ilmiah di St. Petersburg--aku tidak mengetahui secara pasti apakah itu Universitas atau bahkan Akademi itu sendiri--memerintahkan pada Konsul Negara, Aksakov, dan ahlikimia, Butlerov, untuk memeriksa dasar dari gejala-gejala spiritualistik itu, namun tampaknya tidak banyak yang dihasilkan oleh perintah itu.36) Di pihak lain--kalau kita mempercayai pengumumanpengumuman yang disertai ramainya bunyi genderang-genderang dari para spiritualis--Jerman kini juga mengajukan orangnya dalam diri Profesor Zöllner di Leipzig. Selama bertahun-tahun, sebagaimana sudah sangat diketahui, Profesor Zöllner telah bekerja keras mengenai "dimensi ke-empat" dari ruang, dan telah menemukan bahwa banyak hal yang tidak mungkin dalam suatu ruang berdimensi-tiga, adalah hal sepele dalam suatu ruang yang berdimensi-empat. Begitulah, dalam jenis ruang tersebut belakangan itu, sebuah bulatan metal yang tertutup dapat diputarbalik bagaikan sebuah sarung-tangan, tanpa membuat sebuah lubang padanya; demikian pula sebuah simpul dapat dibuat dengan seutas tali yang tidak berujung-berpangkal atau dengan seutas tali yang kedua ujungnya terikat, dan dua cincin terpisah dapat disaling-terkaitkan tanpa membuka salah-satu dari kedua cincin itu, dan masih banyak lagi hal-hal luar biasa seperti itu. Kini, menurut laporan-laporan terakhir yang bermegah-megah dari dunia roh, Profesor Zöllner telah berhubungan dengan seorang atau lebih medium agar dengan bantuan mereka dapat menentukan lebih banyak perincian mengenai lokalitas dimensi keempat itu. Hasilnya menurut kata ternyata sungguh mengejutkan. Setelah acara itu, lengan kursi yang menjadi sandaran lengannya sementara tangannya tidak pernah meninggalkan meja, didapati berbelit dengan lengannya, seutas tali yang kedua ujungnya terikat pada meja itu didapatkan terikat menjadi empat simpul, dan begitu seterusnya. Singkatnya, semua keajaiban dari dimensi keempat menurut katanya telah diperagakan oleh roh-roh itu dengan cara yang sangat mudah sekali. Haruslah diingat: relata refero, aku tidak dapat menjamin ketepatan buletin roh itu, dan kalau ada dikandung ketidakcermatan, Tuan Zöllner semestinya berterima kasih karena aku telah memberikan kesempatan untuk melakukan pembetulan. Namun, jika buletin itu mereproduksi pengalaman-pengalaman Tuan Zöllner itu tanpa pemalsuan, maka itu jelas berarti suatu kurun baru dalam ilmu spiritualisme maupun dalam ilmu matematika. Roh-roh itu membuktikan keberadaan dimensi keempat, tepat sebagaimana dimensi keempat itu memastikan keberadaan roh-roh itu. Dan sekali hal ini ditegakkan, suatu bidang yang luar-biasa luasnya, yang seluruhnya baru, menjadi terbuka bagi ilmu-pengetahuan. Semua matematika dan ilmu-pengetahuan alam sebelumnya hanya akan merupakan sebuah sekolah kpersiapan bagi matematika dari dimensi keempat dan yang lebih tinggi lagi, dan bagi mekanika, fisika, kimia, dan fisiolo-gi roh-roh yang menghuni dimensi-dimensi lebih tinggi ini. Tidak-kah Tuan Crookes secara ilmiah telah menentukan berapa banyak bobot telah hilang dari meja-meja dan benda-benda prabotan lainnya dalam perlintasan barang-barang itu ke dalam dimensi keempat--demikianlah tentunya kita diizinkan menamakan semua itu-- dan tidakkah Tuan Wallace menyatakan telah terbukti bahwa api di sana itu tidak menciderai/mencelakakan tubuh manusia? Dan kini kita bahkan mengetahui fisiologi tubuh-tubuh roh itu! Mereka itu bernafas, mereka mempunyai denyut nadi, jadi juga paru-paru, jantung, dan suatu perlengkapan peredaran, dan karena itu pula sekurang-kurang secara mengagumkan diperlengkapi seperti tubuh-tubuh kita dalam hal organ-organ tubuh lainnya. Karena bernafas menyaratkan karbohidrat-karbohidrat yang menjalani pembakaran di dalam paruparu, dan karbohidrat-karbohidrat ini hanya dapat disuplai dari luar; maka perut, usus, dan pelengkap-pelengkapnya--dan apabila kita sudah memastikan sebanyak ini, yang selebihnya menyusullah tanpa sedikitpun kesulitan. Namun, keberadaan organ-organ seperti itu berarti kemungkinan menjadinya organ-organ itu mangsa penyakit, dan karenanya mungkin akan tiba ksaatnya bahwa Herr Virchow akan mesti menyusun suatu patologi selluler dari dunia roh itu. Dan, karena kebanyakan dari roh-roh ini adalah wanita-wanita muda yang sangat cakap, yang dalam hal apapun tidak dapat dibedakan dari wanitawanita cantik duniawi, kecuali oleh kecantikan mereka yang adiduniawi, tidak akan makan waktu yang sangat lama ksebelum mereka akan berhubungan dengan "kaum pria yang merasakan gairahnya cinta"37); dan karena, sebagaimana dibuktikan oleh Tuan Crookes dari pukulan denyut-nadi, "jantung wanita itu tidaklah absen," seleksi alamiah juga telah membukakan baginya prospek dari suatu dimensi keempat, suatu dimensi dimana ia tidak perlu takut akan dikacaukan (dicampur-adukkan) dengan Sosial-Demokrasi yang jahat.38) Cukuplah. Di sini telah menjadi nyata-nyata terbukti mengenai jalan paling pasti dari ilmu-alam ke pada mistisisme. Yaitu bukannya teorisasi filsafat alam secara berlebih-lebihan, tetapi empirisisme yang paling dangkal yang dengan angkuh menolak dan mencurigai segala pikiran. Bukan keharusan a priori yang membuk-tikan keberadaan rohroh, tetapi pantauan-pantauan empirikal dari tuan-tuan Wallace, Crookes, dan kawan-kawan. Jika kita mempercayai observasi-observasi spektrum-analisis Crookes, yang menghasilkan penemuan thallium metal, atau penemuan-penemuan zoologikal yang kaya oleh Wallace di Semenanjung Malaya, kita diminta untuk memberikan kepercayaan serupa pada pengalaman-pengalaman dan penemuan-penemuan spiritualistik dari kedua ilmuwan ini. Dan apabila kita menyatakan pendapat bahwa--ternyata--hanya sedikit sekali perbedaan antara keduanya itu, yaitu, apabila kita dapat memeriksa yang satu namun yang lainnya tidak, maka penglihat-penglihat roh itu menukas bahwa tidak demikianlah masalahnya, dan bahwa mereka bersedia memberikan kesempatan kepada kita untuk juga memeriksa (verifikasi) gejala-gejala roh itu. Sebenarnyalah, dialektika tidak dapat dihina tanpa ada hukumannya untuk itu. Betapapun besarnya kebencian seseorang terhadap semua pikiran teoretikal, seseoranmg tidak dapat menempatkan dua fakta alam dalam hubungan satu sama lain, atau memahami keterkaitan yang terdapat di antara kedua fakta itu, tanpa pikiran teoretikal. Masalahnya ialah, apakah pemikiran orang itu benar atau tidak, dan membenci teori jelas jalan paling pasti untuk berpikir secara naturalistik, dan karenanya secara tidak tepat. Tetapi, menurut sebuah hukum dialektika yang tua dan sangat terkenal, pikiran secara tidak tepat, jika dilakukan hingga kesimpulan logikalnya, secara tidak terelakkan akan sampai pada kebalikan (yang berlawanan dengan) titik-keberangkatannya. Karena itu, kebencian emnpirikal terhadap dialektika dihukum dengan terbawanya beberapa dari kaum empirisis yang paling sadar ke dalam yang paling gersang dari semua ketahyulan, yaitu ke dalam spiritualisme modern. Sama halnya dengan matematika. Para ahli matematika metafisikal biasa berkoar dengan kebanggaan luar-biasa mengenai mutlak tidak dapat disanggahnya hasil-hasil ilmu mereka. Tetapi hasil-hasil itu juga mencakup/meliputi kebesaran-kebesaran imajiner, yang dengan begitu memperoleh suatu realitas tertentu. Manakala seseorang telah menjadi terbiasa untuk menjulukkan sesuatu jenis realitas di luar pikiran kita kepada Ö -1, atau pada dimensi keempat, maka tidak menjadi soal yang sangat penting jika seseorang itu melangkah selangkah lebih jauh dan juga menerima dunia roh dari para medium. Seperti dikatakan Ketteler tentang Döllinger: "Orang itu telah membela begitu banyak omong-kosong selama hidupnya, ia sebenarnya dapat sekalian menerima juga infalibilitas (ketidak-mungkinan-untuk-melakukan-kesalahan)!"39) Sebenarnya, sekedar empirisisme saja tidak dapat menyanggah kaum spiritualis. Pertama-tama, gejala-gejala "lebih tinggi" selalu menampakkan diri hanya apabila "sang penyelidik" bersangkutan sudah begitu jauh dalam kerjanya sehingga ia kini hanya melihat yang dituju atau yang mau dilihatnya--sebagaimana dilukiskan oleh Tuan Crookes sendiri dengan kepandiran sepolosnya. Kedua, kaum spiritualis sama sekali tidak peduli bahwa beratus-ratus yang dikatakan sebagai fakta telah dibongkar sebagai penipuan dan losinan orang yang mengaku-ngaku sebagai medium telah ditelanjangi sebagai penipupenipu biasa. Selama setiap yang dinamakan keajaiban/mukjijat satudemi- satu belum dibuktikan ketidak-benarannya, mereka masih mempunyai cukup ruang untuk berjalan terus, sebagaimana memang dikatakan dengan cukup jelas oleh Wallace sehubungan dengan fotofoto roh yang dipalsukan itu. Keberadaan kepalsuan-kepalsuan itu membuktikan kemurnian yang murni-murni. Maka empirisisme sendiri terpaksa menolak para penglihat-roh yang mengaku-ngaku itu, bukannya lewat eksperimen-eksperimen empirikal, melainkan dengan pertimbangan-pertimbangan teoretikal, dan terpaksa pula berkata, bersama Huxley: Kebaikan satu-satunya yang dapat kulihat dalam demonstrasi kebenaran spiritualisme yalah membekali sebuah alasan tambahan terhadap bunuh-diri. Lebih baik hidup sebagai penyapu-perempatanjalanan daripada mati dan disuruh mengoceh ngalor-ngidul tak-keruan oleh seorang medium yang ditanggap dengan satu guinea per séance! Catatan: *) Sebagaimana sudah dikatakan, para pasien itu menyempurnakan diri mereka lewat latihan. Karenanya sangat mungkin bahwa pada waktu penundukan kemauan itu telah menjadi kebiasaan, maka hubungan antara para partisipan menjadi lebih akrab, gejala- gejala individual diintensifkan dan secara lemah bahkan dicerminkan dalam keadaan sadar. (Catatan Engels) **) Dunia roh/spiritual mengungguli gramatika (tata-bahasa). Pernah seorang pelawak membuat roh ahli gramatika Lindley Murray bersaksi. Atas pertanyaan apakah ia berada di sana, ia menjawab: "I are," Mediumnya adalah seorang dari Amerika. DIALEKTIKA oleh Friedrich Engels (Mengembangkan sifat umum dialektika sebagai ilmu-pengetahuan mengenai antarketerkaitan-antarketerkaitan (inter-connections), berlawanan dengan metafisika.) _________ Maka itu, hukum-hukum dialektika diabstraksikan dari sejarah alam dan masyarakat manusia. Karena hukum-hukum itu tidak lain yalah hukum-hukum yang paling umum dari kedua aspek perkembangan historikal, maupun dari pikiran itu sendiri. Dan, sebenarnyalah, hukumhukum itu pada dasarnya dapat dipulangkan pada tiga buah hukum: Hukum perubahan (transformasi) kuantitas menjadi kualitas dan vice versa; Hukum penafsiran mengenai yang berlawanan (opposites); Hukum negasi dari negasi. Ketiga-tiganya dikembangkan oleh Hegel dalam gaya idealisnya sebagai sekedar hukum-hukum pikiran: yang pertama, dalam bagian pertama karyanya Logic, dalam Doktrin mengenai Keberadaan (Being); yang kedua mengisi seluruh bagian kedua dan bagian yang paling penting dari Logic, Doktrin mengenai Hakekat (Essence); akhirnya, yang ketiga merupakan hukum fundamental bagi rancang- bangun seluruh sistem itu. Kesalahannya terletak pada kenyataan bahwa hukum-hukum ini disisipkan pada alam dan sejarah sebagai hukumhukum pikiran, dan tidak dideduksi dari situ. Inilah sumber dari seluruh pendekatan yang dipaksakan dan seringkali melampaui batas (keterlaluan); semesta-alam, mau-tidak-mau, mesti bersesuaian dengan sebuah sistem pikiran yang sendiri cuma produk dari suatu tahap tertentu dari evolusi pikiran manusia. Jika kita membalikkan semuanya itu, maka segala sesuatu menjadi sederhana, dan hukumhukum dialektika yang tampak begitu luar-biasa misterius dalam filsafat idealis seketika menjadi sederhana dan jelas seperti siang-hari bolong. Lagi pula, setiap orang, bahkan yang sedikit saja mengenal Hegel, akan menyadari bahwa dalam beratus pasase Hegel berkemampuan memberikan gambaran-gambaran individual yang paling jelas mengenai hukum-hukum dialektika dari alam dan sejarah. Di sini kita tidak bermaksud menulis sebuah buku pedoman mengenai dialektika, melainkan hanya untuk menunjukkan bahwa hukum-hukum dialektika itu adalah hukum-hukum nyata mengenai perkembangan alam, dan karenanya berlaku juga bagi ilmu-pengetahuan alam teoretikal. Karenanya kita tidak dapat memasuki bagian dalam antarketerkaitan hukum-hukum ini satu sama yang lainnya. 1. Hukum perubahan dari kuantitas menjadi kualitas dan vice versa. Untuk maksud kita, dapat kita ungkapkan ini dengan mengatakan bahwa dalam alam, dengan suatu cara yang secara tepat ditetapkan untuk setiap kasus individual, perubahan-perubahan kualitatif hanya dapat terjadi oleh penambahan kuantitatif atau pengurangan kuantitatif dari materi atau gerak (yang dinamakan energi). Semua perbedaan kualitatif dalam alam berlandaskan pada perbedaan-perbedaan komposisi (susunan) kimiawi atau pada kuantitas- kuantitas atau bentuk-bentuk gerak (energi) yang berbedabeda atau, sebagaimana hampir selalu halnya, pada kedua-duanya. Maka itu tidaklah mungkin mengubah kualitas sesuatu tanpa pertambahan atau pengurangan materi atau gerak, yaitu, tanpa perubahan sesuatu yang bersangkutan itu secara kuantitatif. Dalam bentuk ini, karenanya, azas misterius dari Hegel itu tampak tidak hanya sangat rasional, melainkan bahkan jelas sekali. Nyaris tidak perlu dinyatakan lagi, bahwa berbagai keadaan bendabenda secara allotropik (allotropy=variasi sifat-sifat fisikal tanpa perubahan substansi) dan agregasional (terkumpul jadi satu), karena mereka bergantung pada berbagai pengelompokan molekul-molekul, bergantung pada jumlah-jumlah yang lebih banyak atau lebih sedikit dari gerak yang dikomunikasikan pada benda-benda itu. Tetapi, bagaimana tentang perubahan bentuk atau gerak, atau yang disebut energi? Apabila kita mengubah panas menjadi gerak mekanikal atau vice versa, tidakkah kualitas diubah sedangkan kuantitasnya tetap sama? Benar sekali. Tetapi dengan perubahan bentuk atau gerak itu adalah seperti dengan kejahatan-kejahatan Heine; setiap orang jika sendirian bisa saja saleh, luhur-berbudi, karena untuk kejahatankejahatan selalu diperlukan dua orang.42) Perubahan bentuk atau gerak selalu merupakan suatu proses yang terjadi di antara sedikitnya dua benda, yang satu kehilangan sejumlah tertentu gerak dari suatu kualitas (misalnya, panas), sedangkan yang satu lagi memperoleh kuantitas gerak dari kualitas lain yang bersesuaian (gerak mekanikal, listrik, dekomposisi kimiawi). Di sini, karenanya, kuantitas dan kualitas saling bersesuaian satu sama lain. Sejauh ini belum ditemukan kemungkinan untuk mengubah suatu bentuk gerak menjadi satu bentuk gerak yang lain dalam sebuah benda tunggal yang terisolasi. Di sini yang pertama-tama kita permasalahkan yalah benda-benda tidak-hidup (benda mati); hukum yang sama berlaku bagi benda-benda hidup, tetapi ia beropperasi dalam kondisi-kondisi yang sangat kompleks dan pada waktu sekarang pengukuran kuantitatif acapkali masih belum mungkin bagi kita. Jika kita membayangkan sesuatu benda mati terpotong menjadi potongan-potongan lebih kecil dan lebih kecil lagi, mula-mula tidak terjadi perubahan kualitatif. Namun ini ada batasnya: jika kita berhasil, seperti dengan penguapan (evaporasi), dalam memperoleh molekulmolekul terpisah itu dalam keadaan bebas, maka benarlah bahwa kita lazimnya dapat membaginya lebih lanjut, namun hanya dengan suatu perubahan kualitas secara menyeluruh. Molekul itu didekomposisi ke dalam atom-atomnya yang terpisah-pisah, yang mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda dengan sifat-sifat molekul itu. Dalam hal molekulmolekul itu terdiri atas berbagai unsur kimiawi, atom-atom atau molekul-molekul unsur-unsur itu sendiri muncul sebagai gantinya molekul persenyawaan itu; dalam hal molekul-molekul unsur-unsur, tampillah/muncullah atom-atom bebas yang menimbulkan akibatakibat/ efek-efek kualitatif yang sangat berbeda-beda; atom-atom bebas dari oksigen yang lahir secara mudah dapat menghasilkan yang tidak pernah dapat dicapai oleh atom-atom dari oksigen atmosferik, yang terikat menjadi satu di dalam molekul itu. Tetapi, molekul itu secara kualitatif juga berbeda dari massa benda yang padanya molekul itu termasuk. Ia dapat melakukan gerakangerakan secara bebas dari massa itu dan selagi yang tersebut belakangan itu tampak lembam, yaitu misalnya, vibrasi- vibrasi panas; melalui suatu perubahan posisi dan keterkaitan dengan molekulmolekul di sekitarnya ia dapat mengubah benda itu menjadi suatu allotrope atau suatu keadaan agregasi yang berbeda. Dengan demikian kita melihat bahwa operasi pembagian yang semurninya kuantitatif itu mempunyai suat batas di mana ia menjadi terubah menjadi suatu perbedaan kualitatif: massa itu terdiri sematamata atas molekul-molekul, tetapi ia sesuatu yang pada pokoknya berbeda dari molekul itu, tepat sebagaimana yang tersebut belakangan berbeda dari atom. Perbedaan inilah merupakan dasar bagi pemisahan mekanika, sebagai ilmu dari massa-massa ruang angkasa dan bumi, dari ilmu fisika, sebagai mekanika molekul-molekul, dan dari ilmu kimia, sebagai ilmu fisika atom-atom. Di dalam ilmu mekanika, tidak terjadi kualitas-kualitas; paling-paling keadaan-keadaan seperti keseimbanghan (ekuilibrium), gerak, energi potensial, yang kesemuanya bergantung pada perpindahan/peralihan (transference) gerak yang dapat diukur dan sendirinya berkemampuan ekspresi (pernyataan) kuantitatif. Karenanya, sejauh perubahan kualitatif terjadi di sini, itu ditentukan oleh suatu perubahan kuantitatif yang bersesuaian. Di dalam ilmu fisika, benda-benda diperlakukan sebagai yang secara kimiawi tidak dapat diubah atau tidak berbeda; kita berurusan dengan perubahan-perubahan keadaan-keadaan molekularnya dan dengan perubahan bentuk gerak, yang dalam semua kasus, sekurangkurangnya pada satu dari kedua sisinya, membuat molekul itu beraksi. Di sini setiap perubahan adalah suatu transformasi kuantitas menjadi kualitas, suatu konsekuensi dari perubahan kuantitatif dari jumlah suatu atau lain bentuk gerak yang dikandung di dalam benda itu atau yang dikomunikasikan padanya. "Demikianlah temperatur (suhu) air adalah, pertama-tama, sesuatu yang tidak ada artinya dalam hubungan likuiditasnya; betapapun dengan peningkatan atau pengurangan suhu air cair, tercapailah suatu titik di mana keadaan kohesi ini berubah dan air itu diubah menjadi uap atau es." (Hegel, Enzyklopädie, Gesamtausgabe, Bd.VI, Hal.217.) Demikian pula, suatu kekuatan arus minimum tertentu dipersyaratkan agar kawat platinum dari sebuah lampu pijar listrik menyala; dan setiap metal memiliki suhu pijar dan padunya, setiap cairan mempunyai titik beku dan didihnya yang tertentu pada suatu tekanan tertentu --sejauh alat kita memungkinkan kita mereproduksi suhu yang diperlukan; akhirnya, setiap gas juga mempunyai titik kritikalnya, di mana ia dapat dicairkan lewat tekanan dan pendinginan. Singkatnya, yang disebut konstan-konstan fisikal untuk sebagaian besar tidak lain dan tidak bukan adalah penandaan-penandaan (designations) titik-titik nodal di mana perubahan43) kuantitatif (berupa) pertambahan atau pengurangan gerak menghasilkan perubahan kualitatif dalam keadaan benda bersangkutan, di mana, karenanya, kuantitas diubah menjadi kualitas. Namun, bidang di mana hukum alam yang ditemukan oleh Hegel itu merayakan kejayaannya yang paling penting yalah bidang ilmu kimia. Ilmu kimia dapat diistilahkan ilmu mengenai perubahan-perubahan kualitatif dari benda-benda sebagai hasil komposisi kuantitatif yang berubah. Hal itu sudah diketahui oleh Hegel sendiri. (Logik, Gesamtausgabe, III, hal. 433.) Seperti dalam hal oksigen: jika tiga atom bersatu ke dalam sebuah molekul, gantinya yang lazimnya dua buah, kita mendapatkan ozone, suatu benda yang amat sangat berbeda dari oksigen biasa dalam bau dan reaksi- reaksinya. Dan memang, berbagai proporsi yang di dalamnya oksigen berpadu dengan nitrogen atau sulfur, yang masing-masing menghasilkan suatu substansi yang secara kualitatif berbeda dari setiap lainnya! Betapa berbeda gas ketawa (nitrogen monokside N2O2) dari nitrik anhydride (nitrogen pentoxide, N2O5)! Yang pertama adalah suatu gas, yang kedua pada suhu-suhu normal adalah suatu substansi kristalin padat. Namun begitu, seluruh perbedaan dalam komposisi yalah bahwa yang kedua itu mengandung oksigen yang lima kali lipat lebih banyak daripada yang pertama, dan di antara keduanya itu terdapat tiga okside nitrogen lebih banyak (NO, N2O3, NO2), yang masing-masingnya secara kualitatif berbeda dari dua yang pertama dan satu sama lainnya. Hal ini tampak lebih menyolok lagi dalam deretan gabungan-gabungan karbon homolog, terutama dari hidrokarbon-hidrokarbon yang lebih sederhana. Dari parafin-parafin normal, yang terendah jalah methani, CH4; di sini keempat kaitan atom karbon dijenuhi oleh empat atom hidrogen. Yang kedua, ethane, C2H6, mempunyai dua atom karbon yang tergabung dan keenam kaitan bebas itu dijenuhi dengan enam atom hidrogen. Dan begitulah seterusnya, dengan C3H8, C4H10, dan seterusnya, sesuai rumusan aljabar CnH2n+2, sehingga dengan setiap penambahan CH2 terbentuk sebuah benda yang secara kualitatif berbeda dari sebuah yang terdahulu. Tiga anggota paling rendah dari deretan itu adalah gas-gas, yang tertinggi yang dikenal, hexadecane, C16H34, adalah suatu benda padat dengan suatu titik didih 270°C. Tepat seperti itu pula yang berlaku bagi deretan alkohol-alkohol primer dengan formula CnH2n+2O, yang diderivasi (secara teoretikal) dari parafin-parafin, dan deretan asam-asam lemak monobasik (formula CnH2nO2). Perbedaan kualitatif yang dapat ditimbulkan oleh penambahan kuantitatif C3H6, diajarkan oleh pengalaman jika kita minum Ethyl Alkohol, C2H6O, dalam bentuk cair (yang dapat diminum) tanpa penambahan alkohol-alkohol lainnya, dan pada suatu kesempatan lain minum ethyl alkohol yang sama itu, tetapi dengan menambahkan sedikit saja amyl alkohol, C5H12O, yang menjadi pembentuk utama dari minyak pelebur (fusel) yang mengerikan itu. Kepala seseorang pasti akan menyadari akan hal itu di pagi esok harinya, suatu siksaan yang sangat; sehingga seseorang bahkan dapat mengatakan bahwa kemabokan itu, dan perasaan "keesokan pagi" berikutnya itu, adalah juga kuantitas yang diubah menjadi kualitas, di satu pihak dari ethyl alkohol dan di lain pihak dari tambahan C3H6 ini. Di dalam deretan ini kita menjumpai hukum Hegelian itu dalam bentuk yang lain lagi.. Anggota-anggota yang lebih rendah hanya memperkenankan suatu saling-pengaturan tunggal dari atom-atom. Namun, jika jumlah atom-atom yang digabung menjadi sebuah molekul mencapai suatu ukuran yang secara tetap ditentukan bagi setiap deretan, maka pengelompokan atom-atom itu di dalam molekul dapat terjadi dalam lebih dari satu cara; sehingga dua atau lebih substansi isomerik dapat dibentuk, yang mempunyai jumlah-jumlah sama dari atom-atom C, H dan O di dalam molekul itu, tetapi bagaimanapun secara kualitatif berbeda satu sama lainnya. Kita bahkan dapat memperhitungkan berapa banyak isomer-isomer seperti itu dimungkinkan bagi setiap anggota dari deretan itu. Demikianlah, dalam deretan-deretan parafin, bagi C4H10 terdapat dua, bagi C5H12 terdapat tiga; di antara anggota-anggota lebih tinggi, jumlah isomer yang mungkin bertambah dengan sangat cepat. Karenanya, sekali lagi, adalah jumlah kuantitatif atom-atom itu di dalam molekul yang menentukan kemungkinan itu dan, sejauh yang telah dibuktikan, juga keberadaan sesungguhnya dari isomer-isomer yang secara kualitatif berbeda seperti itu. Masih ada lagi. Dari analogi substansi-substansi yang kita kenal/ketahui dalam setiap dari deretan-deretan ini, kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai sifat-sifat fisikal dari anggotaanggota yang masih belum dikenal/diketahui dari deretan-deretan ini dan, sedikitnya bagi anggota-anggota yang segera menyusul anggotaanggota yang diketahui, memprediksikan sifat-sifatnya, titik didihnya, dan sebagainya, secara agak pasti. Akhirnya, hukum Hegelian kesahihannya tidak hanya bagi substansisubstansi gabungan, melainkan juga bagi unsur-unsur kimiawi itu sendiri. Kini kita mengetahui bahwa "sifat-sifat kimiawi unsur-unsur adalah suatu fungsi periodikal dari bobot-bobot atomiknya" (Roscoe-Schorlemmer, Ausführliches Lehrbuch der Chemie, II, hal.823), dan bahwa, karenanya, kualitas mereka ditentukan oleh kuantitas berat atomik mereka. Dan pengujian atas hal ini telah dilakukan dengan gemilang. Mendeleyev telah membuktikan bahwa berbagai celah terdapat/terjadi dalam deretan-deretan unsur-unsur bersangkutan yang diatur menurut berat-berat atomik yang menandakan bahwa di sini unsur-unsur baru masih harus ditemukan. Jauh sebelumnya telah diuraikannya sifat-sifat kimiawi umum dari salah-satu dari unsur-unsur yang belum diketahui ini, yang disebutnya eka-aluminium,44) karena itu menyusul sesudah aluminium di dalam deretan-deretan yang dimulai dengan yang tersebut belakangan, dan ia memprediksikan perkiraan berat khusus dan atomik maupun volume atomiknya. Beberapa tahun kemudian, Lecoq de Bois-baudran benarbenar menemukan unsur ini, dan prediksi-prediksi Mendeleyev cocok benar dengan hanya kelainan-kelainan sangat kecil. Eka-aluminium dinyatakan dalam gallium (ibid., hal. 828). Dengan cara penerapan-- secara tidak sadar--hukum Hegel mengenai transformasi kuantitas menjadi kualitas, Mendeleyev mencapai suatu hasil ilmiah yang luar biasa, yang tidaklah berlebih- lebihan jika disamakan dengan hasil Leverrier dalam memperhitungkan orbit planet yang hingga saat itu belum dikenal, yaitu planet Neptune. Di dalam ilmu biologi, seperti halnya dalam sejarah masyarakat manusia, hukum-hukum yang sama berlaku pula pada setiap langkah, namun kita lebih suka berurusan dengan contoh-contoh dari ilmu- ilmu pasti, karena di sini kuantitas-kuantitas dapat diukur dan dilacak secara cermat. Barangkali orang terhormat yang sama yang hingga kini telah menolak transformasi kuantitas menjadi kualitas sebagai mistisisme dan transendentalisme yang tidak masuk akal, kini akan menyatakan bahwa itu benar-benar sesuatu yang sangat gamblang, tidak berarti, dan biasa-biasa saja, yang telah lama mereka gunakan, dan dengan begitu mereka tidak mendapatkan pelajaran apapun yang baru. Tetapi dengan--untuk pertama kalinya--telah dirumuskan suatu hukum perkembangan umum dari alam, masyarakat dan pikiran, dalam bentuknya yang kesahihannya bersifat universal, itu untuk selamanya akan merupakan suatu langkah yang bermakna historikal. Dan apabila tuan-tuan ini selama bertahun-tahun telah menyebabkan ditransformasikannya kuantitas dan kualitas hingga tercampur aduknya satu sama yang lainnya, tanpa mengetahui apa yang sedang mereka lakukan itu, maka mereka mesti menghibur diri mereka sendiri dengan Monsieur Joudain-nya Molière yang sepanjang hidupnya mengucapkan prosa tanpa sedikitpun mengerti yang dikatakannya.45) BENTUK-BENTUK DASAR DARI GERAK oleh Friedrich Engels Gerak dalam arti yang paling umum, difahami sebagai gaya keberadaan, atribut yang inheren, dari materi, mencakup/meliputi semua perubahan dan proses yang berlangsung dalam jagat raya, dari sekedar perubahan/pergantian tempat hingga sampai pada pikiran. Penyelidikan mengenai sifat gerak sudah dengan sendirinya mesti dimulai dari bentuk-bentuk gerak ini yang paling sederhana, paling rendah dan belajar menangkap semua itu sebelum ia dapat mencapai sesuatu sebagai penjelasan mengenai bentuk-bentuk yang lebih tinggi dan lebih rumit. Karenanya, dalam evolusi historikal ilmu-ilmu pengetahuan alam kita melihat bagaimana yang paling pertama-tama sekali dikembangkan adalah teori mengenai perubahan tempat yang paling sederhana, mekanika dari benda-benda langit dan massa-massa bumi; ia kemudian disusul oleh teori mengenai gerak molekular, fisika, dan segera kemudian, nyaris bersama-sama dan di beberapa tempat mendahuluinya, ilmu pengertahuan mengenai gerak atom-atom, kimia. Hanya setelah berbagai cabang pengetahuan mengenai bentuk-bentuk gerak yang menguasai alam tidak-hidup itu telah mencapai suatu derajat perkembangan yang tinggi, baru dapatlah penjelasan mengenai proses-proses gerak yang mewakili proses kehidupan itu ditangani dengan berhasil. Ini maju secara proporsional dengan kemajuan mengenai mekanika, fisika dan kimia. Akibatnya, sementara mekanika telah cukup lama secara sepadan mampu merujukkan efekefek penungkil-penungkil tulang yang digerakkan oleh kontraksi otot dalam tubuh hewan pada hukum-hukum yang berlaku juga dalam alam tidak-hidup, substansiasi fisiko-kimiawi gejala-gejala lain dari kehidupan masih sangat berada pada awal perkembangannya. Karenanya di sini, dalam penyelidikan sifat gerak, kita terpaksa memasukkan bentuk-bentuk organik dari gerak itu,. Kita terpaksa membatasi diri kita--sesuai dengan keadaan ilmu-pengetahuan--pada bentuk-bentuk gerak dari alam tidak-hidup. Semua gerak bertautan dengan sesuatu perubahan/pergantian/perpindahan tempat, apakah itu perubahan tempat benda-benda angkasa, massa-massa bumi, molekul-molekul, atom-atom, atau partikel-partikel ether. Semakin tinggi bentuk gerak itu, semakin kecil perubahan tempat itu. Ia sama sekali tdiak menguras habis sifat dari gerak bersangkutan, melainkan adalah tidak terpisahkan dari gerak itu. Ia, karenanya, mesti diselidiki sebelum kita menyelidiki apapun lainnya. Keseluruhan alam yang terbuka bagi kita merupakan sebuah sistem, suatu totalitas yang saling-berkait dari benda-benda, dan dengan bgenda-benda kita mengartikan di sini semua keberadaan (eksistensi) material yang terentang dari bintang-bintang hingga atom-atom, bahkan sampai pada partikel-partikel ether, sejauh diakui keberadaan yang tersebut terakhir itu. Dalam kenyataan bahwa benda-benda ini saling-berkaitan sudah tercakup (pengertian) bahwa mereka bereaksi satu pada yang lainnya, dan justru reaksi timbal balik (satu sama lain) inilah yang menjadikan gerak. Sudah terbukti di sini bahwa materi itu tidak terbayangkan tanpa gerak. Dan apabila, sebagai tambahan, materi dihadapkan pada kita sebagai sesuatu yang tertentu, samasama tidak-dapat-diciptakan dan tidak-dapat-dihancurkan, maka berarti bahwa gerak juga tidak-dapat-diciptakan dan tidak-dapatdihancurkan. Telah menjadi tidak mungkin untuk menolak kesimpulan ini segera setelah diakui bahwa jagat raya merupakan sebuah sistem, suatu antar-keterkaitan benda-benda. Dan sejak pengakuan ini dicapai oleh filsafat, lama sebelum ia diberlakukan secara efektif dalam ilmupengetahuan alam, dapatlah dimengerti mengapa filsafat, selama duaratus tahun sebelum ilmu-pengetahuan alam, menarik kesimpulan mengenai tidak-dapat-diciptakan dan tidak- dapat-dihancurkannya gerak. Bahkan bentuk yang dipakainya untuk melakukan ini masih lebih unggul daripada perumusan masa-kini dari ilmu-pengetahuan alam. Azas Descartes, bahwa jumlah (die Menge) gerak yang terdapat di dalam alam jagat selalu sama, hanya mengandung kelemahanformal karena telah memakai suatu ungkapan terbatas bagi suatu kebesaran tak-terhingga. Sebaliknya, dua buah ungkapan mengenai hukum yang sama yang sekarang berlaku dalam ilmu-pengetahuan alam: hukum Helmholtz mengenai konservasi daya/tenaga, dan hukum yang lebih baru, yang lebih tepat, yaitu mengenai konservasi energi. Dari kedua-duanya ini, yang pertama, seperti akan kita lihat, mengatakan justru kebalikan dari yang lainnya, dan lebih dari itu, masing-masingnya hanya mengungkapkan satu sisi dari hubungan itu. Manakala dua benda saling beraksi satu-sama-lain sehingga mengakibatkan suatu permindahan tempat dari yang satu atau pada kedua-duanya, maka perpindahan tempat ini hanya dapat berupa suatu pendekatan atau suatu pemisahan. Mereka saling tarik satusama- lain atau mereka saling menolak satu-sama-lain. Atau, sebagaimana mekanika menyatakannya, kekuatan-kekuatan yang beroperasi di antara mereka bersifat sentral, beraksi sepanjang garis yang menyatukan pusat-pusat mereka. Bahwa ini yang terjadi, bahwa demikian kenyataannya tanpa kecuali di seluruh alam jagat, betapapun rumitnya banyak gerakan mungkin tampaknya, dewasa ini diterima sebagai sesuatu yang dengan sendirinya begitu. Akan tampak tidak-masuk-akal untuk berasumsi, manakala dua benda beraksi satu pada yang lainnya dan saling interaksi itu tidak dilawan oleh hambatan apapun atau pengaruh suatu benda ketiga, maka aksi ini mesti dipengaruhi secara lain daripada sepanjang jalan yang terpendek dan paling langsung, yaitu, sepanjang garis lurus yang menyatukan/menghubungkan pusat-pusat mereka.*) Lagi pula, sudah sangat diketahui, bahwa Helmholtz (Erhaltung der Kraft, Berlin 1847, Seksi I dan II) telah memberikan bukti matematikal bahwa aksi sentral dan tidak-dapat-diubahnya jumlah gerak (Bewegungsmenge)48) dikondisikan secara timbal-balik dan bahwa anggapan mengenai aksiaksi lain kecuali yang sentral itu membawa pada hasil-hasil di mana gerak dapat atau diciptakan atau dihancurkan. Karena itulah bentuk dasar dari semua gerak adalah pendekatan dan pemisahan, kontraksi dan pemuaian--singkatnya, pertentangan-pertentangan polar(kutub) lama dari tarikan dan tolakan. Yang secara istimewa mesti diperhatikan ialah, bahwa di sini, tarikan dan tolakan tidak dipandang sebagai "kekuatan-kekuatan" tetapi sebagai bentuk-bentuk sederhana dari gerak, tepat sebagaimana Kant sudah memahami materi sebagai kesatuan tarikan dan tolakan. Yang mesti difahami dengan "kekuatan-kekuatan" akan ditunjukkan kelak pada waktunya. Semua gerak terdiri atas saling-pengaruh tarikan dan tolakan. Namun, gerak hanya mungkin pabila setiap tarikan individual dikompensasi oleh tolakan yang bersesuaian di sesuatu tempat lainnya. Jika tidak begitu maka pada waktunya satu sisi akan menjadi lebih kuasa atas yang lainnya dan gerak itu akhirnya akan berhenti. Karenanya, semua tarikan dan semua tolakan dalam jagat raya mesti saling mengimbangi satu sama lain. Demikianlah hukum tidak-dapat-dihancurkan dan tidakdapat- diciptakannya gerak terungkap dalam bentuk bahwa setiap gerak tarikan dalam jagat raya mesti mempunyai sebagai komplemennya suatu gerak tolakan ekuivalen (kesetaraan) dan vice versa; atau, sebagaimana filsafat kuno--lama sebelum perumusan ilmiah-alam mengenai hukum konservasi tenaga atau energi-- menyatakannya: jumlah dari semua tarikan dalam alam jagat raya adalah sama dengan jumlah semua tolakan. Namun, di sini tampaknya masih terdapat dua kemungkinan bagi semua gerak untuk berhenti pada sesuatu waktu, baik itu dikarenakan oleh tolakan dan tarikan yang akhirnya saling membatalkan satu sama lain dalam kenyataan aktual, ataupun dengan total tolakan yang akhirnya menguasai suatu bagian materi dan total tarikan menguasai bagian lainnya. Bagi konsepsi dialektikal, kemungkinan-kemungkinan ini sejak awal dimustahilkan. Sejauh ini, dialektika telah membuktikan dari hasil-hasil pengalaman kita tentang alam, bahwa semua oposisi kutub pada umumnya ditentukan oleh aksi timbal-balik kedua kutub yang berlawanan, bahwa pemisahan dan pertentangan dari kutubkutub ini hanya ada di dalam saling keterkaitan dan persatuan mereka, dan, sebaliknya, bahwa kesatuan mereka hanya ada di dalam pemisahan mereka dan saling-keterkaitan mereka hanya dalam pertentangan mereka. Setelah ini ditandaskan, tidak ada masalah suatu pembatalan final dari tolakan dan tarikan, atau mengenai suatu pembagian final di antara satu bentuk gerak dalam separoh materi dan bentuk gerak lainnya dalam separoh materi lainnya, karenanya tidak ada masalah saling-penyusupan (penetrasi)49) atau pemisahan mutlak dari kedua kutub itu. Itu akan sama saja dengan menuntut, dalam kasus pertama, bahwa kutub utara dan kutub selatan dari sebuah magnet mesti saling-membatalkan atau, dalam kasus kedua, bahwa membagi sebuah magnet di tengah-tengah antara kedua kutub itu di satu sisi mesti menghasilkan suatu paroh utara tanpa suatu kutub selatan, dan di sisi lainnya suatu paroh selatan tanpa suatu kutub utara. Sekalipun--namun--kemustahilan asumsi-asumsi seperti itu segera nyata dari sifat dialektikal oposisi-oposisi kutub, bagaimanapun, berkat gaya pikiran metafisikal dari para ilmuwan alamyang berkuasa, asumsi kedua setidak-tidaknya memainkan suatu bagian tertentu dalam teori fisikal. Hal ini akan dibicarakan pada tempatnya kelak. Bagaimanakah gerak menghadirkan dirinya dalam interaksi tarikan dan tolakan? Paling tepat hal ini diteliti dalam bentuk-bentuk gerak masing-masing sendiri. Pada akhirnya, aspek umum dari materi akan memperlihatkan dirinya sendiri. Mari kita ambil gerak sebuah planet di sekitar benda (badan/kumpulan) sentralnya sendiri. Astronomi sekolahan biasa mengikuti Newton dalam menjelaskan elips yang dilukiskan sebagai hasil aksi bersama dari dua kekuatan, tarikan benda sentral dan suatu kekuatan tanjensial (tangential = yang bersinggungan) yang memacu planet itu di sepanjang kenormalan pada arah tarikan ini. Dengan demikian ia mengambil, di samping bentuk gerak yang berarahkan sentral, juga suatu arah lain dari gerak, atau yang dinamakan "kekuatan," perpendikular (garis tegak-lurus) pada garis yang menghubungkan pusat-pusat itu. Dengan begita ia berlawanan/bertentangan dengan hukum dasar tersebut di atas, yang menyatakan bahwa semua gerak di dalam alam semesta kita hanya dapat terjadi di sepanjang garis yang menghubungkan pusat-pusat benda-benda yang satu sama lain beraksi secara timbal balik, atau, seperti juga dikatakan, yang hanya disebabkan oleh "kekuatan-kekuatan" yang beraksi secara sentral. Dengan begitu ia juga memperkenalkan ke dalam teori itu suatu unsur gerak yang, seperti juga telah kita saksikan, mau-tidak-mau membawa pada penciptaan dan penghancuran gerak, dan karenanya mengandaikan suatu pencipta. Yang mesti dilakukan, karenanya, yalah mengurangi kekuatan tanjensial yang misterius ini menjadi suatu bentuk gerak yang beraksi secara sentral, dan inilah yang dicapai/dilaksanakan oleh teori kosmogoni Kant-Laplace. Sebagaimana sudah sangat diketahui, menurut konsepsi ini seluruh sistem matahari lahir dari suatu massa serba-gas yang berputar, yang sangat lemah melalui/lewat kontraksi berangsur-angsur. Gerak rotasional (berputar) jelas paling kuat di khatulistiwa (equator) sfera serba-gas ini, dan cincin-cincin serba-gas individual memisahkan diri dari massa itu dan berkerumun bersama (jadi-satu) menjadi planet-planet, planetoidplanetoid, dsb., yang berputar di sekeliling ben da sentral dalam arah rotasi (perputaran) aslinya. Perputaran ini sendiri lazimnya diterangkan dari gerak partikel-partikel serba-gas itu sendiri-sendiri. Gerak ini terjadi ke semua arah, tetapi akhirnya suatu ekses dalam satu arah tertentu menjadikannya nyata dan dengan begitu menyebabkan gerak berputar itu, yang pasti menjadi semakin kuat dan semakin kuat dengan kontraksi progresif dari sfera serba-gas itu. Tetapi, hipotesis apapun yang dibuat mengenai asal-usul perputaran (rotasi) itu, kesemuanya menghapuskan kekuatan tanjensial, meleburnya dalam suatu bentuk manifestasi khusus dari gerak yang beraksi secara sentral. Apabila satu unsur gerak planeter, yaitu yang langsung sentral, diwakili oleh gravitasi, tarikan antara planet dan benda sentral itu, maka unsur yang lain, yang tanjensial, tampak sebagai sebuah relik, dalam suatu bentuk derivatif atau sudah berubah, dari tolakan asli partikel-partikel individual dari sfera serba-gas itu. Dengan demikian proses kehidupan suartu sistem matahari menghadirkan dirinya sebagai saling-pengaruh-mempengaruhinya tarikan dan tolakan, di mana tarikan berangsur-angsur menjadi semakin unggulmengungguli disebabkan tolakan yang dipancarkan (radiasi) ke ruang angkasa dalam bentuk panas dan dengan demikian semakin menghilang (terhilang) dari sistem itu. Selintas-kilas orang melihat bahwa bentuk gerak yang di sini difahami sebagai tolakan adalah sama dengan yang oleh ilmu-fisika modern diistilahkan/disebut "energi." Dengan kontraksi sistem itu dan akibat menjauhnya benda-benda individual yang menjadi pembentuknya dewasa ini, sistem itu telajh kehilangan "energi," dan justru kehilangan ini, menurut perhitungan Helmholtz yang terkenal, sudah mencapai 453/454 (empatratuslimapuluhtiga per empatratuslimapuluhempat) dari jumlah total gerak (Bewegungsmenge) yang aslinya terdapat dalam bentuk tolakan. Mari kita sekarang mengambil suatu massa dalam bentuk sebuah benda di atas bumi kita sendiri. Ia dikaitkan dengan bumi oleh gravitasi, sebagaimana bumi pada gilirannya terkait pada matahari; namun, tidak seperti bumi, ia tidak berkemampuan akan suatu gerak planeter yang bebas. Ia hanya dapat digerakkan dengan/oleh suatu impuls dari luar, dan bahkan dengan begitu, sesegera impuls itu terhenti, geraknya segera terhenti pula, baik itu dikarenakan oleh gravitas saja ataupun oleh yang tersebut belakangan itu secara terpadu dengan perlawanan medium di mana ia bergerak. Perlawanan ini sebenarnya juga suatu efek dari gravitas, tanpa itu bumi, di atas permukaannya, tidak akan mempunyai medium perlawanan apapun, tidak akan mempunyai atmosfer apapun. Karenanya, dalam gerak yang semurninya mekanikal di atas permukaan bumi kita menghadapi suatu situasi di mana gravitasi, tarikan, secara menentukan berkuasa, di mana, oleh sebab itu, produksi gerak memperlihatkan kedua tahap: pertama gravitas yang beraksi secara berlawanan dan kemudian memperkenankan gravitas itu beraksi--singkatnya, naik dan jatuh. Maka, kita mendapati lagi aksi timbal-balik antara tarikan di satu pihak dan suatu bentuk gerak yang terjadi dalam arah berlawanan dengannya, karenanya suatu bentuk gerak tolakan, di lain pihak. Tetapi, di dalam lingkup mekanika yang semurninya terestrial [bumi] (yang berurusan dengan massa-massa keadaan-keadaan agregasi dan kohesi tertentu yang diliputinya sebagai tidak-dapat-berubah) bentuk gerak tolakan ini tidak terjadi di dalam alam. Kondisi-kondisi fisikal dan kimiawi yang dengannya segumpal batu-karang menjadi terpisah dari suatu puncak-gunung, atau memungkjinkan jatuhnya air, berada di luar lingkup aksinya. Karenanya, dalam mekanika yang semurninya terestial, gerak tolakan, gerak naik mesti diproduksi secara buatan; dengan tenaga manusia, kekuatan hewani, daya air atau uap, dsb. Dan keadaan ini, keharusan untuk memerangi tarikan alamiah secara buatan, menyebabkan para ahli mekanika menganut pandangan bahwa tarikan, gravitasi, atau--sebagaimana mereka katakan= kekuatan gravitas, merupakan bentuk gerak dalam alam yang paling penting, bahkan yang paling dasar. Manakala, misalnya, suatu beban (bobot) diangkat dan menghubungkan (mengomunikasikan) gerak pada benda-benda lain dengan langsung atau tak-langsung jatuh, maka menurut pandangan mekanika yang biasa, ia bukanlah pengangkatan beban itu yang mengomunikasikan gerak ini, melainkan adalah gaya gravitas yang melakukannya. Begitulah Helmholtz, misalnya, yang membuat "kekuatan yang adalah yang paling sederhana dan yang paling kita kenal, yaitu gravitas, yang bertindak sebagai daya pendorongnya.... misalnya dalam lonceng-lonceng yang digerakkan oleh suatu beban. Beban itu.....tidak dapat menuruti tarikan gravitas tanpa membuat seluruh kerja-lonceng itu bergerak." Tetapi ia tidak dapat membuat kerja-lonceng itu bergerak tanpa sendiri turun dan itu terus turun sampai rantai yang padanya ia bergantung sepenuhnya terentang habis: "Lalu lonceng itu akan berhenti, karena kapasitas operatif dari beban itu telah habis untuk sementara waktu. Bobotnya bukannya hilang atau berkurang, ia tetap tertarik hingga batas yang sama oleh bumi, tetapi kapasitas bobot ini untuk menghasilkan gerakan-gerakan telah hilang.... Namun, kita dapat, memutar konceng itu dengan tenaga lengan manusia, sehingga bobot itu kembali dinaikkan. Segera setelah ini terjadi, ia memperoleh kembali kapasitas operatifnya yang semula/sebelumnya dan kembali dapat menggerakkan lonceng itu." (Helmholtz, Populäre Vorträge, II, hal. 144-45.) Maka itu, menurut Holmholtz, bukanlah komunikasi gerak secara aktif, dinaikkannya bobot/beban, yang membuat lonceng itu bergerak, melainkan beratnya bobot pasif itu, sekalipun berat yang sama ini hanya ditarik dari kepasivannya dengan mengangkatnya, dan sekali lagi balik pada kepasivan setelah rantai beban itu terentang habis. Maka, apabila menurut konsepsi modern, seperti yang sudah kita lihat di atas, energi hanyalah sebuah ungkapan lain buat tolakan, di sini, di dalam konsepsi Helmholtz yang lebih tua, kekuatan tampil sebagai ungkapan lain bagi lawan tolakan, bagi tarikan (atraksi) Untuk sementara kita catat saja hal ini. Namun, apabila proses mekanika terestial telah sampai pada akhirnya, manakala massa berat itu pertama-tama sekali telah diangkat dan kemudian jatuh kembali melalui ketinggian yang sama, apakah yang terjadi dengan gerak yang menjadikan proses ini? Bagi mekanika murni, ia telah lenyap. Tetapi kita mengetahui sekarang, bahwa ia sama sekali tidaklah dihancurkan. Hingga batas tertentu ia telah diubah menjadi getaran-getaran (vibrasi) udara dari gelombanggelombang suara, hingga suatu batas yang lebih besar lagi, menjadi panas--yang sebagian telah dikomunikasikan pada atmosfer yang berlawan, sebagian lagi pada benda jatuh itu sendiri, dan sebagian lagi akhirnya pada lantai di atas mana beban itu terhenti. Bobot lonceng itu juga secara berangsur-angsur telah melerpaskan geraknya dalam bentuk panas gesekan pada berbagai roda pendorong/pemacu dari kerja-lonceng itu. Namun, sekalipun lazimnya diungkapkan secara demikian, bukanlah gerak jatuh itu, yaitu tarikan itu, yang telah beralih menjadi panas, dan dengan begitu menjadi suatu bentuk tolakan. Sebaliknya, sebagaimana dengan tepat dinyatakan oleh Helmholtz, tarikan itu, beratnya itu, tetap sebagaimana itu sebelumnya dan, dikatakan secara secermatnya, bahkan menjadi lebih besar. Lebih tepatnya, adalah tolakan itu yang dikomunikasikan pada benda yang terangkat itu dengan mengangkatnya, yang dihancurkan secara mekanikal dengan jatuh dan muncul kembali sebagai panas. Tolakan massa-massa diubah menjadi tolakan molekular. Panas, sebagaimana sudah dinyatakan, adalah suatu bentuk tolakan. Ia menggerakkan molekul-molekul benda-benda padat beroskilasi (bergoyang-goyang), dengan demikian melepaskan kaitan-kaitan molekul-molekul itu sendiri-sendiri sehingga akhirnya berlangsunglah peralihan ke keadaan cair itu. Dalam keadaan cair itu juga, dengan terus ditambahkannya panas, ia meningkatkan gerak molekul-molekul itu hingga tercapailah suatu derajat di mana molekul-molekul itu sepenuhnya memisahkan diri dari massa itu dan, pada kecepatan tertentu yang ditentukan bagi setiap molekul oleh susunan kimiawinya, mereka bergerak menjauh secara sendiri-sendiri dalam keadaan bebas. Dengan penambahan panas lebih lanjut, kecepatan itu semakin ditingkatkan, dan dengan begitu molekul-molekul itu semakin salingtolak- menolak satu sama lainnya. Namun panas itu suatu bentuk dari apa yang dinamakan "energi"; di sini lagi-lagi ternyata bahwa yang tersebut belakangan itu adalah identikal dengan tolakan. Dalam gejala-gejala listrik statik dan magnetisme, kita dapatkan suatu distribusi polar dari tarikan dan tolakan. Apapun hipotesis yang diterima mengenai modus operandi kedua bentuk ini, berdasarkan fakta tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tarikan dan tolakan, sejauh-jauh mereka diproduksi/dihasilkan oleh listrik statik atau magnetisme dan mampu untuk berkembang tanpa halangan, mereka sepenuhnya saling mengompensasi (kompensasi) satu sama lain, sebagaimana nyata tidak-bisa-tidak disebabkan oleh sifat distribusi polar itu sendiri. Dua kutub yang kegiatan-kegiatannya tidak sepenuhnya saling mengompensasi satu sama lain memang bukan kutub-kutub, dan sejauh ini belum pernah dijumpai dalam alam. Untuk sementara kita tidak akan membicarakan galvanisme, karena dalam hal ini, prosesnya ditentukan oleh reaksi-reaksi kimiawi, yang menjadikannya semakin rumit. Karenanya, lebih baik kita meneliti proses-proses kimiawi dari gerak itu. Manakala dua bagian berat hidrogen berpadu dengan 15,96 bagian berat oksigen untuk membentuk uap air, suatu jumlah panas sebanyak 68,924 satuan-panas dikembangkan selama proses itu. Sebaliknya, apabila 17,96 bagian berat uap air didekomposisikan menjadi dua bagian berat hidrogen dan 15,96 bagian berat oksigen, hal ini hanya mungkin dengan syarat bahwa uap air itu telah mengomunikasikan suatu jumlah gerak yang setara dengan 68,924 satuan-panas--baik itu dalam bentuk panas itu sendiri atau dalam bentuk gerak elektrikal. Dalam mayoritas terbesar kasus, gerak dilepaskan/terjadi pada perpaduan dan mesti disuplai pada dekomposisi. Juga di sini, lazimnya, tolakan merupakan segi aktif dari proses itu, yang lebih dibekali dengan gerak atau memerlukan suatu tambahan gerak, sedangkan tarikan merupakan segi pasif yang menghasilkan suatu surplus gerak dan melepaskan gerakan. Berdasar hal ini, teori modern juga menyatakan bahwa, dalam keseluruhannya, energi itu dibebaskan pada waktu (saat) perpaduan unsur- unsur dan menjadi tergabung pada saat dekomposisi. Di sini, karena itu, energi lagi-lagi berarti tolakan. Dan Helmholtz kembali menyatakan: "Kekuatan ini (afinitas kimiawi) dapat difahami sebagai suatu kekuatan tarikan.... Kekuatan tarikan ini di antara atom-atom karbon dan oksigen melaksanakan pekerjaan sangat sama banyaknya seperti (dengan) yang dikerahkan pada suatu berat yang diangkat oleh bumi dalam bentuk gravitasi... Manakala atom-atom karbon dan oksigen saling menyerbu satu sama lain dan berpadu untuk membentuk asam karbonik, maka partikel-partikel asam karbonik yang baru terbentuk itu mesti berada dalam gerak molekular yang dahsyat, yaitu, dalam gerak panas.... Apabila kemudian mereka melepaskan panas mereka pada lingkungan, kita masih mendapati dalam asam karbonik itu semua karbon, semua oksigen, dan tambahan lagi afinitas dari keduanya terus berada/hidup dengan sama kuat-perkasanya seperti sebelumnya. Tetapi, afinitas ini kini menyatakan dirinya semata-mata dalam kenyataan bahwa atom-atom karbon dan oksigen lekat-rapat satusama- lain, dan tidak memperkenankan terpisahnya mereka kembali." (Helmholtz, ibid., hal. 169.) Helmholtz berkukuh bahwa dalam ilmu kimia maupun dalam ilmu mekanika, kekuatan hanya ada dalam tarikan, dan karena itu menjadi tepat berlawanan dengan yang oleh para ahli fisika lainnya disebut energi dan yang identikal dengan tolakan. Maka, kini tidak hanya terdapat dua bentuk dari dari tarikan dan tolakan yang sederhana, melainkan serangkaian/sederetan penuh anak-anak bentuk di mana pemutaran dan pelepasan proses gerak universal berlangsung di dalam oposisi tarikan dan tolakan. Namun, sama-sekali tidaklah hanya dalam pikiran kita beraneka-ragam bentuk penampilan ini difahami dalam ketunggalan ungkapan gerak. Sebaliknya, semuanya itu membuktikan diri dalam aksi bahwa mereka adalah bentuk-bentuk dari gerak yang satu dan sama dengan cara mereka beralih yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaankeadaan tertentu. Gerak massa-massa secara mekanikal beralih menjadi panas, menjadi listrik, menjadi magnetisme; panas dan listrik beralih menjadi dekomposisi kimiawi; kombinasi kimiawi pada gilirannya lagi melahirkan panas dan listrik dan, lewat yang tersebut terakhir, magnetisme; dan akhirnya, panas dan listrik kembali menghasilkan lebih banyak gerak massa-massa secara mekanikal. Selanjutnya, perubahan-perubahan ini terjadi sedemikian rupa sehingga sejumlah bentuk gerak tertentu selalu mempunyai suatu jumlah tertentu yang tepat-sama dari bentuk gerak yang lain. Selanjutnya, tidaklah peduli bentuk gerak yang mana menentukan satuan untuk mengukur jumlah gerak itu, apakah itu untuk mengukur gerak massa, panas, yang dinamakan kekuatan elektro-motive, atau gerak yang menjalani transformasi dalam proses-proses kimiawi. Di sini kita bersandar pada teori "konservasi energi" yang ditegakkan oleh J.R. Mayer**) pada tahun 1842 dan kemudian disusun secara internasional dengan keberhasilan yang begitu cemerlang, dan kini kita mesti meneliti konsep-konsep fundamental yang dipakai dewasa ini oleh teori ini. Ini adalah konsep-konsep mengenai "kekuatan/daya," atau "energi," dan "kerja". Telah ditunjukkan di atas, bahwa menurut pandangan modern, yang kini umumnya diterima, energi adalah istilah yang dipakai untuk tolakan, sedangkan Helmholtz lebih banyak memakai kata daya untuk menyatakan tarikan. Orang dapat menganggap ini suatu perbedaan formal yang tidak penting, sejauh tarikan dan tolakan itu saling mengompensasi satu sama lain di jagat raya, dan sesuai dengan itu persoalan segi mana dari hubungan itu yang dianggap sebagai positif dan yang mana sebagai yang negatif akan tampak sebagai hal yang tidak perlu dipersoalkan, sebagaimana itu sendiri tidaklah penting manakala absisae (abscissae) dihitung ke kanan atau ke kiri dari sebuah titik dalam suatu garis tertentu. Namun, hal ini sama sekali tidaklah demikian mutlaknya. Karena, di sini kita tidak mempersoalkan--pertama-tama--alam semesta, tetapi gejala-gejala yang terjadi di atas bumi dan dikondisikan oleh tertentunya posisi bumi secara pasti di dalam sistem matahari (tata-surya), dan posisi sistem matahari dalam alam semesta. Namun, setiap saat, sistem matahari kita mengeluarkan kuantitas-kuantitas gerak secara luar-biasa besarnya ke ruang angkasa, dan--lagi pula--gerak dari suatu kualitas yang sangat tertentu, yaitu, panas matahari, yaitu tolakan. Tetapi bumi kita sendiri memungkinkan keberadaan kehidupan di atasnya hanya dikarenakan panas matahari, dan pada akhirnya, bumi pada gilirannya memancarkan panas matahari yang diterimanya ke ruang angkasa, setelah ia mengubah sebagaian dari panas ini menjadi bentuk-bentuk gerak yang lain. Karenanya, di dalam sistem matahari dan di atas segala-galanya di atas bumi, tarikan sudah sangat mengungguli (mengatasi) tolakan. Tanpa gerak tolakan yang dipancarkan pada kita dari matahari, semua gerak di atas bumi akan terhenti. Seandainya esok matahari itu menjadi dingin, maka tarikan di atas bumi akan tetap, dengan semua keadaan lainnya tetap sama, sebagaimana ia adanya sekarang. Seperti di muka, sebuah batu yang beratnya 100 kilogram, di manapun batu itu ditempatkan, akan tetap 100 kilogram beratnya. Tetapi gerak itu, baik yang dari massa-massa dan dari molekul-molekul dan atom-atom, akan sampai/menjadi yang akan kita anggap sebagai suatu perhentian. Maka dari itu, jelaslah bahwa bagi proses-proses yang terjadi dewasa ini di atas bumi, sama sekali bukan masalah yang tak-perlu-dihiraukan apakah tarikan atau tolakan difahami sebagai segi aktif dari gerak, dan karenanya sebagai "daya," atau "energi". Sebaliknya, dewasa ini di atas bumi, tarikan sudah menjadi pasif sepenuhnya dikarenakan kemantapannya yang lebih menentukan di atas tolakan; kita berhutang semua gerak aktif pada suplai tolakan dari matahari. Karena itu, aliran modern--bahkan apabila masih tetap tidak jelas mengenai sifat hubungan gerak--betapa-pun, dalam hal kenyataan dan bagi proses-proses terestrial, bahkan bagi seluruh sistem mathari, secara mutlak benar dalam memahami energi sebagai tolakan. Istilah "energi" sama sekali tidak secara tepat mengungkapkan seluruh hubungan gerak, karena ia hanya mencakup satu aspek saja, yaitu aksinya tetapi penciptaannya tidak. Ia masih membuat seakan-akan "energi" itu sesuatu yang di luar (eksternal) materi, sesuatu yang ditanamkan ke dalamnya. Tetapi dalam segala keadaan ia lebih disukai/dipilih daripada ungkapan "daya". Sebagaimana umumnya diakui (dari Hegel hingga Helmholtz), pengertian daya diderivasi dari kegiatan organisme manusia di dalam lingkungannya. Kita berbicara tentang kekuatan otot, mengenai daya angkat lengan, mengenai daya loncat kaki, mengenai daya cerna perut dan sistem intestinal, mengenai daya sensor syaraf-syaraf, mengenai daya secretori kelenjar-kelenjar, dsb. Dengan kata-kata lain, demi pengamanan karena mesti memberikan sebab sebenarnya sesuatu perubahan yang ditimbulkan oleh suatu fungsi organisme kita, kita menggantikannya dengan sebuah sebab karangan, sesuatu yang disebut daya yang bersesuaian dengan perubah-an itu. Kemudian kita alihkan metode yang memudahkan ini kepada dunia eksternal juga, dan dengan begitu membuat penemuan kekuatan-kekutan/daya-daya sebanyaki adanya beraneka-ragam gejala. Pada masa Hegel, ilmu-pengetahuan alam (barangkali dengan pengecualian ilmu-mekanika langit dan bumi) masih berada dalam keadaan pandir (naive), dan Hegel dengan tepat sekali menyerang cara penunjukan (denotasi) daya-daya yang berlaku (pasase yang akan dikutib).51) Seperti itu pula dalam sebuah pasase lain: "Adalah lebih baik (mengatakan) bahwa sebuah magnet mempunyai suatu roh" (sebagaimana Thales menyatakannya) "daripada bahwa ia mempunyai suatu daya tarikan; daya adalah semacam sifat yang, terpisahkan dari materi dikemukakan sebagai sebuah predikat -- sedangkan roh, sebaliknya, adalah gerak ini sendiri, identikal dengan sifatnya materi." (Geschichte der Philosophie, I, hal. 208.) Dewasa ini kita lagi menggampangkan persoalan daya-daya. Mari kita dengar Helmholtz: "Apabila kita sepenuhnya mengenal sebuah hukum alam, kita juga mesti menuntut bahwa hukum itu mesti beroperasi tanpa pengecualian... Dengan demikian hukum berhadapan dengan kita sebagai suatu kekuatan objektif, dan bersesuaian dengan itu kita menamakannya suatu daya. Misalnya, kita mengobjektivikasi hukum refraksi cahaya sebagai suatu daya refraktif dari substansi-substansi transparan, hukum afinitas kimiawi sebagai suatu daya afinitas dari berbagai substansi satu-sama-lain. Begitulah kita berbicara mengenai daya elektrik dari kontak metal-metal, mengenai daya adhesi, daya kapilari, dan begitu seterusnya. Nama-nama ini mengobjektivikasi hukum-hukum yang terutama hanya mencakup suatu rangkaian terbatas proses-proses alamiah, yang kondisi-kondisinya masih radarada rumit.... Daya hanyalah hukum aksi yang diobjektivikasi.... Ide abstrak mengenai daya yang kita perkenalkan/ajukan hanya menambahkan bahwa kita tidak secara sewenang-swenang membuat penemuan hukum ini, melainkan bahwa ia adalah sebuah hukum gejala-gejala yang merupakan keharusan. Karena itu tuntutan kita untuk memahami gejala-gejala alam, yaitu, menemukan hukumhukumnya, mengambil suatu bentuk ungkapan yang lain, yaitu, bahwa kita harus menemukan daya-daya yang menjadi sebab-sebab dari gejala-gejala itu." (Loc. cit., hal.189- 91. Ceramah Innsbruck tahun 1869.) Pertama-tama, jelaslah suatu cara "objektivikasi" yang ganjil apabila pengertian mengenai daya yang semurninya subjektif itu dimasukkan ke dalam suatu hukum alam yang sudah ditegakkan sebagai bebas dari subjektivitas kita dan oleh karenanya sepenuhnya bersifat objektif. Paling-bantar seorang Hegelian-tua dari tipe yang paling tegar dapat memperkenankan hal seperti itu bagi dirinya, namun tidak bagi seorang Neo-Kantian seperti Helmholtz. Hukum itu, sekali ia telah dimantapkan, maupun objektivitasnya ataupun objektivitas aksinya, sedikitpun tidak memerlukan objektivitas baru dari/oleh kita dengan penginterpolasian suatu daya ke dalamnya; yang ditambahkan adalah anggapan subjektif kita bahwa ia bertindak berkat suatu daya yang sejauh ini sama sekali tidak dikenal/diketahui. Namun makna rahasia dari interpolasi ini segera tampak ketika Helmholtz memberikan contoh-contoh pada kita: refraksi cahaya, afinitas kimiawi, listrik kontak, adhesi, kapilaritas, dan mengangkat hukum-hukum yang menguasai gejala- gejala ini pada peringkat keningratan "objektif" sebagai daya-daya. "Nama-nama ini mengobjektivikasi hukum-hukum yang terutama hanya mencakup suatu rangkaian terbatas prosesproses alamiah, yang kondisi-kondisinya masih rada-rada rumit." Dan justru di sinilah "objektivikasi" itu, yang lebih bersifat subjektivikasi, memperoleh maknanya; tidak karena kita telah menjadi sepenuhnya mengenal hukum itu, melainkan justru karena tidak demikianlah kenyataannya. Justru karena kita belum jelas mengenai "kondisikondisi yang rada-rada rumit" dari gejala-gejala ini, kita sering mencari pelarian kita dalam kata daya itu. Dengan begitu kita tidak menyatakan pengetahuan kita, melainkan (justru) kekurangan/ketiadaan pengetahuan kita mengenai sifat hukum itu dan gaya aksinya. Dalam pengertian ini, sebagai suatu ungkapan singkat bagi suatu pertautan sambil-lalu yang masih belum dijelaskan, sebagai suatu ungkapan asal-jadi, ia mungkin lolos ke dalam pemakaian dewasa ini. Apapun saja daripada yang dari kebatilan. Dengan hak yang sama absahnya sebagaimana Helmholtz menjelaskan gejalagejala fisikal dari apa yang dinamakan daya refraktif, daya kontak elektrikal, dsb., para skolastik abad-pertengahan menjelaskan perubahan-perubahan temperatur (suhu) melalui/dengan suatu vis calorifica dan vis frigifaciens dan dengan demikian mengamankan/menyelamatkan diri mereka dari semua penelitian lebih lanjut mengenai gejala-gejala panas. Dan bahkan dalam arti ini ia sungguh malang, karena ia mengungkapkan segala sesuatu dengan cara yang berat-sebelah. Semua proses alam adalah bersegi-dua, mereka didasarkan pada hubungan setidak-tidaknya dua bagian operatif, aksi dan reaksi. Namun, pengertian daya, karena asal-usulnya dari aksi organisme manusia atas dunia eksternal, dan selanjutnya dari mekanika bumi, berarti bahwa hanya satu bagian yang aktif, operatir, sedangkan bagian lainnya adalah pasif, nerimo; karenanya ia menetapkan suatu perluasan perbedaan yang belum dapat diperagakan di antara jenisjenis kelamin pada objek-objek mati (tidak hidup). Reaksi dari bagian kedua, yang padanya daya itu bekerja, paling-paling tampil sebagai suatu reaksi pasif, sebagai suatu tentangan. Nah, gaya konsepsi ini diperkenankan dalam sejumlah bidang, bahkan di luar mekanika murni, yaitu, di mana ia menjadi masalah pengalihan gerak secara sederhana dan penghitungan kuantitatifnya. Tetapi, dalam proses-proses fisikal yang lebih rumit, ia tidak mencukupi, sebagaimana dibuktikan oleh contoh-contoh Helmholtz sendiri. Daya refraktif itu sama kuatnya terletak dalam cahaya itu sendiri seperti dalam benda-benda transparan itu. Dalam hal adhesi dan kapilaritas, jelaslah bahwa "daya" itu sama kuatnya berada dalam permukaan yang padat seperti dalam permukaan yang cair. Bagaimanapun, dalam listrik kontak, halnya sudah jelas, yaitu, bahwa kedua metal menyumbang padanya, dan "afinitas kimiawi" juga berada--kalaupun di manapun--dalam kedua bagian yang memasuki perpaduan/penggabungan. Tetapi suatu daya yang terdiri atas dua daya yang terpisah, suatu aksi yang tidak menimbulkan reaksinya, tetapi yang mencakup dan menanggung ini di dalamnya sendiri, bukanlah daya dalam pengertian mekanika terestrial, satu-satunya ilmu-pengetahuan di mana seseorang sungguh-sungguh mengetahui apa yang dimaksudkan dengan suatu daya. Karena kondisi-kondisi pokok dari mekanika terestrial adalah, pertama-tama, penolakan untuk meneliti sebab-sebab dari impuls itu, yaitiu, sifat dari daya tertentu, dan, kedua, pandangan mengenai kebersegi-satunya daya, karena di mana-mana ia ditentang oleh suatu daya gravitasional yang identikal, sedemikian rupa sehingga dibandingkan dengan jarak jatuh terestrial yang manapun, maka jaraktempuh (radius) bumi = "tak-terhingga". Tetapi, mari kita lebih lanjut melihat bagaimana Helmholtz "mengobjektivikasi daya-dayanya" ke dalam hukum-hukum alam. Dalam sebuah ceramah di tahun 1854 (loc. cit., hal.119)52) ia memeriksa simpanan daya kerja yang aslinya dikandung dalam nebula sferikal dari mana sistem matahari kita dibentuk. "Sesungguhnya ia menerima suatu warisan yang luar-biasa besarnya dalam hal ini, sekalipun dalam bentuk daya tarikan umum dari semua bagiannya satu-sama-lain." Hal ini tidak dapat disangkal. Tetapi adalah sama tidak-dapat-disangkal bahwa keseluruhan dari warisan gravitas atau gravitasi ini hadir tanpa berkurang di dalam sistem matahari sekarang, kecuali--barangkali-- kuantitas yang teramat kecil yang hilang bersama materi yang mungkin dilempar keluar secara tidak-terelakan ke ruang angkasa. "Daya-daya kimiawi juga mesti sudah ada/hadir dan siap untuk beraksi/bertindak; tetapi, karena daya-daya ini hanya bisa menjadi efektif dalam kontak akrab berbagai jenis massa, maka kondensasi mesti terjadi sebelum mereka berperan." (hal. 120) Apabila, seperti yang dilakukan Helmholtz di atas ini, kita memandang daya-daya kimiawi ini sebagai daya-daya afinitas, artinya sebagai tarikan, maka kembali kita mau-tak-mau mesti mengatakan bahwa jumlah-total daya-daya kimiawi dari tarikan ini masih ada tanpa berkurang di dalam sistem matahari. Tetapi pada halaman yang sama, kepada kita Helmholtz memberikan sebagai hasil perhitungan-perhitungan, "bahwa barangkali hanya 454-bagian dari daya mekanikal asli yang terdapat seperti itu"-- yaitu, dalam sistem matahari itu. Bagaimana orang mesti mengartikan itu? Daya tarikan, baik yang umum maupun yang kimiawi, masih hadir tanpa gangguan apapun di dalam sistem matahari. Helmholtz tidak menyebutkan sumber tertentu lainnya dari daya itu. Bagaimanapun, menurut Helmholtz, daya-daya ini telah melakukan pekerjaan yang luar-biasa. Namun semuanya itu tidak berkurang ataupun bertambah karenanya. Seperti halnya dengan berat lonceng yang tersebut di atas, demikian pula dengan setiap molekul di dalam sistem matahari dan seluruh sistem matahari itu sendiri. "Beratnya tidak hilang ataupun berkurang." Yang terjadi dengan karbon dan oksigen sebagaimana yang disebutkan, berlaku pula bagi semua unsur kimiawi: jumlah kuantitas tertentu dari masingmasingnya tetap, dan "jumlah daya afinitas terus ada dengan sama kuatnya seperti pada waktu sebelumnya." Lalu, apakah yang telah hilang? Dan "daya" apakah yang telah melakukan kerja luar-biasa yang adalah 453 kali lebih besar daripada yang, menurut perhitungannya, masih mampu dilakukan oleh sistem matahari itu? Hingga di sini Helmholtz tidak memberikan jawaban. Namun lebih lanjut ia mengatakan: "Apakah [dalam nebula sferikal asli] suatu _cadangan daya dalam bentuk panas _masih hadir, kita tidak tahu." Tetapi, jika kita diperkenankan menyebutkannya, panas itu adalah suatu "daya" tolakan, karenanya ia bertindak berlawanan dengan tarikan gravitasi maupun kimiawi, yaitu berarti minus apabila ini ditempatkan sebagai plus. Maka apabila, menurut Helmholtz, cadangan daya asli itu terdiri atas tarikan umum dan kimiawi, suatu cadangan panas ekstra mestilah, tidak ditambahkan pada cadangan daya itu, melainkan ditarik/dikurangi darinya. Jika tidak demikian halnya maka panas matahari mestilah memperkuat daya tarikan bumi apanbila ia menyebabkan air meng-uap ke arah lawan tarisan ini, dan uap air itu naik; atau panas sebuah pipa (tube) besi pijar yang dilalui uap akan memperkuat tarikan kimiawi oksigen dan hidrogen, yang membuatnya tidak beraksi. Atau, untuk membuat jelas hal yang sama itu dalam suatu bentuk lain: mari kita menganggap bahwa nebul sferikal dengan radius r, dan karenanya dengan volume 4/3 o r³ mempunyai suatu suhu t. Selanjutnya mari kita anggap sebuah nebul sferikal kedua dari massa yang sama pada suhu lebih tinggi T mempunyai radius R yang lebih b esar dan volume 4/3 o r³. Kini menjadi jelas bahwa dalam nebula kedua, tarika n itu, baik yang mekanikal maupun yang fisikal dan kimiawi, dapat bertindak dengan daya yang sama seperti pada nebula pertama ketika ia mengkeret dari radius R menjadi radius r, yaitu, ketika ia telah memancarkan panas itu ke angkasa sesuai dengan perbedaan suhu T-t. Suatu nebula yang lebih panas oleh karenanya berkondensasi lebih lambat/belakangan daripada nebula yang lebih dingin; Dan sebagai konsekuensinya, panas itu, yang dari pendirian Helmholtz dipandang sebagai suatu rintangan bagi kondensasi, bukanlah suiatu plus melainkan suatu minus dari "cadangan daya." Helmholtz, dengan mengan daikan kemungkinan sejumlah gerak tolakan dalam bentuk panas menjadi ditambahkan pada bentuk-bentuk gerak tarikan, jelas-jelas melakukan suatu kesalahan perhitungan. Sekarang, mari kita tempat keseluruhan dari "cadangan daya" ini, yang mungkin maupun yang dapat didemon strasikan, di bawah tanda matematikal yhang sama sehingga suatu tambahan menjadi mungkin. Karena sementara ini kita tidak dapat membalikkan panmas dan menggantikan tolakannya dengan t arikan setara, kita terpaksa melaksanakan pembalikan ini dengan kedua bentuk tarikan. Kemudian, gantinya daya tarikjan umum, gantinya afinitas kimiawi, dan gantinya panas, yang lagipula mungkin sudah ada sejak awal, kita cuma mesti menempatkan jumlah gerak tolakan atau yang disebut energi yang terdapat di dalam sfera serba-gas pada saat ia menjadi bebas. Dan dengan melakukan hal itu maka perhitungan Helmholtz juga menjadi sahih, dalam hal ia bermaksud memperhitungkan "pemanasan yang mesti lahir dari perkiraan kondensasi awal benda-benda langit dari sistem kita dari materi serba-nebula yang berserakan." Dengan mereduksikan seluruh "cadangan daya" pada panas, tolakan, ia juga membuatnya mungkin untuk menambah pada perkiraan cadangan daya panas itu. Perhitungan itu kemudian menyatakan bahwa 453/454 dari semuya energi, yaitu tolakan, yang aslinya terdapat di dalam sfera serba-gas telah diradiasikan/dipancarkan ke angkasa dalam bentuk panas, atau, agar lebih tepatnya, bahwa jumlah dari semua tarikan dalam sistem matahari sekarang dalam hubungannya dengan jumlah semua tolakan, masih terdapat di dalam yang sama, yaitu 454:1. Tetapi ia dengan demikian secara langsung mengingkari teks ceramah yang kepadanya hal itu ditambahkan sebagai bukti. Maka, apabila pengertian daya, bahkan dalam kasus seorang ahli fisika seperti Helmholtz, menimbulkan kekacauan gagasan seperti itu, ini merupakan bukti paling kuat bahwa ia sama sekali tidak mempan bagi penggunaan ilmiah di semua cabang penelitian yang melampaui ilmu mekanika matematikal. Dalam ilmu mekanika sebab-sebab gerak dianggap tertentu dan asal-usulnya tidak dipandang, hanya efekefeknya yang diperhitungkan. Maka, apabila suatu sebab dari gerak diistilahkan suatu daya, ini tidak mengganggu ilmu mekanika sendiri; tetapi telah menjadi kebiasaan untuk mengalihkan istilah ini juga pada ilmu fisika, kimia, dan biologi, dan kemudian kekacauan itu menjadi tidak terelakkan. Kita sudah melihat hal ini dan kelak akan acapkali menyaksikannya lagi. Untuk konsep mengenai kerja, lihat bab berikutnya. Catatan: *) Pada bagian tepi manuskrip itu tertulis catatan berikut ini dengan pensil: "Kant (mengatakan), halaman 22, bahwa ketiga dimensi ruang itu bergantung pada kenyataan bahwa tarikan atau tolakan ini terjadi dalam proporsi terbalik dengan kwadrat (hasil perkalian) jarak itu."47) **) Helmholtz, dalam Pop. Vortr., 50)_II, hal. 113, agaknya telah menjulukkan sebagian tertentu dari bukti ilmiah-alam dari azas Descartes mengenai kekekalan (immutability) gerak secara kuantitatif pada dirinya sendiri maupun pada Mayer dan Colding. "Aku sendiri, tanpa mengetahui sedikitpun akan Mayer dan Colding, dan hanya berkenalan dengan eksperimen-eksperimen Joule pada akhir karyaku, telah menempuh jalan yang sama; aku menyibukkan diriku terutama dengan menyelidiki semua hubungan antara berbagai proses alam yang dapat dideduksi dari gaya pertimbangan tertentu, dan aku mengumumkan penelitian-penelitianku pada tahun 1847 dalam sebuah karya kecil yang berjudul Über die Erhaltung der Kraft."--Tetapi, dalam karya itu tidak dijumpai yang baru bagi posisi itu pada tahun 1847 kecuali perkembangan tersebut di atas, yang secara matematikal sangat berharga, bahwa "konservasi daya" dan aksi sentral dari kekuatan-kekuatan yang aktif di antara berbagai benda sesuatu sistem hanyalah dua ungkapan yang berbeda dari hal yang sama, dan lebih jauh suatu perumusan yang lebih cermat mengenai hukum bahwa jumlah dari tenaga-tenaga yang hidup dan tensional dalam sesuatu sistem mekanikal tertentu adalah konstan. Dalam semua hal lainnya ia sudah didahului sejak makalah kedua Mayer di tahun 1845. Pada tahun 1842 Mayer sudah menyatakan mengenai "tidak-dapat-hancurnya kekuatan/daya," dan dari pendirian barunya pada tahun 1845 ia sudah berbicara tentang hal-hal yang jauh lebih cemerlang mengenai "hubungan-hubungan antara berbagai proses alam" daripada yang diungkapkan Helmholtz pada tahun 1847. UKURAN GERAK. -- KERJA oleh Friedrich Engels "Di lain pihak, hingga kini aku selalu berpendapat, bahwa konsep-konsep dasar di bidang ini" (yaitu, "konsep-konsep fisikal yang mendasar mengenai kerja dan kemustahilan-perubahannya") "tampak sangat sulit ditangkap bagi orang-orang yang tidak menempuh pendidikan dalam ilmu mekanika matematikal, walaupun adanya segala niat menyala-nyala, semua inteligensi, dan bahkan suatu tingkat pengetahuan ilmu-alam yang cukup tinggi. Lagi pula, tidak dapat disangkal bahwa semuanya itu adalah sejenis abstraksi-abstraksi yang ganjil. Tidaklah tanpa kesulitan, bahwa bahkan intelek dari seorang seperti I. Kant berhasil memahaminya, sebagaimana dibuktikan oleh polemiknya terhadap Leibniz mengenai masalah ini." Demikian kata Helmholtz. (Pop. wiss. Vortr., II, Kata Pendahuluan.) Menurut ini, kita kini sedang memasuki suatu bidang yang sangat berbahaya, dan semakin bahaya karena kita tidak dapat dengan sekehendak hati memandu para pembaca "melalui pendidikan ilmu mekanika matematikal." Namun, barangkali, akan ternyata--apabila masalahnya yalah masalah konsep-konsep--bahwa pemikiran dialektikal setidak-tidaknya akan membawa diri kita hingga sejauh perhitungan matematikal. Galileo menemukan, di satu pihak, hukum mengenai kejatuhan, yang menyatakan bahwa jarak-jarak yang dilalui oleh benda-benda yang jatuh adalah proporsional dengan kuadrat-kuadrat waktu-waktu yang berlangsung dalam kejatuhan itu. Di lain pihak, seperti yang akan kita lihat, ia mengajukan proposisi yang tidak begitu cocok, bahwa kuantitas gerak sesuatu benda (impeto- atau momento-nya) ditentukan sedemikian rupa oleh massa dan kecepatan (velocity) hingga bagi massa konstan ia adalah proporsional dengan kecepatan itu. Descartes menggunakan proposisi terakhir ini dan secara umum sekali membuat produk dari massa dan kecepatan dari sebuah benda yang bergerak menjadi ukuran dari geraknya itu. Huyghens sudah menemukan bahwa, pada impakt elastik, jumlah produk-produk massa-massa dan kuadrat-kuadrat kecepatan mereka tetap sama pada sebelum dan sesudah impakt, dan bahwa suatu hukum yang analog dengan itu berlaku pula dalam berbagai kasus gerak benda-benda lainnya yang disatukan ke dalam sebuah sistem. Leibniz adalah orang pertama yang menyadari bahwa ukuran gerak Cartesian berkontradiksi dengan hukum kejatuhan. Di lain pihak, tidak dapat disangkal bahwa dalam banyak kasus, ukuran Cartesian itu benar adanya. Sesuai dengan itu, Leibniz membagi daya-daya gerak dalam daya-daya mati dan daya-daya hidup. Yang mati adalah "dorongan-dorongan" atau "tarikan-tarikan" benda-benda yang diam, dan ukuran mereka produk dari massa itu dan kecepatan yang dengannya benda itu akan bergerak jika ia beralih dari suatu keadaan diam pada suatu keadaan bergerak. Di lain pihak, ia mengemukakan sebagai ukuran vis viva, dari gerak real sesuatu benda, produk dari massa itu dan kuadrat kecepatan. Ukuran baru untuk gerak ini diambilnya langsung dari hukum kejatuhan. "Daya yang sama diperlukan," demikisan Leibniz menyimpulkan, "untuk mengangkat sebuah benda yang beratnya empat pon satu kaki, seperti mengangkat sebuah benda yang beratnya satu pon setinggi empat kaki; tetapi jarak-jarak itu proporsional dengan kuadrat kecepatan, karena apabila sebuah benda jatuh empat kaki, ia mencapai kecepatan yang dua-kali lipat kecepatan yang dicapai jika jatuhnya hanya satu kaki. Namun, benda-benda di waktu jatuh mencapat daya untuk naik ke ketinggian yang sama seperti ketinggian jatuhnya; maka itu daya-daya itu proporsional dengan kuadrat kecepatan itu." (Suter, Geschichte der mathematischen Wissenschaften, II, hal. 367.) Tetapi, seterusnya ia menunjukkan bahwa ukuran gerak mv adalah berkontradiksi dengan hukum Cartesian mengenai konstansi kuantitas gerak, karena jika ia benar-benar berlaku, maka daya (yaitu jumlah gerak) dalam alam akan senantiasa meningkat atau berkurrang. Ia bahkan menyarankan sebuah aparat (1690, Acta Eruditorum45)) yang, jika ukuran mv itu benar/tepat, mau-tidak mau mesti bertindak sebagai suatu perpetuum mobile dengan perolehan/penambahan daya secara terus-menerus, yang--namun--akan absurd adanya. Akhir-akhir ini, Helmholtz acapkali kembali menggunakan jenis argumen ini. Para Cartesian dengan keras sekali memprotes dan berkembanglah suatu kontroversi terkenal yang berlangsung bertahun-tahun lamanya, yang di dalamnya Kant juga berpartisipasi dalam karyanya yang paling pertama (Gedanken von der wahren Schätzung der lebendigen Kräfte, 1746), namun tanpa memeriksa masalahnya secara mendalam. Para ahli matematika dewasa ini memicingkan mata dengan sikap-kecaman tertentu pada kontroversi "mandul" ini, yang "berlarut-larut selama lebih dari empat-puluh tahun dan memecah para ahli matematika Eropa ke dalam dua kubu bermusuhan, hingga d'Alembert akhirnuya, dengan karyanya Traité de dynamique, (1743), seakan-akan lewat sebuah amanat raja, mengakhiri disput verbal yang sama sekali tidak berguna itu". (Suter, loc.cit., hal. 366). Namun, tidaklah mungkin sebuah kontroversi sepenuhnya berdasarkan suatu disput verbal yang tidak berguna, jika itu ditimbulkan oleh seorang Leibniz terhadap seorang Descartes, dan telah menyibukkan seseorang seperti Kant sedemikian rupa hingga ia mengabdikan pada soal itu, karyanya yang pertama, yaitu sejilid buku yang cukup besar. Dan sebenarnya, bagaimanakah mesti diartikan bahwa gerak itu mempunyai dua ukuran yang saling berkontradiksi, yaitu, bahwa pada suatu kejadian ia proporsional dengan kecepatan, dan pada lain kejadian dengan kuadrat kecepatan itu? Suter membuatnya sangat mudah bagi dirinya sendiri; ia menyatakan kedua-dua pihak itu benar dan kedua-duanya salah: "bagaimanapun juga, ungkapan 'vis viva' telah bertahan hingga sekarang; hanya, ia tidak lagi berlaku sebagai ukuran daya, tetapi adalah sekedar sebuah istilah yang pernah dipakai bagi produk dari massa dan separoh kuadrat kecepatan, sebuah produk yang sedemikian penuh makna dalam ilmu-mekanika." (hal.368) Karena itu, mv telah merupakan ukuran gerak, dan vis viva hanyalah suatu ungkapan lain untuk mv²/2, dan mengenai perumusan itu kita memang telah diajarkan bahwa ia bermakna besar bagi ilmu mekanika, namun kini sama-sekali tidak mengetahui dengan jelas artipenting apa yang dimilikinya itu. Namun, marilah kita ambil Traité de dynamique (1743, yang juruselamat itu dan lebih mencermati "amanat kerajaan" d'Alembert; ia dapat dijumpai dalam "Kata Pengantar". Dalam naskah itu, demikian dikatakan, seluruh persoalan tidaklah terjadi dikarenakan l'inutilité parfaite dont elle est pour la mécanique (Ia sama-sekali tak berguna bagi mekanika). [hal. XVII] Ini sepenuhnya benar bagi mekanika yang semurninya matematikal, di mana, seperti dalam kasus Suter di atas, kata-kata yang dipakai sebagai petanda-petanda hanyalah merupakan ungkapan-ungkapan lain, atau nama-nama bagi formula aljabar, nama-nama yang sehubungan dengannya sebaiknya tak perlu dipikirkan sama sekali. Namun begitu, karena orang-orang yang begitu penting telah mempersoalkan hal itu, ia berhasrat menelitinya secara singkat dalam Kata Pengantar itu. Kejernihan pikiran menuntut bahwa dengan daya benda-benda bergerak haruslah hanya difahami sifat mereka dalam mengatasi atau melawan rintangan-rintanan. Karenanya, daya semestinya tidak diukur dengan mv ataupun dengan mv², tetapi semata-mata dengan hambatan-hambatan dan perlawanan yang ditimbulkannya. Nah, katanya, terdapat tiga jenis hambatan/rintangan: (1) hambatanhambatan yang tidak dapat diatasi, yang sepenuhnya menghancurkan gerak itu, dan justru karena itu tidak dapat dimasukkan ke dalam perhitungan; (2) hambatan-hambatan yang perlawanannya cukup untuk menghentikan gerak itu dan melakukan itu secara seketika: yaitu kasus ekulibrium (keseimbangan); (3) hambatan-hambatan yang hanya secara berangsur-angsur menghentikan gerak itu: yaitu kasus gerak yang diperlambat. [hal. XVII-XVIII] "Semua orang akan sependapat bahwa dua benda berada dalam keseimbangan apabila produk-produk dari massa-massa dan kecepatan mereka yang sebetulnya, yaitu kecepatan-kecepatan yang dengannya mereka berkecenderungan untuk bergerak, adalah sama di sisi masing-masing. Karenanya, di dalam ekuilibrium (keseimbangan) maka produk dari massa dan kecepatan, atau, yang artinya sama, kuantitas gerak, dapat mewakili daya itu. Setiap orang juga akan sepakat, bahwa dalam gerak yang dilambatkan, jumlah hambatan-hambatan yang diatasi adalah sama dengan kuadrat kecepatan itu, sehingga, misalnya, sebuah benda yang mengempa (compress) sebuah per, dengan suatu kecepatan tertentu, dapat, dengan duakali lipat kecepatan, secara serempak mengempa atau secara berturut-turut bukan dua, melainkan empat buah per yang sama dengan yang pertama, atau sembilan buah dengan tiga-kali lipat kecepatan itu, dan begitu seterusnya. Dari situlah para partisan vis viva" (kaum Leibnizian) "menyimpulkan bahwa daya benda-benda yang nyata dalam gerak pada umumnya adalah proporsional dengan produk dari massa dan kuadrat kecepatan itu. Pada dasarnya, apakah kesulitannya dalam mengukur daya-daya yang berbeda dalam keseimbangan dan dalam gerak yang dilambatkan, karena, jika seseorang hanya bertujuan pandangan-pandangan yang jernih dalam penalaran, se-seorang mesti memahami dengan kata daya itu hanyalah efek yang dihasilkan dalam mengatasi atau melawan hambatan itu?" (Kata Pengantar, hal. XIX-XX, dari edisi aslinya.) Namun, d'Alembert bukanlah sembarang filosof untuk tidak menyadari bahwa kontradiksi sebuah ukuran rangkap mengenai daya yang satu dan sama itu tidaklah mudah diatasi. Karenanya, setelah mengulangi yang pada dasarnya adalah hal yang sama sebagaimana sudah dikatakan oleh Leibniz--karena équilibre (keseimbangan)-nya adalah presis hal yang sama seperti "dorongan-dorongan mati" Leibniz--ia mendadak sontak beralih pada pihak kaum Cartesian dan mendapatkan jalan keluar berikut ini: produk mv dari berguna sebagai sebuah ukuran daya, bahkan dalam kasus gerak yang diperlambat, "jika dalam hal terakhir ini, daya itu diukur, tidak dengan kebesaran (magnitude) mutlak dari hambatanhambatan itu, tetapi dengan jumlah perlawanan-perlawanan dari hambatan-hambatan yang sama itu. Karena tidaklah dapat diragukan bahwa jumlah perlawanan ini akan proporsional dengan kuantitas gerak (mv), sebab, berdasarkan kesepakatan umum, kuantitas gerak yang terhilang oleh benda pada setiap saat adalah proporsional dengan produk dari perlawanan dan keberlangsungan saat (waktu) yang tak-terhingga kecilnya, dan jumlah produk-produk ini nyatanya merupakan jumlah perlawanan itu." Gaya/cara kalkulasi terakhir ini tampaknya yang lebih wajar baginya, "sebab suatu hambatan hanyalah sejauh ia melakukan perlawanan, dan, sebenarnya, ia adalah jumlah dari perlawanan-perlawanan yang menjadikan hambatanhambatan yang diatasi itu; lagi pula, dalam memperkirakan daya dengan cara ini orang mempunyai kelebihan karena adanya sebuah ukuran umum bagi ekuilibrium dan bagi gerak yang diperlambat itu._(hal.XX-XXI.) Betapapun, orang dapat menilai/menggunakan ini menurut kesukaannya. Maka, yakin bahwa ia telah memecahkan per-soalan ini, dengan,--sebagaimana pengakuan Sutter sendiri,--suatu kesalahan (blunder) matematikal, disertai ungkapan-ungkapan miring mengenai kebingungan yang menguasai kalangan pendahulu-pendahulunya, ia menyimpulkan dan menegaskan bahwa sesudah pernyataanpernyataan di atas itu, mungkin hanya terdapat suatu diskusi metafisikal yang sia-sia atau suatu disput yang semata- mata verbal dan lebih tak-berkualitas. Saran D'Alembert untuk mencapai suatu perujukan mengandung perhitungan berikut ini: Suatu massa 1, dengan kecepatan 1, mengempa (compress) 1 per (pegas) dalam unit waktu. Suatu massa 1, dengan kecepatan 2, mengempa 4 per (pegas), tetapi memerlukan dua unit waktu; yaitu, hanya 2 per(pegas) per unit waktu. Suatu massa 1, dengan kecepatan 3, mengempa 9 per (pegas) dalam tiga unit waktu, yaitu, hanya 3 per (pegas) per unit waktu. Maka itu, bila kita membagi efek (hasil) dengan waktu yang diperlukan baginya, kita kembali sampai dari mv² pada mv. Ini adalah argumen sama yang sudah digunakan oleh --khususnya-- Catelan terhadap Leibniz; memang benar bahwa sebuah benda dengan kecepatan 2 naik terhadap gravitas 4 kali-lipat lebih tinggi daripada sebuah dengan kecepatan 1, tetapi ia memerlukan dua-kali lipat waktu untuk itu; konsekuenya, jumlah gerak (die Bewegungsmenge) mesti dibagi dengan waktu, dan =2, bukan 4. Ganjilnya, ini juga pendapat Suter, yang memang melucuti ungkapan "vis viva" dari segala makna logikal dan menjadikan sebuah makna matematikal saja. Tetapi hal ini wajar. Bagi Suter itu suatu masalah penyelamatan perumusan mv dalam maknanya sebagai satu-satunya ukuran jumlah gerak; karenanya secara logikal mv² dikorbankan untuk bangkit kembali ditransfigurasikan dalam sorganya ilmu matematika. Namun, sejauh inilah ketepatannya: argumen Catelan memberikan salah-sebuah dari jembatan-jembatan yang menghubungkan mv dengan mv², dan dengan demikian memiliki arti-penting. Para ahli mekanika sesudah d'Alembert sama sekali tidak menerima "amanat kerajaan"nya itu, karena ketentuan finalnya ini memang lebih memihak/memilih mv sebagai ukuran gerak. Mereka menganut ungkapannya mengenai perbedaan yang sudah dibuat Leibniz antara daya-daya mati dan daya-daya hidup: mv berlaku bagi ekuilibrium, yaitu bagi statika; mv² berlaku bagi gerak terhadap perlawanan, yaitu , bagi dinamika. Sekalipun, pada keseluruhannya tepat, namun, perbedaan dalam bentuk ini secara logikal tidak mempunyai leb ih banyak makna daripada keputusan terkenal dari N.C.O.: bertugas selalu "bagiku," bebas-tugas selalu "aku."56) Secara diam-diam ia diterima, ia sekedar ada saja. Kita tidak dapat mengubahnya, dan jika suatu kontradiksi bersembunyi dalam ukuran-rangkap ini, apa yang dapat kita perbuat terhadapnya? Demikianlah, misalnya, Thomson dan Tait mengatakan (A Treatise on Natural Philosophy, Oxford, 1867, hal.162): "Kuantitas gerak, atau momentum, sebuah benda kaku yang bergerak tanpa rotasi adalah proporsional dengan massa dan kecepatannya secara bersama-sama. Demikianlah suatu massa rangkap, atau suatu kecepatan rangkap, akan bersesuaian dengan kuantitas gerak rangkap." Dan segera di bawahnya mereka mengatakan: "Vis viva atau energi kinetik sebuah benda yang bergerak adalah proporsional dengan massa dan kuadrat kecepatan secara bersamasama." Kedua ukuran gerak yang bertentangan itu telah disejajarkan dalam bentuk yang sangat mencolok ini. Tidak dilakukan sedikitpun usaha untuk menjelaskan pertentangan (kontradiksi) itu, atau bahkan untuk menyamarkannya. Dalam buku kedua orang Skotlandia ini , berpikir dilarang, hanya perhitungan yang diizinkan. Tidak mengherankan bahwa sekurang-kurangnya seorang dari mereka, Tait, dianggap sebagai salah-seorang Kristiani yang paling saleh dari Skotlandia yang saleh. Dalam Vorlesungen über mathematische Mechanik, Korchhoff, tidak terdapat formula mv dan mv² itu dalam bentuk ini. Berangkali Helmholtz akan membantu kita. Dalam karyanya, Erhaltung der Kraft57) ia menyarankan pengungkapan vis viva dengan mv² ---- = a titik 2 Tentang ini kita kelak akan kembali. Kemudian di halaman 20 et.seq., ia dengan singkat menyebutkan kasus-kasus di mana sejauh ini azas mengenai konservasi vis viva (yaitu dari mv²/2) sudah digunakan dan diakui. Termasuk di situ di bawah No.2 adalah "transferensi gerak-gerak oleh benda-benda beku dan cair yang tidak terkempa, sejauh tidak terjadi pergesekan (friksi) atau impakt materimateri non-elastik. Untuk kasus-kasus ini azas umum kita lazimnya diungkapkan dalam ketentuan bahwa gerak yang disebarkan dan diubah oleh daya-daya mekanikal selalu berkurang dalam intensitas daya dalam proporsi sama dengan peningkatannya dalam kecepatan. Jika, karenanya, kita membayangkan sebuah bobot m diangkat dengan kecepatan c oleh sebuah mesin di mana suatu daya pelaksana kerja dihasilkan secara seragam oleh sesuatu proses, maka dengan suatu pengaturan mekanikal yang berbeda, bobot nm dapat diangkat, namun hanya dengan kecepatan c/n, sehingga dalam kedua kasus itu kuantitas daya tensil (renggang/rentang) yang dihasilkan oleh mesin dalam unit waktu diwakili oleh mgc, di mana g adalah intensitas dari daya gravitasional itu." [hal. 21]58) Demikianlah, juga di sini kita menjumpai kontradiksi bahwa suatu_ intensitas daya _yang berkurang dan bertambah dalam proporsi sederhana dengan kecepatan itu, mesti berlaku sebagai bukti bagi konservasi suatu intensitas daya yang berkurang dan bertambah dalam proporsi dengan kuadrat kecepatan itu. Bagaimanapun, telah terbukti di sini, bahwa mv dan mv²/2 berlaku untuk menentukan dua proses yang sangat berbeda, tetapi kita jelas mengetahui bahwa lama berselang, bagi_ mv² tidak mungkin menyamai mv, kecuali jika v=1. Yang mesti dilakukan yalah membikin jelas mengapa gerak mesti mempunyai suatu ukuran rangkap, suatu hal yang jelas sama tidak-diperkenankan di dalam ilmu pengetahuan seperti dalam perdagangan. Maka, marilah kita mencobanya dengan cara lain. Maka, dengan mv diukurlah "suatu gerak yang disebarkan dan diubah oleh daya-daya mekanikal"; karena itu ukuran ini berlaku bagi pengungkil dan semua bentuk derivatifnya, bagi roda-roda, sekrup, dsb., singkatnya, untuk semua perme-sinan bagi transferensi gerak. Tetapi, dari suatu pertimbangan sederhana namun sama sekali tidak baru, menjadilah jelas bahwa sejauh mv berlaku di sini, demikian pula keberlakuan mv². Mari kita ambil sesuatu penemuan mekanikal di mana jumlah-jumlah lengan-lengan pengungkil di kedua sisinya saling berhubungan pada 4:1, di mana, karenanya, suatu bobot dari 1 kg. menahan suatu bobot 4 kg. dalam keseimbangan. Maka, dengan suatu penambahan daya yang sangat tidak berarti pada satu lengan pengungkil itu, kita dapat mengangkat 1 kg. hingga 20 meter; daya tambahan yang sama itu, bila dikenakan pada lengan lainnya dari pengungkil itu, mengangkat 4 kg. sejarak 5 meter, dan bobot yang lebih memberati turun dalam waktu yang sama yang diperlukan bagi bobot yang lain untuk naik. Massa dan kecepatan secara terbalik proporsional satu sama lain; mv, 1 X 20 = m'v', 4 X 5. Sebaliknya, jika kita biarkan masing-masing bobot itu, setelah terangkat, jatuh secara bebas pada jenjang aslinya, maka yang satu, 1 kg., setelah jatuh sejarak 20 meter (percepatan yang dikarenakan gravitas diberikan dalam angka-angka bulat = 10 meter gantinya 9,81 meter), mencapai suatu kecepatan 20 meter; yang satunya lagi, 4 kg., setelah jatuh sejarak 5 meter, mencapai suatu kecepatan 10 meter.59) mv² = 1 X 20 X 20 = 400 = m'v'² = 4 X 10 X 10 = 400. Di lain pihak waktu-waktu jatuh (turun) itu berbeda-beda: yang 4 kg. menempuh 5 meter mereka dalam 1 detik, yang 1 kg. menempuh 20 meternya dalam 2 detik. Gesekan dan perlawanan udara sudah tentu tidak/belum diperhitungkan di sini. Tetapi, setelah kedua benda itu masing-masing jatuh dari ketinggiannya, geraknya berhenti. Maka itu, mv tampak di sini sebagai ukuran gerak mekanikal yang dialihkan secara sederhana, yaitu yang berarti kekal, dan mv² sebagai ukuran dari gerak mekanikal yang menghilang. Selanjutnya, hal serupa berlaku bagi impakt benda-benda yang secara sempurna bersifat elastik: jumlah kedua-duanya, yaitu dari mv dan dari mv² tidak berubah sebelum dan sesudah impak. Kedua-dua ukuran memiliki kesahihan sama. Tidak demikian halnya pada impakt benda-benda non-elastik. Juga di sini, buku-buku pelajaran elementer yang dipakai (ilmu mekanika lebih tinggi nyaris tidak berurusan/menghiraukan lagi hal-hal yang remeh seperti itu) mengajarkan bahwa pada sebelum dan sesudah impakt, jumlah mv itu tetap sama. Di lain pihak terjadilah kehilangan vis viva, karena jika jumlah mv² pada sesudah impakt dikurangkan dari jumlah mv² pada sebelum impak, maka dalam segala keadaan terdapatlah sisa/tinggalan positif. Dengan jumlah ini (atau separohnya,menurut sudut pandangan) vis viva itu berkurang disebabkan oleh salingpenyusupan maupun oleh perubahan bentuk benda-benda yang bertubrukan itu.--Yang tersebut belakangan itu kini jelas dan gamblang, namun tidak demikianlah anggapan/pernyataan bahwa jumlah mv tetap sama pada sebelum dan sesudah impak. Apapun yang dikatakan Suter, vis viva adalah gerak, dan apabila sebagian darinya hilang, gerak hilang pula. Sebagai konsekuensinya, mv itu di sini atau secara tidak tepat mengungkapkan/menyatakan/mengekspresikan jumlah gerak (die Bewegungsmenge), atau pernyataan di atas itu tidaklah benar adanya. Pada umumnya, seluruh teorem itu telah diwariskan dari suatu periode ketika masih belum ada persangkaan mengenai transformasi gerak; ketika, karenanya, menghilangnya gerak mekanikal hanya diakui jika tidak ada jalan keluar (jawaban/keterangan) lain. Demikianlah, di sini kesamaan jumlah mv pada sebelum dan sesudah impakt dianggap terbukti oleh kenyataan bahwa tidak terjadinya kehilangan atau perolehan pada jumlah ini, belum diintroduksikan. Namun, apabila benda-benda itu kehilangan vis viva dalam friksi (gesekan) internal sesuai ketidak-elastikan mereka, mereka juga kehilangan kecepatan, dan jumlah mv sesudah impak mesti lebih kecil daripada sebelumnya. Karena tidaklah mungkin mengabaikan pergesekan internal dalam memperhitungkan mv, apabila pergesekan itu menyatakan dirinya secara begitu jelas dalam memperhitungkan mv². Tetapi ini tidaklah menjadi soal. Bahkan jika kita mengakui teorem itu, dan memperhitungkan kecepatan sesudah impak, berdasarkan anggapan bahwa jumlah mv masih tetap sama, pengurangan jumlah mv² itu tetap diketemukan. Karenanya, di sini, mv dan mv² berkonflik, dan itu disebabkan oleh perbedaan gerak mekanikal yang telah benarbenar (aktual) menghilang. Lagi pula, kalkulasi itu sendiri menunjukkan bahwa jumlah mv² menyatakan jumlah gerak itu secara tepat, sedangkan jumlah mv menyatakannya secara tidak tepat. Demikian itulah nyaris semua kasus di mana mv dipergunakan dalam ilmu mekanika. Mari kita sekarang melihat beberapa kasus di mana mv² dipergunakan. Apabila sebuah peluru meriam ditembakkan, lintasannya menghabiskan sejumlah gerak yang proporsional dengan mv², takpeduli apakah ia menghadapi sebuah sasaran beku atau terhenti dikarenakan perlawanan udara dan gravitasi. Jika sebuah (serangkaian) kereta api menghantam serangkaian kereta api lain yang sedang berhenti (stasioner), maka kerasnya benturan itu dan kerusakan yang ditimbulkannya adalah proporsional dengan mv²nya. Demikian pula, mv² berguna setiap kali diperlukan untuk memperhitungkan daya mekanikal yang diperlukan untuk menanggulangi suatu perlawanan. Tetapi, apakah maknanya kalimat yang memudahkan ini, yang begitu berlaku di dalam ilmu mekanika: menanggulangi perlawanan? Apabila kita mengatasi perlawanan gravitasi dengan mengangkat sesuatu bobot, menghilanglah sejumlah gerak, sejumlah daya mekanikal, yang setara dengan yang dapat diproduksi kembali oleh jatuhnya secara langsung atau tidak langsung nbobot yang diangkat itu dari ketinggian yang dicapai kepada jenjang (tingkat) aslinya. Jumlah itu diukur dengan setengah produk massa dan kuadrat kecepatan final setelah jatuhnya itu, mv ² 2 Lalu apakah yang terjadi dengan diangkatnya bobot itu? Gerak mekanikal, atau daya, telah menghilang. Tetapi ia tidaklah dihapuskan/dilenyapkan; ia telah diubah menjadi daya tegangan mekanikal, dengan menggunakan ungkapan Helmholtz; menjadi energi potensial, sebagaimana dikatakan oleh golongan modern; menjadi ergal sebagaimana Clausius menamakannya; dan ini, setiap saat, dengan cara mekanikal apa saja yang sepadan, dapat diubah kembali menjadi jumlah gerak mekanikal yang sama sesuai yang diperlukan untuk memproduksinya. Energi potensial hanyalah ungkapan negatif dari vis viva, dan vice versa. Sebuah peluru meriam seberat 24 lb. yang bergerak (meluncur/melesat) dengan suatu kecepatan 400 meter per detik, menghantam badan-berlapis-baja yang satu meter tebalnya dari sebuah kapal-perang dan dalam kondisi-kondisi ini tampaknya tidak mempunyai akibat pada lapisan-baja itu. Sebagai konsekuensinya, sejumlah gerak mekanikal telah menghilang yang sama dengan: mv² ----, yaitu (karena 24 lbs.=12 Kg.)_60)_ = 12X400X400X0,5 = 960.000 kg-m 2 Apakah yang terjadi dengannya? Setakaran kecil telah dihabiskan dalam benturan dan perubahan molekular lapisan-baja itu. Setakaran kedua hilang pula dalam hantaman-menghancurkan peluru meriam itu menjadi pecahan-pecahan yang tiada terhitung banyaknya. Tetapi bagian terbesar telah diubah menjadi panas dan menaikkan suhu peluru meriam itu menjadi panas yang menganga-merah. Pada waktu orang-orang Prussia, dalam melakukan penyeberangan ke Alsen pada tahun 1864, mengerahkan/menggunakan meriam-meriam berat mereka terhadap pertahanan berlapis-baja Rolf Krake,61) sesudah setiap tembakan yang mengena, dalam kegelapan malam itu mereka melihat nyala yang dihasilkan dadakan-pijar tembakan. Bahkan sebelumnya, Whitworth telah membuktikan berdasarkan eksperimen, bahwa peluru-peluru ledak tidak memerlukan detonator jika dipakai terhadap kapal-kapal perang berlapis baja; baja yang memijar itu sendiri yang menyalakan muatan itu. Dengan menetapkan ekuivalen (kesetaraan) mekanikal dari satuan panas itu 424 kg.- meter, maka jumlah panas sesuai jumlah gerak mekanikal tersebut di atas adalah 2,264 satuan (unit). Panas spesifik dari besi = 1/0.1140; artinya, jumlah panas yang menaikkan suhu 1 kg. air dengan 1°C.(yang berlaku sebagai satuan panas) cukup untuk mengangkat suhu dari 1/0.1140 = 8.772 kg. besi dengan 1°C. Karenanya, 2.264 satuan panas tersebut di atas mengangkat suhu 1 kg. besi dengan 8.772 X 2,264 = 19.860° atau 19.860 kg. besi dengan 1°C. Karena jumlah panas ini terbagi secara seragam di dalam lapisan-baja kdan tembakan itu, maka suhu yang tersebut belakangan telah dinaikkan suhunya dengan 19.860° ---------------------- = 828° 2 X 12 berarti mencapai suatu tinggi/derajat panas yang menganga. Tetapi, karena ujung penghantam yang paling depan dari tembakan itu bagaimanapun menerima bagian yang jauh lebih besar dari panas itu, pasti dua-kali lipat daripada dari separoh bagian belakangnya, maka yang tersebut terdahulu akan dinaikkan hingga suatu suhu 1.104°C. dan yang tersebut belakangan hingga 552°C., yang akan cukup sekali untuk menjelaskan efek pijaran-menganga itu, kalaupun kita membuat suatu deduksi besar bagi kerja mekanikal sebenarnya yang dihasilkan/diperagakan pada impak. Gerak mekanikal juga menghilang dalam pergesekan (friksi), untuk muncul kembali sebagai panas; sudah sangat diketahui, dengan kemungkinan pengukuran yang paling cermat dari kedua proses yang saling bersesuaian, Joule di Manchester dan Colding di Kopenhagen adalah yang pertama membuat pengukuran yang kurang-lebih eksperimental atas kesetaraan panas mekanikal. Hal yang sama berlaku dalam produksi suatu arus listrik dalam sebuah mesin magneto-elektrikal dengan jalan daya mekanikal, yaitu, dari sebuah mesin uap. Jumlah dari yang disebut daya elektro-motif yang diproduksi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah proporsional dengan jumlah gerak mekanikal yang dihabiskan dalam periode yang sama, menjadi setara dengannya jika dinyatakan dalam satuan-satuan (units) yang sama. Kita dapat membayangkan gerak mekanikal ini diprodiuksi, bukan dengan sebuah mesin-uap, tetapi dengan suatu bobot yang tenggelam (jatuh/turun) di bawah tekanan gravitas. Daya mekanikal yang dapat disuplainya diukur dengan vis viva yang akan diperolehnya dengan jatuhnya secara bebas melalui jarak yang sama, atau dengan daya yang diperlukan untuk mengangkatnya kembali pada ketinggian aslinya; dalam kedua-dua kasus mv ² 2 Maka kita dapatkan bahwa gerak mekanikal memang benar mempunyai suatu ukuran rangkap, tetapi juga bahwa masing-masing dari ukuran-ukuran itu berlaku pula bagi serangkaian gejala yang didemarkasi secara sangat tertentu. Apabila gerak mekanikal yang sudah ada ditransfer sedemikian rupa sehingga ia tetap sebagai gerak mekanikal, maka transferensi itu terjadi secara proporsional dengan produk massa dan kecepatan (velocity). Namun, apabila ia ditransfer sedemikian rupa sehingga ia menghilang sebagai gerak mekanikal agar muncul kembali dalam bentuk energi potensial, panas, listrik, dsb., singkatnya, apabila ia diubah menjadi suatu bentuk gerak yang lain, maka jumlah dari gerak bentuk baru ini adalah proporsional dengan produk dari massa yang aslinya bergerak dan kuadrat dari kecepatan. Singkatnya, mv adalah gerak mekanikal yang diukur dengan gerak mekanikal; mv ² 2 adalah gerak mekanikal yang diukur dengan kapasitasnya untuksuatu jumlah tertentu dari bentuk gerak lain. Dan, sebagaimana telah kita lihat, kedua ukuran ini, karena berbeda, tidak berkontradiksi satu sama lain. Dari sini menjadilah jelas, bahwa pertengkaran Leibniz dengan kaum Cartesian sama sekali bukanlah sekedar disput verbal, dan bahwa, sesungguhnya, "amanat kerajaan" d'Alembert sama sekali tidak menyelesaikan apapun. D'Alembert semestinya dapat membebaskan dirinya dari semburan kata-kata marah mengenai ketidak-jelasan pendahulu-pendahulunya, karena dirinya sendiri sama tidak- jelasnya seperti mereka itu. Sebenarnya, selama tidak diketahui apa yang terjadi dengan gerak mekanikal yang tampaknya dilenyapkan itu, ketiadaan kejelasan tidak dapat dihindarikan. Dan selama para ahli mekanik matematikal seperti Suter terus terkurung oleh ke empat dinding ilmu-pengetahuan istimewa mereka, tidak bisa tidak mereka mesti tetap tidak-jelas seperti d'Alembert dan untuk menyesatkan kita dengan kalimat-kalimat kosong dan kontradiktorik. Tetapi, bagaimanakah ilmu mekanika modern mengungkapkan perubahan gerak mekanikal ini menjadi suatu bentuk gerak lain, yang proporsional dalam kuantitas dengan yang tersebut terlebih dulu?--Ia telah melaksanakan kerja, dan memang sejumlah kerja tertentu. Tetapi ini tidak menguras habis konsep tentang kerja dalam makna fisikal kata itu. Jika, seperti dalam sebuah mesin-uap atau mesin panas, panas diubah menjadi gerak mekanikal, yaitu, gerak molekular diubah menjadi gerak massa, jika panas membongkar suatu majemuk kimiawi, jika ia berubah menjadi listrik dalam sebuah termopil (thermopile), jika suatu arus listrik membebaskan unsur-unsur air dari asam-sulfurik yang dicairkan/ditipiskan, atau, secara terbalik, jika gerak (alias energi) yang dibebaskan dalam proses kimiawi dari sebuah sel pembangkit (generating) mengambil bentuk listrik dan ini dalam sirkuit tertutup diubah kembali menjadi panas--dalam semua proses ini, bentuk gerak yang memulai proses itu, dan yang diubah olehnya menjadi suatu bentuk lain, pelaksanakan kerja, dan memang suatu jumlah kerja yang bersesuaian dengan kata-katanya sendiri. Karenanya, kerja adalah perubahan bentuk gerak yang dipandang dalam aspek kuantitatifnya. Tetapi bagaimana presisnya? Jika sebuahb bobot yang terangkat tetap terkatung dan diam, adakah energi potensialnya selama periode diam juga suatu bentuk dari gerak? Jelas. Bahkan Tait telah sampai pada keyakinan bahwa energi potensial selanjutnya dipecahkan menjadi suatu bentuk gerak-aktual (Nature)63). Dan, kecuali itu, Kirchhoff menyatakan lebih jauh lagi dengan mengatakan (Math. Mech. hal.32)63): "Diam (rest) adalah suatu kasus khusus mengenai gerak," dan dengan demikian membuktikan bahwa ia tidak hanya bisa memperhitungan (calculate) melainkan juga dapat berpikir secara dialektikal. Maka itu, dengan suatu pembahasan mengenai kedua ukuran gerak mekanikal, secara kebetulan, mudah, dan nyaris dengan sendirinya, kita telah sampai pada konsep mengenai kerja, yang digambarkan pada kita sebagai sesuatu yang begitu sulit untuk difahami tanpa mekanika matematikal. Betapapun, kita kini mengetahui lebih banyak mengenainya daripada dari ceramah Helmholtz Über die Erhaltung der Kraft (1862), yang justru dimaksudkan "membuat sejelas mungkin konsep-konsep fisikal mendasar mengenai kerja dan kekekalannya." Segala yang kita ketahui di situ mengenai kerja yalah bahwa ia adalah sesuatu yang diungkapkan dalam pon-kaki (foot-pounds) atau dalam satuan-satuan panas, dan bahwa jumlah pon-kaki atau satuan panas itu tidak bervariasi untuk suatu kuantitas kerja tertentu; dan, selanjutnya, bahwa di samping daya-daya mekanikal dan panas, dayadaya kimiawi dan elektrik dapat melaksanakan kerja, tetapi bahwa semua daya ini menghabiskan kapasitas mereka untuk kerja hingga sejauh mereka benar-benar menghasilkan kerja. Kita juga mengetahui dari sini, bahwa jumlah semua kuantitas kerja yang efektif di dalam alam sebagai suatu keseluruhan tetap kekal dan tetap sama selama seluruh perubahan yang terjadi dalam alam. Konsep mengenai kerja itu tidak dikembangkan, ataupun bahkan ditentukan.*) Dan adalah justru ketetapan (invariability) kuantitatif kebesaran kerja yang menghalanginya untuk menyadari bahwa perubahan kualitatif, perubahan bentuk, adalah syarat dasar bagi semua kerja fisikal. Dengan begitu Helmholtz sampai sejauh menyatakan bahwa "gesekan (friksi) dan impak tidak elastik adalah proses- proses di mana kerja mekanikal dihancurkan, dan panaslah yang diproduksi sebagai gantinya." (Pop.Vortr., II, hal. 166) Justru sebaliknya. Di sini kerja mekanikal tidak dihancurkan, di sini kerja mekanikal dilaksanakan. Adalah gerak mekanikal yang kelihatannya di hancurkan. Tetapi, gerak mekanikal tidak pernah dapat melaksanakan bahkan se-per-juta bagian dari se-kilogram-meter kerja, tanpa kelihatannya dihancurkan, tanpa berubah menjadi suatu bentuk gerak lain. Tetapi, seperti telah kita ketahui, kapasitas untuk kerja yang dikandung dalam suatu jumlah gerak mekanikal tertentu adalah yang diketahui sebagai vis viva-nya, dan hingga tidak lama berselang diukur dengan mv². Namun, di sini timbul suatu kontradiksi baru. Mari kita mendengarkan Helmholtz. (Erhaltung der Kraft, hal.9) Di situ kita membaca bahwa kebesaran (magnitude) kerja dapat dinyatakan dengan suatu bobot m yang diangkat hingga suatu ketinggian h, ketika, apabila daya gravitas ditentukan sebagai g, maka kebesaran kerja =mgh. Bagi benda m untuk naik secara bebas pada ketinggian vertikal h, diperlukan suatu kecepatan v = Å 2gh, dan ia mencapai kecepatan yang sama pada waktu jatuh. Konsekuensinya, mgh = mv ² 2 dan Helmholtz menyarankan untukmenjadikan magnitude mv²/2 sebagai kuantitas vis viva, dan dengan begitu ia menjadi identikal dengan ukuran kebesaran kerja. Dari sudut pandang mengenai bagaimana konsep vis viva telah diterapkan hingga sekarang... perubahan ini tidak penting, tetapi ia akan menawarkan keuntungan-keuntungan (kemudahan-kemudahan) mendasar di masa mendatang." Sungguh sulit untuk dipercaya. Pada tahun 1847, Helmholtz begitu kabur mengenai saling hubungan vis viva dan kerja, sehingga ia bahkan gagal memperhatikan bagaimana ia mentransformasi ukuran vis viva yang sebelumnya proporsional menjadi ukuran mutlaknya, dan tetap tidak menyadari penemuan penting yang dilakukannya dengan pendekatannya yang berani, merekomendasikan mv²/2-nya hanya dikarenakan kemudahannya jika dibandingkan dengan mv²! Dan adalah karena masalah kemudahan itu para ahli mekanika secara umum memberlakukan mv²/2. Hanya secara berangsur-angsur mv²/2 juga dibuktikan secara matematikal Naumann (Allg. Chemie, hal.7) memberikan sebuah bukti aljabraik, Clausius (Mech. Wämetheorie, 2.Aufl., I, hal.18), sebuah bukti analitik, yang kemudian mesti dijumpai dengan suatu bentuk lain dan dengan suatu metode deduksi yang berbeda di dalam Kirchhoff (loc.cit., hal. 27). Clerk Maxwell (loc.cit.,hal.88) memberikan sebuah deduksi aljabraik yang canggih pada mv² dari mv. Ini tidak menghalangi kedua orang Skitlandia kita, Thomson dan Tait, untuk menyatakan (loc.cit., hal. 163): "Vis Viva itu, atau energi kinetik, dari sebuah benda yang bergerak adalah proporsional dengan massa dan kuadrat kecepatan secara bersama-sama. Apabila kita ambil satuan-satuan massa dan kecepatan yang sama seperti sebelumnya (yaitu, satuan massa yang bergerak dengan satuan kecepatan), terdapatlah keuntungan khusus dalam menentukan energi kinetik sebagai separuh produk massa dan kuadrat kecepatannya." Karenanya, di sini kita mendapati bahwa tidak hanya kemampuan untuk berpikir, melainkan juga untuk memperhitungkan, telah sampai pada suatu kemandegan bagi dua ahli mekanika yang paling terkemuka dari Skotlandia. Keuntungan khusus itu, kemudahan formula itu, telah menuntaskan segala sesuatu dengan cara yang paling indah. Bagi kita, yang telah mengetahui bahwa vis viva tidak lain cuma kapasitas sejumlah gerak mekanikal tertentu--dalam istilah-istilah mekanikal--untuk melaksanakan kerja, jelaslah darinya, bahwa ungkapan mengenai kapasitas untuk kerja dan kerja yang benar-benar dilaksanakannya oleh yang tersebut belakangan mesti sama satu sama lainnya; dan bahwa, sebagai konsekuensinya, apabila mv²/2 mengukur kerja itu, maka vis viva mesti juga diukur dengan mv²/2. Tetapi, itulah yang terjadi dalam ilmu pengetahuan. Ilmu mekanika teoretikal sampai pada konsep vis viva, mekanika praktikal para insinyur sampai pada konsep mengenai kerja dan memaksakan itu pada para ahli teori. Dan, tenggelam dalam perhitungan-perhitungan mereka, para ahli teori telah menjadi sedemikian terbiasa dalam berpikir bahwa selama bertahun-tahun mereka telah gagal mengenali hubungan antara kedua konsep itu, mengukur yang satu dengan mv², dan yang lainnya dengan mv²/2, dan akhirnya menerima mv²/2 untuk kedua-duanya, tidak karena pemahaman, melainkan demi kesederhanaan kalkulasi!**) Catatan: *) Kita tidak mencapai apapun dengan berkonsultasi pada Clerk Maxwell. Ia mengatakan (Theory of Heat, Edisi ke IV, London, 1875, hal.87): "kerja dilaksanakan ketika perlawanan ditanggulangi," dan pada hal. 87, "Energi sebuah benda adalah kapasitasnya untuk melakukan kerja." Itulah semuanya yang kita ketahui tentangnya. **) Kata "work" dan ide yang sesuai dengannya diderivasi dari para insinyur Inggris. Tetapi dalam bahasa Inggris, kerja praktikal disebut "work," sedangkan kerja dalam arti ekonomi disebut "labour." Karena itu, kerja fisikal juga diistilahkan "work," dan dengan begitu memustahilkan segala kekacauan dengan kerja dalam arti ekonomi. Tidak demikian halnya di Jerman; maka itu telah dimungkinkan dalam literatur semuilmiah membuat berbagai aplikasi kerja dalam arti fisikal pada kondisi-kondisi ekonomikal mengenai labour dan vica versa. Tetapi ada juga kata Werk yang, seperti kata Inggris work, secara bagus sekali diadaptasi untuk menandakan kerja fisikal. Ekonomi, namun, karena menjadi bidang yang terlampau jauh dari para ilmuwan alam kita, sehingga mereka nyaris tidak akan memperkenalkan itu untuk menggantikan kata Arbeit, yang sudah memperoleh keberlakuan umum -- kecuali, barangkali, jika hal itu sudah terlambat sekali. Hanya Clausius yang telah mencoba mempertahankan ungkapan "Werk", sekurang-kurangnya disamping ungkapan "Arbeit."