Syair Syair Tetes Air Mata Purnama Gerhana PENGANTAR PENULIS Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada yang Maha Esa. Karena kami telah di beri hidayah untuk bisa menikmati rasanya dan peliknya mempelajari kahidupan. Maka tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kedua orang tua yang telah mencintai dan menyayangi kami dengan tanpa ada batasnya. Dan juga teman-teman yanng telah membantu menyelasaikan tulisan yanng tidak ada harganya ini. Semaoga saja tulisan ini yang hampir kami buang bisa menjadi sumbangan dalam memaknai kehidupan. SYAIR-SYAIR TETES AIR MATA PURNAMA GERHANA SURAT PUTIH BUAT SANG SAUDARI PERTAMA Saudariku yang terhormat Engkau nadi dalam kehidupan bangsa Engkau jantung mahkota generasi Engkau pertapaan benih kehidupan Yang bisa melahirkan nafas jiwa merdeka Saudariku yang terhormat Engkau figura sangkar budaya Engkau kaligrafi indah yang nyata Engkau hakikat bunga bangsa Sebagai tiang humanisasi baldatun toyyibah Saudariku yang terhormat Dogma norma akan terwujud makna Jikalau wanita berbusana etika Tidak menjadi purnama pingsan di gedung hedonisme Yang mabuk dalam birahi alkohol cinta Saudariku yang terhormat Ketahuilah????????!!!! Wanita bagai arak di meja hidangan Jikalau dirimu tak hidup di istana kerajaan Dirimu akan jadi santapan jalanan Saudariku ??????..!!!! Paksakan hidup di dunia bertuhan Jadikan agama mahkota kewibawaan Ciptakan di setiap loangkah terbatamu Surga kesejahteraan dan perdamayan Saudariku????!!! Sadarlah kodratmu sebagai perhiasan di atas dunia Ciptakan darah cintamu Dalam nadi imadul bilad Gubahlah kidung detak jantungmu Sebagi karang dermaga imaduddin Niscaya hadir di halaman bumi ini Siti Hawa bangsa Niscaya akan hadir wanita bangsa Menjelma sebagai Khatijah Pewaris sejarah wanita Ummul Mu??minin Niscaya akan terlahir dari Maryam yang kedua Yang ku harap pada engkaulah saudariku Dari semidi pertapaan surgamu Uswah pembaharu Dengan bendera Rohmatal Lil Alamin Demi sangkar budaya zaman KEDUA Seluas langit lepaskan gelisah Pada mutiara yang terindah diangkasa Jauh jarak bukan alasan tak mengspainya Sadari setiap diri adalah bara api Jangan di tunggu berkobar hangatkan diri Karena jatidiri sendirilah semua yang nyata Buanglah senyum sejauh kandasnya hedonesme Kala diri mesti mencipta kosong penuh makna Tuk dapati memetik bunga di pagi hari Sebagai buah inteligensi piala termahal Yang takkan pernah bisa dibeli Sadari diri tuhan maha pengasih Kenikmatan yang dijalani bukanlah mimpi Hamparan bumi tercipta bukan alas kaki Tapi melangkahlah dalam emosi membuka wacana Jadi ambillah cermin hidup Dan warnailah sejauh daya melepas lelah Mengkayuh asa mencari suratan tuhan di atas alam Jangan pernah berhenti merasa bosan berkeringat Berkeraslah menjadi karang dermaga diri Bayangkan diri menjadi pasak dunia Dimana sendi budaya seakan kaligrafi hidup Sebab alam tidak melahirkan keindahan tersendiri Bila adanya seakan tiada tak dimiliki Kekosongan hati dan fikiran hanya terisi nisbi Yakinlah bukan semua itu yang mesti dicari Dunia ini bukan kertas warna-warni Bumi hati adalah ladang yang rindang Jadikanlah surga dalam raga terpenjara Karena yang halus dalam genggaman Yang indah dalam pandangan Entahlah harta, tahta dan wanita Itu semua hanya mahkota dan piala di dunia Sebab bukan kecantikan, harta dan tahta Wajah merdeka kemulyaan raga jiwa Karena usia pasti tinggalkan kaligrafi mati Pada titik koma alam yang bukan istana kecantikan Suara ini tersurat hanya semata tidak rela Melihat jiwa tak punya raga Melihat potret manusia dengan mata telanjang hati kosong Bila pendidikan hanya jadi pelabuhan usia Agamapun seakan bandara pengasingan iman Karena pemikiran hanya untuk alam Hukum tuhan hanya jadi idealisme. CIPTA KAMI DALAM KATA Tuhan ???? Demi dunia kami yang sempit Izinkan kami menjadi predator alam Izinkan lidah kami jadi berbisa Kami tak kuasa mencari akomodasi kehidupan Irodah rasa dan egois seakan memijak takdir-Mu Hamba-Mu Menjadi gembala rasio ideologi sabda-Mu Untuk kami berkelana Menjadi denyut saraf bumi ini Demi kami membuka satir rahasia firman-Mu Yang tersurat sebagai hukun bumi Tuhan???? Lahirkan kami dalam kata Atas rasa iri dan benci kami Pada pecundang dan pelacur bahasa Biarkan kami jadi arang Izinkan meleleh jadi tinta-Mu Takdirkan kami jadi kata Niscaya terlukis kaligrafi kalimat-Mu Dalam perut majalah dan Koran Yang seakan diberhalakan zaman Tuhan???? Hanya ini pinta kami Sebab kami hanya komodo alam Yang tak mungkin bisa menginjak istana jabatan Terpencil hidup kami Hanya mampu menata halaman hati NAHKODA NEGERI Konon Kemarin Hari esok Masa yang akan datang Adalah sekarang Dimana kita dan kapan milik kita Alam cukup bijak menegur kehidupan Dalam lemah diri bersaksi pada kuasa Ilahi Air tuhan bagitu cepat menelan kehidupan Di bumi alam serambi Mekkah Ribuan nyawa tak sedetik sempat berair mata Sehingga pantas kita bertanya Apa yang salah dengan manusia Di perut alam yang indah sejahtera Kehidupan adalah denyut dan nadi jiwa yang satu Di bawah lentera rembulan dan matahari Untuk manusia mencari yang hakiki Mereboisasi ke jalan Ilahi Di atas hamparan sejadah bumi ini Hendaklah sujud menjadi essensi pengabdian diri Sebagai poros alam dan pasak bumi Sebab manusia Adalah khalifah bumi Mahkota dan nahkoda negeri Disini hanya ada satu jawaban untuk kita Cerminkan uswah ujudkan amanah Sebagai suratan tuhan Manusia terlahir di atas dunia Di detik ini palingkan wajah Menoleh pada bumi jogja Sebata langkah Marilah kita amati dada bumi Sidoarjo Yang hari ini berdarah Terpercik diseluruh jiwa pancasila Ada apa dengan ini semua Kita hanya bisa diam Mungkin hanya bisa menjawab dengan hati risau Sebab Takkan ada kerusakan Tanpa kita membuat kerusakan Takkan ada dendam alam Kala kita arif dalam memenfaatkan Takkan ada kemarahan bumi Kala manusia melestarikan alam Sebagai amanah Normatif alam dan hukum tuhan RAHASIA WANITA Apapun yang digubah bunga Dia hanya mekar demi musimnya Sekalipun harus gugur Sekalipun harus kering Hanya mampu menyempan biji dalam kematiannya Sebagai sisa buah masa subur madunya Sebagai tanda tangkai hidupnya Dia jalani hidup Untuk di pilih dan di lindungi Sekalipun kadang di sayat kumbang kelana Demikianlah sepintas hikayah tentang putri bunga Dalam angan sikap lemah lembut jiwa wanita Hanya harumnya yang dapat di tawarkan Bertebaran disepanjang ruang memandang Menghias jalan disetiap ratapan Dalam tariannya mengundang kemabukan Sungguh engkau diciptakan lembut Sehalus udara menyesir lelah dan tak berdaya Wanita ??. Ketahuilah rahasia masa Bersama darahmu akan tumbuh benih generasi Dalam etikamu ada simbol budaya Tegak dan hancurnya bumi bangsa Tergantung wanita menjadi tiang bendera bangsa Apabila wanita tak mampu memijak telapak kaki surga Tak akan lahir putra yang berwibawa Apabila wanita liar bebas berbudaya Tersedia liang kehancuran dalam lapar mulut buaya Yang tak segan menyeret zaman menelan moral Wanita??. Tolong dengar suara putih kami Kami bukan topan yang dapat menyapu kotoran bumi Kami bukan hujan yang dapat sucikan wajah alam Tapi tolong dengarlah saudariku Marilah sejenak merenung saksikan kebesaran tuhan Marilah sejenak berfikir dengarlah peringatan tuhan Telah tanpak di mata kita kehancuran bencana alam Yakinlah semua ini Teguran bagi manusia memperbaiki peradaban RISALAH PENGEMBARA Perjalanan menempuh masa Panjang berakar pada bara semangat Terang dan cemerlang di hari esok Kepercayaan seakan hanya bersandar Pada keyakinan rasa bertuhan Apapun sengsaranya jatuh bangun Memperjuangkan kebenaran rasa Hanya akan terjawab dengan keteguhan Dan keputus asaan Sebab kegagalan yang paling besar Adalah hancurnya mental perasaan Yang menjadi pengingkaran mengakui sejatinya jatidiri Mengangkat diripun menjadi tuhan diri tak kuasa Bahkan takkan pernah mampu Mengangkat diri menjadi piala di atas dunia Di tengah pengembaraan ini Kegigihan pioner untuk menegakkan ideologi Tidak lain adalah proses inovasi Perspektif pemikiran yang takkan mutlak dilegalkan Dari zaman lahirnya nafas perdana di dunia Jadi kenapa keyakinan di zaman ini Menjadi serpihan yang tidak berbatang Dalam kesatuan dan keutuhan Seakan manusia ateis Menjadi binatang agama yang paling kejam BIDADARI MALAM Gejora bintang dilangit kalbu Menata sensual senyum perawan Malam larut merangkai sepi tak berarti Dirimu menjelma dibalik rembulan suram Menutup gemerlap bintang-bintang Keringkan air mata seketika Membekukan darah cinta Meracun raga jiwa Tinggallah disini menulusuri malammu yang kelam Linglung terasa ditengah samudra cinta tak berarah Kau gugurkan istana surga cinta Lalu kau tinggalkan semua ini Bagai pulau tertimbun debu-debu masa Disini diriku buih Bersama suara alam Tak mampu ku ceritakan Pada gelap malam mencekam kesunyian Menghukum bingung di tengah gelombang diri Hanya ku dapati Sisa musik samudra Terendap di tembok dermaga hati. USANG Sekencang angin terasa hidup ingin berhembus Sehangat mentari terasa semangat ingin berkobar Secepat petir terasa derita ingin sirna Tapi diri ini hanya ranting yang diam Di tengah gelombang sunyi Luluh rapuh bersama badai dan topan Kering bersama kemarau Benalu nasib bagai ekologi vakum Asa menunggu masa Menanti usia kandas di pantai bahagia Dimanakah kini hati yang berempati Menyaksikan hamba jelata dan papa terluka Mendayung miskinnya hidup Gelombang materi dunia tiada punya Hanya kekayaan rasa bertuhan Dalam gubuk hati telaga jantung hati Sebagai pulau tempat segala rasa Daya dan upaya terpendam Yang mampu melahirkan kalimat terucap Dalam gemetarnya lidah tanpa daya Terima kasih tuhan Hamba memetik belas kasih-Mu YANG HAKIKI Bila kau renungi alam Kaulah alam yang nyata Bila kau renungi tuhan Hatimu jua pelita jalan Bila kau jalani malam suram Pada dirimu pelita terang Bila kau hati yang gersang Pada indramu jalan melunakkan Bila kau ciptakan harapan Kejar dalam dirimu bayangan Fikirkan dan bertanyalah??????.. Sepanjang dirimu belum menjadi piala Mengembaralah dalam dunia fikri Sebelum dirimu belum menjadi pengacara Di depan putramu Dan putra anak-anak bangsa Karena semua ini yang akan jadi nyata Walau kedatangannya takkan pernah di pinta Tapi itulah realita yang nyata ASA Tuhan?? Kami yang menghitung hari terasa panjang Kami yang mendiami malam terasa suram Kami yang tak bisa menikmati Bertaburan kilauan bintang Dalamdunia kami seakan alammu sempit Seakan kami tidak pernah bertemu purnama rembulan Mentari terasa membakar kerongkongan gersang Perjalanan terasa semakian jauh asingkan tujuan Kami terus melangkah bersama sepi Seakan teriring musik sunyi bernyanyi Asa terasa lapuk kandas di batas berjuta rasa Sengsara Tersiksa Terpapa Semuanya terpenjara di gubuk jiwa Tuhan Ijabahkan pinta hambamu yang lemah Karuniai hidup sederhana sangkar jiwa sempurna Kami hanya ingin menikmati Bagaimana hidup menjadi indah Seindah alam yang Engkau cipta Seindah dataran bumi yang Engkau tata Seindah musik hempas laut yang Engkau dentingkan Tak henti menjadi debur sura jiwa kami Tuhan Seluas cakrawala langit-Mu Ingin kami lukis dengan kalimat doa Yang mengucurkan gerimis air mata Demi hanya ingin kami Menjadi hamba-Mu yang suci. RASULULLAH Perjalanan malam larut dalam aku Seboyan membeku bersama kebisuan Berat terasa mengeja memanggil memuji nama-Mu Bagai terlepas seluruh kekuasaan Melekatnya tubuh di raga tersisa ujud-Mu Yang berat manata dunia hidup Di antatara yang dapat aku menyentuh Lentera pijar-Mu terang mengiring dzikir Aku rindu merajud legenda dalam sejarah-Mu Entahlah janji kebangkitan Mesti sedetik dalam naungan-Mu Rinduku hanya dapat ku tuangkan Dalam kalimat tak henti menyebut nama-Mu Karena hanya dinding hati menjadi milikku Mengalir bersama hidayah mu??jizat-Mu Tiadalah yang pantas di petik dalam kuasaku Aku hanya hidup sebatas yakin dan percaya Senyum-Mu suci menjadi lentera bumi langit Di utus-Mu kealam dunia menjadi rahmat sempurna Rasulullah Engkau menjadi rahmat bagi seluruh ummat Engkau menjadi permata yang abadi sepanjang abad Rasulullah Jangan tinggalkan kami Di tengah makhluk bertuhan budaya Di zaman ini Ketika manusia instant menjadi dewa Seakan menjadi berhala minta di sembah PENCARIAN Jalan terpanjang Perhiasan terindah Puncak kebahagiaan tertinggi Bagai bendera di ujung piramida cinta Aku asing dari itu semua Roh cinta hanya bisa jadi hebusan nafas Hadirku seakan usang Paksakan menjemput hidayah tuhan Sebab aku Bukan emas dan intan perhiasan Takkan pernah seindah bahasa Takkan pernah selembut sutra Takkan pernah sejernih air Ku tak punya pakaian kasih sayang Hanya jiwa bertuhan Yang ingin jadi piala kehidupan Karena aku hampa lahir di atas dunia Terasing yatim yang takku tahu Tak punya ayah Tak punya keluarga Tak punya masyarakat Tak punya pemimpin agama Tak punya pemimpin bangsa Tak punya pemimpin Negara Yang ku tahu mereka perusak dunia Mereka penghianat kemiskinan Mereka penghianat bangsa Karena mereka tak pernah punya cinta Sehingga pencarian hidup damai sejahtera Tak kunjung menjadi wacana dewasa Walau setiap jiwa terlindung M erdeka Dalam catatan jiwa Pancasila SUARA PENSIL Di ujung pisau pena tumpul Menari terangkai sinopsis di kertas masa Ada senyum menyendir kita Ada derita mengajari memetik makna Ada tanya tentang kehidupan Ada Tanya tentang zaman Idealnya pemikiran sepertia apa Idealnya seniman Merangkai keindahan penderiataan kesenangan Seperti instant apa Rekradasi budaya hadir di mata kita Seakan tak ada kehadiran Hasil cipta, rasa, dan karsa Simpati sekarang berorentasi pada keunggulan apa Bila intelek tercermin produk dusta dalam bahasa Empati sekarang mengedepankan nilai apa Apabila moral dalam normatif hidup Tidak pernah di lestarikan Dalam mental pribadi berbudaya Sadarlah kita tidak hidup di alam binatang Yang hanya komersil Demi nafsu karier dan propesi Setiap nafas punya harga diri Tapi uang bukan mutlak jaminan kehidupan Spirit mental sosial adalah tunas kemanusiaan Mencipta rasa nyaman dan aman Menuju kesejahteraan milik kita Jangan pernah mengukur kehendak Pada masyarakat yang tersampahkan pengetahuan Memang homogen asas pancasila kita Tapi bukan untuk wajah seni dan budaya Untuk membalik mata heterogen zaman modern Masih ingtkah kita Tahun 70an bangsa ini bertikai Demi hidup rukun dalam perbedaan agama Kenapa sekarang Hanya demi kepentingan Porforment seni, karier dan profesi Hingga angkuh merubah kaligrafi budaya Kami tak rela Walau suara kami hanya terdengar Dalam ceceran air mata pensil Bila dinamisnya seni Hanya hadir Sebagai wahana komersialisasi Dalam dekorasi artistik seni Sebab semua ini Meracuni simpati dan empati Nilai uang menjadi substansi Tapi ini bukan untuk pembanggunan Bahkan membangun kebersamaan Justru kehidupan personal dan individual Melahirkan budaya kehidupan Demi kpentingan kapitalisme Manusia bermodal Menjadi raja meraih kemenangan MEMETIK HAPPY NEW YEAR 2007 Habitat kehidupan di atas dunia Laksana kertas dalam epilog cerita Alam tertata dengan musim Tahun tertata dengan abad Usia terbata dengan kalender masa Menjadi rangkuman legenda 2007 Dalam hitungan jari dan langkah kaki Hari ini Di detik mentari pulang ke ufuk mangribi Suara malam sudah tergenggam Tuk menjadi cerita yang baru Mentari berganti ribuan sinar lampu Ribuan jiwa melata Bagai ingin memetik bunga surga Akupun sayu menyaksikan keramayan kota Bizing dengan ribuan sura mesin dan hanphond berdering Seakan roda-roda masa di putar untuk melepas lelah Legenda mesti menjadi milik hari yang lusa Ribuan jiwa berdensa menyambut gemerlap malam HAPPY NEW YEAR Yang akan kembali di miliki Semoga saja seiring sinar perdana mentari Menjadi happy new year hati Walau salam kita telah terucap Pada hari kemarin yang telah lusa Tapi bukan berarti Membuang cerita ketengah lautan lepas Untuk menutup mata sejarah hidup Paqda romantika dan sengsara Pada kaligrafi bahasa cinta Kala legenda hidup pernah gila Pada harta, tahta dan wanita Biarkan semuanya menjadi milik hari yang lusa Tapi milikilah happy new year hari ini Dalam mata hati simpati dan empati Pelajari diri memetik makna tahun baru Karena cantikmu Karena tampanmu Karena menawanmu Bahkan sempurnamu Akan lapuk disetiap roda gigi masa Tapi hidup bukan tumbal Yang harus diperkosa zaman Saudara dan saudariku tercinta Marilah kita bertahun baru yang nyata Yang bukan tahun baru dalam bahasa Yang bukan tahun baru lipstik Yang bukan tahun baru keramayan hampa Sebab kami benci hedonesme Sebab kami benci komersialisme Sebab kami benci melankolisme Karena mereka salah dan buta bertahun baru Sehingga reboisasi hati tak pernah tercipta Reboisasi mental tak pernah membudaya Apatis dan egois jadi sangkar norma Aku bukan milikmu tahun baru Kala aku tak dapat memperbaharui diri Kala aku tak dapat menyaksikan pembaharuan sejati Sebab lebih banyak terasa dialami ??Kematian?? Yang kita tak sadar Menjalani masa dan waktu Tak ada kata lusa untuk yang kemarin Tak asa panjang untuk hari esok Hakekat kemenangan hanya sedetik Bila ketergantungan tak ada dimiliki Karena masa takkan pernah berjanji buat kita Dengan harta akan jadi permata dunia Dengan keindahan akan jadi perhiasan alam Dengan kecukupan akan jadi kesaempurnaan Kala hati tak mendapat ketentraman Yang mampu melatih kemandirian diri Dalam spirit kecerdasan emosi Maka dengan tahun baru ini Dengarlah sejatinya suara hati Kala cita-cita masih membara api Membangun utopia negeri sentosa sejati Inilah yang ingin kami untaikan Sebagai terapi mental hati Selamat tahun baru PERJALANAN HAMPA Kekasihku Tak mungkin lagi Ku panggil engkau dengan suara cinta Meski namamu telah terpahat dalam hati Terkunci dalam peti memori jiwa Karena lentera cinta Hari ini bagai mentari pulang keufuk mangribi Hadirmu tinggal bayangan Dalam setengah perjalanan Menggapai kota hatimu yang damai Sepi ku rasakan Hampa terasa tanpa suaramu terdengar Perjalananku terhenti Tanpa bunga senyummu Terasa berat ku membawa diri Teramat jauh terasa perjalanan Tak terasa gerimis air mata Menenggelamkan hati Setelah kudapati perjalanan hampa Legenda cinta yang kering Lapuk terhenpas masa Maafkan aku kekasihku UTOPIA Kala hari ini kata menjadi bahasa Tanah menjadi bata Batu menjadi cermin dan permata Tanpak semuanya megah dan indah Katakan semuanya karya manusia Lantas apa yang tak penuh perhiasan Semuanya pasti punya rotasi dan reputasi Harapan Keinginan Kesederajatan dan perdamaian Telah dewasa dalam usia pancasila Dari belajar berjalan hingga bisa terbang Menjadi garuda diatas bumi pertiwi ini Kami anak bangsa Berikan kami cerita norma Berikan kami cerita sosial Berikan kami kitab undang-undang Kami tak butuh derama Dalam memperebutkan kekuasaan Jangan buat merah putih kami tersobek Walau mesti lelah mengibarkan nama bangsa Sebab kami tak rela Peluru melukai pahlawan Masih berdarah dihati kita Karena uforia mental jiwa Hentikan menjadi tuhan dalam jabatan Hentikan menjadi teroris dalam kata Hentikan system anarki dan oligarki Untuk utopia bangsa yang nyata Reboisasi wacana intelektual Reboisasi mental pahlawan yang hilang Reboisasi budaya peradaban Masih mungkin bangsa ini ditunggu zaman Menjadi bangsa yang bermoral Yang punya pengadilan dan keadilan Yang punya solidaritas bukan popularitas Sehingga kita bisa saling merangkul Menjadi kesatuan lidi bangsa Yang siap bersihkan kotoran bangsa Menuju negeri yang sejahte TERKUCILKAN Kemarin ramai Bising bagai suara pasar Disana tawarkan opini Disini ideologi Berbisik masalah silam Kesenjangan orde lama dan orde baru Hari ini..... Engkau semua jadi saksi Reformamasi yang pernah dikibarkan sang Merah putih Hari ini melahirkan massa tak berujung Rakyat terlalu asyik disanjung Dalam mimpi janji sentosa dan sejahtera Wajarlah Indonesia dalam watak budaya Berorganisasi demi perut kenyang Dengan gizi koropsi dan kolosi Hukum mengasingkan rakyat bangsa Mendapat hak asasi derajat manusia Sebab........ Kekayaan alam menganak tirikan kita Yang berhak menikmati Pahit manisnya membangun bangsa sejahtera Tapi......... Hari ini kami hanya kuasa menyaksikan Menjadi penonton kejamnya pengasingan Di bimi pancasila ini Ditubuh dan di dada sayap pancasila Janji kita hangus dibibir sumpah pemuda Menyesakan keadilan di atas kertas Yang hanya sesak dengan tulisan Kami sadar Penguasa tidak harus menjadi tuhan Yang merubah patriotis Menjadi cinta anarkis ideologi anak bangsa Yang mesti jadi catatan sejarah Hentikan dan hentikan Walau hanya dengan suara yang lemah ini Bila kebencian masih ternoda di dada Pancasila Cepat bersihkan birokrasi pemerintah Ekologi sejarah masih terbentang buat Cemerlang Angsalkan arahkan generasi Yang punya cakar garuda ditangannya Dan berparuh baja dilidahnya Bersayap wawasan dan pengetahuan Dalam cinta dan cita-cita menbangun bangsa Tolong hentikan Jangan teruskan menjadi api kontradiksi Jika bangsa ini masih berdenyu Di jantung pancasila yang suci KARENAMU Atas nama cinta Satu pijar terang di jauh harapan Ku coba untuk menjangkau Ku kirim baris-baris delegasi suara kata Namun mati satu-persatu tampa diketahui Kepunahan mesti gersangkan rasa Baru ku mengerti Yang selamat Mereka yang pura-pura bisu,dungu,.buta dan tuli Melawan tak kuasa karena tirani Ketika egois dan apatis jadi kebanggaan Yang gegabah karena tidak pernah Memikirkan Kehadiran bermakna dan berguna kehidupan Di mata sahabat dan persaudaraan Karenamu Ku bertanya diri di terang bumu ini Untuk ku dapati kekurangan diri Belajar pada pengalaman Belajar pada pengetahuan Belajar pada alam Bahkan pada kegagalan Aku hanya dapati rasa bertuhan Ingin ku mengerti Panasnya mentari dan api Dinginnya salju dan sunyi Untuk ku pahat dalam hati Walau genggaman Harus mengepal jantung berdarah Karemu Ku mengerti teka-teki dunia Kecewa,terluka,menderita dan sengsara Tidak jauh dari sisi hidup yang nyata Hedonesme bukan milik kita yang abadi Karenamu Aku mengerti seribu puisi Tentang awan, hujan,mendung,petir Bahkan mentari,rembulan dan bintang-bintang Itu semua tinggi di langit sana Biarlah yang jatuh itu Hitam,putih, manis-pahit, jelek dan indah Akan ku petik hikmah yang bermakna Barang kali disini ada yang sempurna Selamat jalan saudariku Yakinlah hidup ini petualang kehidupan Akan ku jabat dalam silaturrahmi fikri Sebagai saudara kehidupan hakiki PINTA DI DO'A UNTUK SANG BUNDA Saksikan wahai alam Seorang putra yang hanya punya air mata Demi membalas uluran kasih cinta bunda Merajut do'a memohon ampunannya Hari ini kami jauh dari haribaan ratapannya Bunda telah anugrahkan mahkota karisma Mengiring kelahiran sang putra diatas persada Dunia Jerit tangis perdananya ogsigen terhempas di Nafas Adalah senyum bunda yang tiada terpeta Harga Yang takkan mampu kami balas membayar Jasanya Bunda...! Detik ini semoga engkau bahagia Teriring lindungan tuhan yang maha pemurah Kami disisni, di petualangan ini Terasa masih basah dalam lembut senyummu Pesan kalimatmu masih terang Untuk kami menyongnsong esok hari lebih Berarti Ya....... Tuhan....! Kabulkan harap seperti janji firmanmu "qun" ridailah terpancar dalam hidayahmu Setiap kalimat do'a yang terucap di bibir Hambamu Jadikanlah kehidupan ini seperti rembulan Yang mampu menyerap sinar mentari terang Jadikanlah hidup hamba piala keagungan Sebagai hadiah gigihnya seorang ibu Tiada yang ingin di pinta lebih dalam kodrat Hambamuini Hanya tersirat ingin mengembalikan senyum Sang ibu Bila putra dan harta adalah perhiasan dunia Jadikan hidup kami keindahan Yang mampu mengundang riangnya senyum Inilah pinta dalam dinginnya air mata Aku ingin kembali pada fitrah sucinya balita Setelah waktu mengizinkan pulang ke tanah Daerah Disanalah banyak senyum yang ku petik Di sanalah banyak kalimat yang terangkai Aku ingin kembali berdayung bersamanya Dalam matang harap panjangnya Ketika ku mampu menjadi merahnya delima Yang dapat ku tanamkan rasa manis di bibir Senyumnya Untukmu bapak ibuku Untukmu keluarga nafas hidupku Untukmu masyarakat dan sahabatku Untukmu bangsa dan tanah airku. SECEPAT BUNGA MEKAR Aura cinta tergenggam erat dalam hati Irama intonasi jiwa teriring tidurnya malam Diskripsi hadir menerka cantiknya bayangan Panjang dirasa kemarau musim Bunga yang tertancap dikebun harapan mimpi Gugur kuyup ditangkai separuh hati Pepohonan bunga di layar selendang bidadari Lapuk dalam gelombang air mata Tak sempat rangkaian bunga menjadi hadiah Untuk kumbang dan kupu-kupu menyemai Kembang cinta Waktu tak sempat mengejar mentari Sinar cahaya merubah wajah alam Sementara hidup ini jauh dari lampu kota Tak sempat nikmati cantiknya jakarta Yang hari ini telah banjir ekstase birahi dosa Di senyum bibir basah dusta Tak dikenal lagi bunga bangsa di wajah Wanita Purnama gerhana terbungkus budaya Terkelupas karisma remaja Secepat mekar gugurnya bunga Inilah sepintas lukisan masa Bumipun bergoncang sedahsyat tarian wanita BUMIKU YANG TERNODA Oase mengalir dari tubuhmu bumiku yang agung Izinkan aku berjalan meneluri luka di dadamu Aku mendengar jerit tangis suara jantungmu Aku mengerti murkamu yang panjang tertahan Dibalik rahasia wajah bumi aceh dihari Kemarin yang silam Kau telan kehidupan dalam sedetik arus gelombang Bumiku yang agung tersenyumlah Tetes luka darahmu Telah bertemu dalam muara air mata Aku membaca wajahmu ternoda Akan haramnnya pohon ganja Aku mengerti kau kecewa Semuamu terbantai tangan-tangan jahil Kegoncanganmu laksana magis tarian wanita Bumiku yang agung sadarkanlah mereka Murkamu bukan azab di atas dunia Tapi ujian dan peringatan bagi manusia Bawalah mereka menyaksikan wajahmu yang sentosa Bimbinglah mereka di jalanmu mencipta alam Yang indah Bumiku sempurnalah dalam rotasimu Dengan hormat ku berdiri didadamu Sampai ku kembali kau menjadi rumahku* *Di petik dari puisinya Safari Nurzaman. BIZING DUSTA DALAM BAHASA Jakarta induk ibu bahasa tertua Sumpah pemuda menyematkan di dada Pancasila Sabang sampai merauke satu bangsa Indonesia Bernaung dalam asas damai sejahtera sang Garuda Kami hari mencoba Berteriak dalam kelana mencari perwakilan kita Dari generasi putra-putri bangsa yang merdeka Telah cukup gombalnya bahasa meracun Bangsa Heterogen, plural,modern Lantanng bergaung reformasi Bersuara dalam topeng HAM Hukumpun hanya bersuara dalam teks Tenggelam dalam kematian konteks Dan bangkit dalam kehancuran cermin yang suram Budaya berwajah dalam artistik modern Demokrasi merapuhkan patriot nasionalis Bangsa Jati diri bangsa hidup dalam komersil materi semata Merdekanya indonesia ini hanya tercatat di Nisan pahlawan Kami laksana terasingkan Melihat potensi, materi,kekayaan negri Tapi kemiskinan tak terdeteksi Memicu pertikaian tiap hari Penguasa, pengusaha, konglomerat di sumbu Rotasi bangsa Tak pernah santun berhati jujur seindah Bahasa Kearah membangun dan mensejahterakan Warga negara MAHASISWA UNTUK SIAPA Bila hari ini ada pendidikan Belum tentu demi kesejahteraan Reboisasi rasa aman dan damai Tentunya karena reputasi alam ekologi zaman Bahkan jika sekarang bergema norma agama Belum tentu terjadi di tiap"diri" bernama Kehidupan Mereka-mereka kadang hanya merebut Simbolik Nama tuhan dalam ateis suara hatinya Lalu pendidikan mahasiswa untuk siapa dibina Bila harga dunia lebih abadi di mata kita Jawablah dalam diri Kenang eratlah dalam nurani Seharusnya telah disadari Maha yang telah disematkan diatas dada kiri Almamater menjadi pakaian perdana Mengantar keruang sarjana Tapi mahasiswa bukanlah yang hanya semata Mengejar wisuda Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa di Siklus dunia Akan sangat tergantung pendidikan Berwacana merubahnya Mahasiswa punya separuh suara warga Bangsa Arahkan pemerintah....! Bila bangsa punya cita-cita Masa depan terbuka cerah menjadi negri adidaya Satu solusi kita Satukan dan sadarkan mahasiswa Sebagai pengganti estafet roda bangsa Buanglah sifat kedektatoran Pesan kami penghayal masa depan SUARA RAKYAT Pejabat Tolong dengar sengsara suara kami Bosan telah terasa kami menanti Sumpah bersatu untuk kita nikmati Negeri sejahtera makmurkan bumi bangsa Katanya kita bebas merdeka Entah kenapa rakyat sengsara Makmur tanah air jadi gersang Rakyat laksana hidup di negri asing Tiap waktu bertikai Di saat kursi menjadi rebutan Pejabat Kapan kau kasihan Pada kami yang miskin wawasan Untuk merubah nasib hidup berpetualang Melepaskan jerat warisan metos kakek moyang Mengucurkan keringat demi untuk makan Pejabat Tolong jangan di teruskan Birokrasi sibuk merebut jabatan Kami terlantar Rakyat liar penuh dendam Bila kau masih rakus berhati binatang PERANTAUAN MENUJU CINTA TUHAN Rotasi alam dalam detik waktu Telah mengantar usia pada titik dewasa Dunia hidup dalam kesukaan menikmati rasa Tak lagi terkemas dalam tangisan Untuk mengundang empati perasaan iba Ketika....! Kehidupan mengenal pada keindahan Menjadi tanggung jawab realita perasaan Emosinal nurani jiwa Untuk memilih jembatan hidup Dalam mengalirnya perasaan hati Yang penuh dengan gerimis air mata Menelan pahitnya derita. Perantauan bagai menanam harapan Pada kegersangan ladang-ladang bumi cinta Bila ikhlasnya benih cinta tumbuh suci tidak Terpelihara Menjadi liar di ruang hampa Tiada pernah temui musafir kelana lunakkan Pesimis jiwa Mennyambung perdamaian kontroversi Persengketaan suara hati. Perjalanan hidup menelusuri gembala Perasaan Penuh tanda tanya dalan realita wujud Keindahan Yang telah tersabdakan di atas alam Kenapa kebahagiaan selalu menawarkan Kegersangan dalam mencapainya Dan kecantikan menghias kehidupan tiada Pernah luluh Dan runtuh menempuh kematiannya di atas Kesempurnaan Sebagai makhluk tuhan Yang terus menjadi sengketa Dalam gundah realita usang batiniyah Merebut tegaknnya pendirian kehidupan Nurani melunakkan nafsu Dan di kendallikannya Dan atau nafsu mengemudikan arah emosinal Menjadi penentu tujuan dayung hidupnya Sejarah cinta menjadi legenda Yang tiada akan pernah mati Karna telah menjadi lambang yang tercermin Kesucian ikhlasnya tujuan Menulusuri pulau kegersangan di ladang cinta Adalah fakkumnya perantauan jiwa Menuju kehampaan yang di sisakan Luluh terpautnya harapan Yang terpahat pada keindahan tarian Lembutnya Lambayan tubuh cinta Dari buah rasa perasaan Yang mekar dalam mimpi ilusi Dapat dipetik putik benang sarinya Yang mampu menjadi benih harumnya bunga Keabadian cinta Apbila cinta hidup dalam kegersangannya Pastilah bersemi pada musim kesuburannya Dan apabila mutiara abadi dalam harapan Akan tampak murninya intan mutiara yang suci Yang mesti teruji dari seleksi wujud yang Tidak hakiki. Inspirasi nurani jiwa yang nalar Dalam riangnya motivasi intelektual Mengambar fitrahnya fondasi cinta Adalah kekayaan hidup dalam sejatinya jati Diri yang suci Sebagai hikmah pengalaman mencari jati diri Untuk memposisikan makna hidup yang hanya sesaat Untuk pulang pada alam keabadian Ilahi. Tinta emas telah mengabadikan Setiap semangat pejuang mencapai Keberhasilan Susah payah mengucur keringat Hingga terlihat percikan darah menetes dari Tubuh terluka Hanya demi atas kesaksian cinta Untuk umat bebas merdeka Tetapi sekarang ini Kemerdekaan yang di lahirkan cinta Telah menjadi binatang serangga Yang merusak suburnya benih-benih Kehidupan sucinya cinta Sebab wanita senyum demi rupiah Trend budaya zaman ini telah menjadi sarang Laba-laba dunia Kenapa indahnya bayangan di cermin buih Telah membodohkan hidup Tiada pernah cinta kembali Kepada sang Maha pemilik cinta Di sinikah cinta bersembunyi Berlabel Tuhan sang maha pengasih dan Penyayang Atau inikah penipuan zaman Nilai agama di lumpuhkan Ilmu penngetahuan tak memberi ruang Pada lidah manusia meng-esakan tuhan Akan tetapi semakin hari tekhnologi menjadi Tuhan Yang berkaki kekuasaan uang Kerajaan liberalisme budaya terus menjajah Halaman dunia Menghancurkan seluruh logika pemerintahan Di atas sentosa bumi tuhan ROMANTIKA CINTA Namamu abadi mejadi lambang cinta Walau senyummu telah terasa sepi suram di ujung asa Yang tak dapat ku sentuh dengan bahasa Yang masih terasa meracun di bibir gelisah Bagai mutiara gemuruh hati tersangkar lentera cinta Lembah ruang jiwa tergenang gelombang air mata Sebab dirimu tak mampu ku petik dalam sepuluh purnama Yang memabukkanku dalam tetes tinta darah mengalir dari luka hati menyulam cerita hampa Ku bawa berlari dan bernyanye Terangkai kidung ini dari isak puing-puing hati Ku pilihkan huruf suci melukis kehadiranmu Awal perdaanya Agustus 2004 lalu Kau nan aku memburu merebut piala yang kering Yang sama takjub membayang mimpi surga Tarian tubuhmu laksana kelembuta bidadari Membuatku sengsara.....! Melepas mekar bunga cintamu Menyambut indah bunga kecantikanmu Menjabat rasa sengsara hatimu yang masih asing Menjadi piala jiwamu tercermin lembut dan sopan Terhias pakaian akhlakmu Yang terpilih di antara warna surga Akan ku rindu sampai penghujug nafas di dada Sampai disini,tersentak aku tersadar Bagai terbangun dari mimpi usang Terasa berdesir angin lembut menyapa lelah Ilusi bersemi dalam harum bunga mawar Yang masih menghias bayang 300 malam Pelayaran cintaku ke pulau hatimu Lalu ku temukan jiwaku telah renta Bersemidi dalam gubuk penjara cinta Laksana Yusuf gundah berpaling dari Zulaikha Sampai ku temukan mimpi tentang Baitullah Yang disana sejarah Ibrahim telah lebih tua Membagun pengikat hamba dari seluruh cinta Hari ini 19 Mei 2005 Telah cukup rasanya berdayung arungi lautan cinta Engkau dermaga pelabuhan seluruh harapan Yang tak dapat ku ikat dengan tambang cinta Untuk titipkan perahu rasa sesak gelisah Tapi harap subur masih mengujur do,a Sopan sholekhah anggun tingkahmu Smoga menjadi khatijah yang kedua Yang pasti ku kagumi sepanjag hayat ini Sebagai perhiasan paling indah di atas bumi TERADISI BANGSA Apa yang pannntasa buaut bangsa ini Bila budaya tak sejalan dengan norma Keyakinan tak searah dengan dogma Apa yang mesti kita rubah Bila kecerdasan tak bernilai Ilmu pengetahuan ciptakan kerusakan Cendikiawan lahirkan kekerasan Katanya bagsa ini bertuhan Militan agama sibuk jalankan amanah Ulama??, Pastur Sibuk menyerukan kebaikan Di mimbar-mimbar mereka yang berkeyakina Di tiap pagi dan petang Di setiap penjuru bumi alam Jadi bagaimana agar kita ber-Etika Bila manusia beragama masih terbiasa Saling mendzalimi, menghinati dan menghakimi Bahkan saling berdusta Seakan tak ada jiwa bersaudara Kenapa kita bersuara setengah jiwa Kenapa kita berkeyakinan hati Apakah begini manusia bertuhan Siapa yang membuat kita bercerai berai Siapa yang mengajari kita ingkar Sehingga kemunafikan tak pernah di fikirkan Sebab kita terlalu biasa dengan kebiadaban Sebab kita terlalu biasa dengan kekerasan Kita terlalu rajin dalam keserakahan Dari suara kursi di istana sana Yang terus di perebutkan Kemudian lahir raksasa jabatan Yang membuat kita berdarah Yang membuat kita berair mata Bahkan membuat kita miskin Hingga harga bangsa ini Tidak senilai nominal rupiah Membunngkam suara sejarah Mempoles hitam nisan pahlawan Karena kita tak serius pada jasa-jasa mereka Karena kita tak serius pada nilai-nilai etika Karena kita tak serius membangun budaya Inilah tradisi peradaban modern Inilah wajah manusia bertuhan zaman edan Yang tak punya ketulusan dan kesetiaan Yang tak punya keikhlasan dan kasih sayang Sehingga agama tak untuk pondasi keimanan Karena terlalu serius manusia zaman modern Berpikir kemenangan Bahkan hukum tuhan pun ingin di kalahkan* *Di intisarikan dari Puisi yang dibacakan saudara Muchlis di suara radio NADA KEMALA Sumenep BAHASA MALAM Di tengah malam tanpa bisik suara Ku duduk semidi diatas bumi buih Meratap bundar sang rembulan Bersinar pancarkan keagungan Terangi gelap di kelam hati Memirah beku laksana bekincu Sementara????. Sepiku bersarang diri Saat syahadat cinta membelah jiwa Hnagatkan rasa rindu membakar hati Purnama itu begitu sejuk di mataku Purnama itu begitu indah dalam lamunanku Menjadi bintang malam Menjadi purnama gerhana dalam bayangan Yang takkan mampu aku lupakan Dirimu??????. Dalam sabit kehidupan Terpancar yakin laksana lentera sinar Dalam mekar seminya cinta tuluskku Sungguh engkaulah Menjadi bungna penyejuk kalbu GADISKU Engkaku bagai arak Mengalir bersama darahku Jadi penenang menghias bayangan Hingga kataku Tak mampu ku puisikan Bahasaku Tak mampu untuk aku kidungkan Engku lebih indah dari pahatan lukisan Menjadi bahari purnama hati Gadisku Merah mentari tersenyum Engkau nampak lebih cantik di sisiku Menjadi mimpi bayangan Tak dapat aku genggam Hidup di bilik sanubariku yang dalam Bagai gubahan seribu mawar Mekar dalam suci putihnya melati sukma Inikah cinta. ? Yang merayap halus ke belahan hati Menjadi kesucian abadi Meski tak mampu diuangkap maknanya Mungkin tuhanlah mengerti semuanya Tentang enngkau gadisku Sebagai rahasia terindah hidupku PENGHAMBAAN Tuhan??????!!! Sempurna alam ini Engkaku ciptakan Bernafas kehidupan Untuk hambamu memilih kemulyaan Makhlukmu habitat hidup berpasangan Untuk manusia mewariskan kasih sayang Tuhan??????!!! Ampunilah hambamu Punya daya lemah dan tak berdaya Hanya mampu jalani kehidupan di atas alam Tuhan????..!!! Dunia-Mu Tidak akan wariskan piala untuk kehidupan Melainkan manusia Mesti melestarikan penghijauan alam Sebagi rasa syukur di sempurnakan Sebab kausalitas manusia dan alam Adalah satu genggaman dalam kuasa-Mu Bila alam terluka Manusia jadi korban duka NAFAS CINTA Disini mekar laksana bunga Terkenang senyummu yang tetancap di kalbuku Hidup bagai setangkai gubahan melati Membawaku berhayal sepanjang hari Bayanganmu Tak kuasa ku buang di kelopak mata ini Membawaku tak nyenyak dalam tidur Usang dalam asa dan lamunan Riang dalam rindu yang gersang Semuaku tergantung Bagai ranting pepohonan Akau hanya mampu bertahan hidup Menghirup nfas di sekeliling cinta Dalam raga membatu dan tak berdaya Pada terbit mentari aku memuja Dalam malam purmana aku mendamba Tapi cint tak ada Sia-sia tiada yang aku dapati Hanya dirimulah Jantung yang berdenyut Dalam nadi darah cinta Lalu mampu membuat ragaku bergerak Semangat hasratku hidup Menjadi nafas cinta hidupku Bangkitkan hasrat di jantung hati GELOMBANG CINTA Rasa dalam diri bagai hanyut ditengah jiwa Lautan hati bergelombang dalam dahaga cinta Hidup bagai perahu kecil ditengah samudra Ku kayuh dalam rindu Terpaut di tembok dermaga Mendamba ikatan tambang cinta Ku bawa semuanya dalam asa yang tak nyata Biarlah di atas kepalaku ini??????. Mentari didihkan hasrat Kucurkan keringat dan air mata Aku pasrah Badai topan akan aku jadikan musik perjalanan Untukku sampai di pantai pasir putihmu Akan ku bawa puing-puing karang hati ini Sebagai mutiara cibntaku yang suci Walau raga ini bagai keranda cinta Terapung kandas di pantai hatimu Satu pintaku Bila cinta harus jadi epilog romansa Izinkan layar hidupku Berkibar menjadi bendera Sebagai simbolik tanda cintaku Pernah sampai di pulau cintamu SYAHADAT CINTA Kekasihku Mungkinkah engkau tahu????? Jauhku merindumu sepanjang waktu Hati ini beku tanpa cahayamu Senandungkan kata memanggilmu Dalam suara dentingan kecapi Dalam suara serunai seruling Dalam hempas suara ombak Bergaunng penuh gema Bagai suaramu terdengar disisiku Menyesakan bayangan Engkau laksana menari di mataku Kekasihmku Adakah kau dengar suaraku????..? Ku bingkau namamu dalam harapan Ku angkat ke langit biru terbentang Ingin ku jadikan lentera bintang berpijar Ingin ku jadikan mega karang horison cinta Di hati yang hampa dambakan dirimu Kekasihku Hanyalah dirimmu Purnama rembulan yang ku nanti Ku pinta dalam doa Mengalir dari dasar hati Ku hanya ingin dirimu Jadi cahaya di atas menara hati Berbenderakan sumpah cinta setia Untukku bangun kolam surga jiwa Walau denmgan air mata dan hati berdarah Aku pasrah dalah dirimu Biarlah hasrat dan nurani Bersyahadat dalam cinta begini Karena memang aku tak mampu Ingkar di pangkuanmu HIDUP TERSALIB CINTA Apa yang harus aku berontakkan Kala cinta menjadi tiang salib hidupku Kaki lumpuh untuk dilangkahkan Tangan telentangn dalam ikatan Mata hanya melotot dalam ratapan Hidup teras terasingkan Berbuah penderitaan dan kenistaan Kuasaku pasrah pada kodrat suratan Rasa cinta meninggalkanku dalam tangisan Biarlah aku menjadi lelaki terpasung disini Adanya yang terus aku pertanyakan Entahlah kepada siapa.? Siapalah yang telah membawa cinta dan kasih sayanng Bila gereja jiwa membuat aku terluka Pujaan hati mengantarkanku Pada asa tersisa membunuhku Haruskah keyakinan cinta Mesti turunkan gerimis air mata CINTA UNTUKNYA Lugu terasa asing di tengah keramayan Hidup mengkayuh pelayaran asmara Hadirnya putri jelita terdiam di ruang jiwa Akupun terhannyut Di lorong langkahnya menyisir bunga Semerbah harumnya tercium mengisi ruang Menjadi cakrawala simfoni hati Entahlah dimana singgasannya Di istana karang lautpun Aku harus ampai Biarlah akua akan mencoba terbang Walau aku tahu tak mampu Kepakkan sayap kupu-kupu Kodratku kepompong sensitif Hanya kuasa senang dalam secuil musim Tapi????!!! Aku tetap ada piala keindahan Sebagai tahta mahkota cinta Biarlah hanya mereka yang tahu Bahwa aku hanya bisa hidup Dalam kasih iba ruh cintanya CINTA HAMPA Saat terkepak sayap cinta Terasa melayang terbang bersama sangkar Tak tahu dimana tempat hinggap berpijak Aku hanya hasrat Dalam tubuh cinta terbakar Berharap tak kunjung dapati ketenangan Andai kau tak bisu Kesetianku akan mengalir Laksana sungai hidup seribu tahun Dan aku yakin takkan ada lagi Manusia haus dan dahaga Pernahkah kau tahu....? Dengan sikapmu yang bisu Bumi turut menjadi gersang Tanah membengkak Bagaikan luka membusuk Hanya dapat dibayar Dengan gerimis air mata mengalir Banjiri jiwa paksakan hati berenang Di tengah lautan badai kehampaan Di saat cinta terulur tanpa balasan iba Di manakah jawabanmu??..? Kau pendam Saat aku pertanyakan tragedi cintaku Di manakah nuranimu??.? Kau simpan Waktu ku kirimkan teragis cerita tangisku Semuanya terasa hampa Air mata harus jadi azimat legenda Yang kau janjikan hanyalah ketiadaan Mungkin insan luka hati adalah kodrat Ku terima dengan menghukum diri Andai saja engkau musuhku Akan ku caci maki dan melukaimu Tapi aku sadar Kau masih saudariku Meski kau telah tengnelmkan ku Dengan egois dan apatismu Aku gelisah saat engkau bangga Menjadi banggaku mengkayuh cintamu Tapi kau terus memaksa meresahkanku Biarlah cinta hampa seperti ini Hanya kaulah yang tahu Cerita hancurnya hati ini Biarlah ku simpan semuanya Bahwa aku adalah makhluk Pernah tersisa percaturan jiwa Oleh kejamnya cinta yang hampa PAHAT NAMAKU DALAM CAHAYA BULAN Bila kau tak dapat memandangku Tak bisa tersenyum di sisiku Terlarut dalam rindumu yang beku Terulur tanganmu Hannya dapat memeluk bayangku Pijaklah malam jadi purnama hatimu Pahat namaku dalam cahaya rembulan Akan kau dapati sinar terang Jadikanlah maha cahayamu lentera jalan Gapai aku di kota harapan Aku masih milikmu Walau debu-debu telah kering Dari air mata Menjadi daratan abu dan arang Di hatiku masih tersisa namamu CERMIN Ribuan nyawa melayang Ribuan rakyat sengsara Ribuan wanita jadi mangsa Kemiskinan rata dia atas bangsa Keperawanan wajah bangsa sirna Bibir politik menguak Menata barisan melestarikan Kecurangan dan kemaksiatan Sesak di atas muka bumi ini Menjadi kembang bencana Mengundang murka tuhan Pemerintah zalim pada rakyat Pengusaha khianat Sepanjang hayat Keadilan hanya wacana Toleran dan pluralisme Hampa dan mati dalam nurani Nyaris kemiskinan negeri ini Menjadikan bangsa yang kafir Pada nikmat dan nurani Izinkan kami tuhan Berteriak mencari keadilan Beri kami petunjuk jalan Menuju jihad kodrat hidayahmu KENANGAN Ku catat di ruang jiwa Jadi legenda perih surga Cerita hasrat larut dalam buih Menata bayangan kekal Menjadi hembus nafasnya Aku kalah Menyerah pasrah Lumpuh terkuyup air mata Kecerobohan terlanjur menelan jiwa Tersisa bagai kotoran sampah Hampa perjalanan Terasa asing semuanya Hanya kuasa mengenang Sang kekasih tinnggalkan senyum Tapi kutahu semuanya Sang surya telah meninggi Cahaya mentari telah mengisap embun pagi Aku terpuruk resah dan terluka Pada siapa??? Akan aku adukan lara Dan dimana????? Akan aku petik obat madu cinta Hanya kenangan Yang aku bisa jadikan Kebangkitan masa PAHLAWAN DI UJUNG TIANG Merahmu masih menjadi darah bangsa Simbol di memerdekakan tanah Indonesia Memandangi gagah tegarnya sang bendera Terkenag pahlawan gagah perkasa Sisakan senyum cerah kemenangan Bebaskan negeri ditangan penjajahan Dari ujung peluru yang tak terjinakkan Hari ini menjadi tiang bendera bangsa Pahlawan Sejaarah tinta emas masih sisakan harum Warna darahmu Luhur putihmu masih agung Mengibarkan abadi namamu Tak pernah kami lupakan jasamu Demi mengenag dan menghormatimu Tapi kami yakin engkau tak rela Engkau akan semakin terluka Andai kata Engakau bisa menyaksikan masyarakat bangsa Menelantarkan martabat hargadiri negara Dan hak-hak rakyat tertindas Sebab benderamu berkibar Di tanngan kapitalis penendas bangsa Merahmu menjadi karpet istana jabatan Putihmu menjadi kafan Seiring zaman berputar Jasa-jasa pahlawan seakan di kuburkan Melihat potret budaya zaman Warisan negeri pahlawan Seakan tanpa pemimpin Penegak keadilan dan kejujuran SATU NAMA DI TEPI HATIKU Ku ucapkan selamat berbahagia Walau disini harus mengenang keranjang hampa Yang enngkau tinggalkan sebagai kenangan Waktu musik cinta pernah menghibur bahagia Kita terlelap dalam barisan langkah satu rasa Hingga namamu terselip di tepi hatiklu Aku tak perduli Sekarang engkau milik siapa..? Sebab ku tahu kita pernah milik cinta Walau ku tahu terlampau sudah Turunnya gerimis air mata iba Musim berbeda terlanjur melukai cinta Relakanlah namamu jadi bait abadi hati Tersyairkan sendiri bagai katamu yanng terpatri Saat engkau untaikan kalimat janji putih Dengan bahasa mekarnya bunga agungkan cinta Terasa dua nadi berdenyut dalam darah cinta Membekas bagai gelombang kandaskan diriku Menggapai dermaga pulau hatimu kembali Hingga cinta berair mata ditelan masa BERPISAH Surat buat sahabat tercinta Hari ini menjadi detik waktu Tiada di pinta menjadi batas kebersamaan Kita menjemput cerita waktu berpisah Setelah nama kita saling terpahat abadi Menjadi kenangan yang indah Membingkai ceria kita saling mengenal Sekelas kita menyongsong kebersamaan Senasib kita berlabuh Dalam himpunan waktu Satu ruangan kita seperjuangan Memburu liarnya ilmu pengetahuan Sekarang aku merasa sedih kawan Detik ini aku merasa gelisah Terasa aku sangat kehilangan Setelah aku sadari semmuanya Takkan mampu aku mengulang kembali Pada waktu yang telah memberi satu lidah Untuk kita saling menyapa Pada musim yang telah memberi dua telinga Untuk kita saling mendengar sesama Pada kesempatan yang telah memberi dua tangan Untuk kita saling membimbing Pada peluang yang telah memberi dua kaki Untuk kita bias saling bersilaturrahmi Aku sekan tak percaya Semuanya akan seperti ini Tinggallah hanya dapat di bayangkan Apa yang telah aku perbuat pada kalian Selama hgidup terbingkai kebersamaan Hari ini aku menyadari Cukup singkat rotasi perjalanan Perjalanan hari begitu cepat menjembut lusa Sesingkat satu tahun intensif PKBA Kawan sahabat yang budiman Salamku terus menyertai kalian Semoga engkau saudara yang mandapat hidayah tuhan Semaga engkau tetap betah Memburu liarnya ilmu pengetahuan Hingga menemukan keadilan Sulaiman Dan cintanya pelajaran kenabian Yusuf Gigihnnya ketabahan Ibrahim Aku tunggu cerita kalian Talah menjadi pengikut Muhammad yang budiman Semoga sukses untuk kalian semua Sudah dulu kawan Aku mau istirahat Salam Ukhwah Islamiyah Dari sahabatmu yang rindu kalian TERADISI SUAP Sebelumnya mohan maaf Kami ciptakan sepercik noda bangsa Lewat podium resistensi teater bahasa Sekali lagi maafkan kami Atas semua kelancangan Kemarin kami menyeksikan PILKADES Di kawasan pulau terpencil bumi bangsa Kami tersuguhi beriita kemenangan Sebelum terhitung suara pemilihan Sebut saja semua itu teradisi suap Kami tak kkuasa untuk terima Karena masyarakat komersil Pada kesempayTerbeli dengan rupiah Tetapi hanya bisa kami adukan Melalui bahasa resistensi pada kalian Ternyata kami amati realita Dari pilkades hingga pemilu tidaklah beda Sehingga kami mengnerti teradisi suap membudaya Setelah kami amati fakta KADES KKN di tanah daerah Dan ini tidak berhenti disini Virus penyakit bangsa Dari kades sampai pejabat Negara Merata seakan berutal semmuanya Di tangnan-tangan manusia kapitalisme Siapa kuat dia menang Kehidupan manusia setajam pisau Sehingga tak ada yang sanggup hidup tunas bangsa Diatas tanah makmur naungan keadilan Di bumi kaya kemegahan alam Di ladang subur adilnya pemerintahan AIDS NASIONAL Ketahuilah manusia!!!! Tuhan ciptakan penyakit Berpasangan dengan obatnya Tuhan menciptkan biang virus Yakinlah pasti ada penangkalnya Angsal manusia jangan mencoba Membinatangi dirinya Angsal manusia berjalan dengan kodratnya Tadak menjadi HIV sendiri di atas semesta Katahuilah manusia!!! Tauhan tidak akan menyeksa hambanya Karena telah melantik hambanyan sebagai Khalilfah Lantas kenapa?? ..?? Penyakit hina, keji dan nista Turun diatas semesta dunia Jawabnya hanyalah karena kita Telah menjadikan virus HIV hati Telah membiarkan AIDS otak dan nurani Terjadilah AIDS nasional Diatas pertiwi ini VIRGIN TANAH AIR Masihkah engkau suci Wahai bumiku nana agung Masihkah engaku perawan Wahai matahariku nan indah rupawan Aku pertanyakan pada kalian Tetang kevirjinan tanah air ini Tetang hargadiri bangsa merdeka ini Aku tak percaya Dimataku penuh nuda kecurangan maya Angin seringkali kabarkan pencemaran Udara sesak dengan polusi asap manusia Bumi ini marah muntahkan bencana Sebab manusia merampas kesuciannya Sebab manusia memerkosa kelestariannya Maafkan aku wahai tanah airku Jika aku berjalan tak adil di dadamu Aku hanya mampu berkelana di pundakmu Dan aku hanya kuasa menciummu Sebagai alas sejadah sujudku Tapi yakinlah wahai tanah airku Semuanya akan menjadi milikmu Akupun pasti kembali nantinya??????.!!! Akan tidur panjang dalam pelukan bumimu KEJAKSAAN SETAN Kemarin pengembara bercerita Tentang penyakit kahidupan dunia Dia menjelskan tentang Dajjal yang hina Bertangan panjang sebelah Berkaki panjang sebelah Bertelingan lebar sebelah Dan bermata buta sebelah Kemudian kami pertannyakan padanya Kenapa demikian tuan??????..? Beliau menjawabnya Karena mereka tidak membimbing yang lemah Karena mereka tidak menyayangi yangn miskin Karena mereka tidak memandang kesamaan manusia Karena mereka tidak mendengar pengaduan aniaya Sebab mereka angkuh dan serakah Lalu pengembara itu berpesan Ingatlah wahai saudaraku Label profesi bukan segalanya Timbang baik-baik takaran dunia Karena engkau hanyalah sebagai wakil Yang harus amanah Menjalankan keadilan tuhan Jika engkau bukanlah biantang Di mimbar kejaksaan pengadilan PANGGUNG JABATAN Kawan Tolong tunjukkan aku jalan Dari tanah madura gersang ini Menuju Jakarta kota pahlawan Dan tunjukkan padaku seorang pemimpin Akan aku pertanyakan bangsa sentosa Dan rakyat damai sejahtera Karena aku terlalu asing Untuk mengenal dan mempelajari Pancasila Dan akku tak pernah tahu Di mana pemimpin bangsa ini berada..? Hanya aku pernah mendengar Indonesia ini punya pemerintahan Kawan tegakah engkau??..? Membiarkan saudaramu yang hidup terpencil Terus bertanya tentang panggung jabatan Apakah itu ciptaan manusia..? Sehingga orang pintar terus berlomba-lomba disana Sementara kami menyaksikan Dengan terpaksa dan penuh rasa bosan DUNIA TEATER BAHASA Di pagi hari yang indah Engkau berfantonim di panggung tuhan Santun berbahasa sopan dan menawan Laksana Malaikat beriman tanpa dosa Kami takjub dan terharu Kadang kala iri dan simpati Jika memang itu suara sapa kemulyaan Tapi kebanyakan mereka lupa Di pentas siapa mereka berdensa Sebab terlalu cinta pada teater budaya Sehingga bahasa mereka bukanlah pujian Dan juga seruan peringatan Mereka hanya mampu berjanji Yang sebenarnya adalah kemunafikan Dalam fantonim lenturnya lidah Di atas dunia teater bahasa Dan tak lain semua itu hanyalah dusta Sekian pentas bahasa Dari teater pejabat bangsa UTOPIA YANG TERAPUNG Mungkin ini karena dosa-dosa kita Semakin enggan mencium lembut sejadah Hingga alam terluka berdarah di hati kita Menjadi bencana dan duka manusia Karena kita terlalu biasa dengan dusta Karena kita terlalu instan hidup mewah Bahkan terlalu rajin dalam kekerasan Marilah disini tanyakan bersama Apakah kita tidak serius terhadap nilai-nilai Hingga bencana alam bagai kutukan Apakah kita telah bosan dengan perdamayan Sehingga kita bermintal binatang Terlalu biasa dan rajin dalam kekerasan Kenapa bukan kelembutan dan kasih sayang Lantas apa yang akan di upayakan kecerdasan Apa yang terngiang di otak usang Dan di dada gersang kerontang Untuk kita kembali Ke alam tuhan yang sempurna ILUSI Di tengah malanm tanpa bisik suara Ku duduk semidi di atasa bumi buih Meratap bundar sang rembulan Bersinar pancarkan keagungan Terangi gelap di kelam hati Memmmerah beku laksaan berkincu Sepiku bersaarang diri Bersaama asa baayangan menaari Saat sahadat cinta membelah jiwa Hangatkan rasa rindu membakar hati Enngkau bagitu sejuk di maataku Engkau bagitu indah dalam lamunanku Manjadi bintanng Yang takkan mampu aku lupakan Dirimu??????????. Dalam sabit kehidupan Terpancar yakin ketulusan cinta bersemi Engkau sungguh???????? Menjadi bunga bunga penyejuk kalbu GADISKU Engkau bagai arak Mengalir bersama darahku Jadi penenang menghias bayangan Hingga kataku tak mampu aku puisikan Bahasaku tak mampu untuk aku kidungkan Engkau lebih indaah dari pahatan lukisan Menjadi bahari purnama hati Gadisku Merah mentari tersenyum Engkau nampak lebih indah di sisiku Menjadi mimpi bayangan Tak dapat aku genggam Hidup di bilik sanubariku yang dalam Bagai gubahan seribu mawar Mekar dalam suci putihnya melati sukma Iniukah cinta ? Merayap halus kebelahan hati Menjadi keabadian Tak maampu di ungkap maknanya Mungkin tuhanlah mengerti semuanya Tentang engkkau gadisku sebagai rahasia terindah hidupku PENGHAMBAAN Tuhan??.! Sempurna alam ini Engkau ciptakan Bnernafas kehidupan Untuk hambamu memilih kemmulyaan Makhlukmu habitat hidup berpasangan Untuk manusia mewariskan kasih sayang Tuhan?????????? Ampunilah hambamu Punya daya lemah daan tak berdaya Hanya mampu pertahankan kehidupan di atas alam Tuhan???? Kami tahu DuniamuTidak akan mewariskan piala untuk kehidupan Melainkan manusia Mesti melestarikan penghijauan alam Sebagai rasa syukur di sempurnakan Kausaliatas manussia dan alam Adalah satu genggaman dalam kuasa-Mu Bila alam terluka manusia jadi korban duka NAFAS CINTA Di sini mekar laksaana bunga. Terkenag senyummua yang tertancap dikalbuku. Hidup bagai setangkai gubahan melati Membawaku berhayal sepanjang hari Bayanganmu Tak kuasa ku buang di kelopak mata ini Membawaku tak nyenyak dalam tidur Usang dalam asa dan lamunan Riang dalam rindu yang gersang Semuaku terapung Bagai ranting pepohonan Aku hanya mampu bertahan hidup Menghirup nafas di sekeliling cinta Dalam raga membatu dan tak berdaya Pada terbit mentari aku memuja Dalam malam purnama aku mendamba Tapi cinta, tak ku dapati padanya Hanya dirimulah Jantung yang berdenyut Dalam nadi darah cinta Lalu mampu Membuat ragakuk bergerak Menjadi nafas cinta hidupku Bangkitkan hasrat di jantung hati KODRAT SANG GHAIB Kapan aku tahu ? Hangatnya mentari Kencangnya angin berhembus Cepatnya beredar Matahari dan rembulan Kapan aku tahu? Tingginya lagit Dan gunung-gunung pasak bumi Kapan aku tahu ? Pada luas dan dalamnya samudra Pada terang dan indahnya purnama Aku hanya mengembara Managih senyum kasih sayang Dan aku harus terus bertanya Pada pengembaraan hidup yang tak nyata Karena yang aku tahu Hanyalah bencana Entahlah milik siapa dan bagi siapa Aku tak bisa menjawab Tuhan Pada keghaiban yang Engkau ciptakan Aku hanya manusia beriman Tak bisa menjadi Dewa alam Aku hanya nyamuk Singgah di atas Dunia-Mu Tanpa kodrat daya dan kekuatan Kecuali hanya menggapai-Mu Dalam keghaiban Sebagai seluruh jawaban kekuatan Tuhan ........!!!!! Jadikan aku badai Pada kemaksiatan Untuk mencuci kemunafikan Jadikan aku sederat lidi Untuk menyapu halaman kemungkaran Karena aku hanya mampu melebur dalam Ghaib-Mu Yang bisa jadikan cahaya terang Aku yakin dalam ghaib-Mu Adalah kekuatan dan hidayah Jadikan dalam mata batin kami Tegak laksana megahnya sang gunung Sekokoh karang di lautan Takkan luluh dan rapuh Sepanjang zaman Laksana gunung-gunung-Mu Karang-karang-Mu Keghaiban-Mu tampakkanlah Dalam hidup menghamba Dengan jalan hidayah Laa ila Ha Illallah Wallahu Akbar Fastabikul khairats WARISAN METOS TRADISI Wahai manusia Sadarlah bahwa engkau mulia Terlahir sebagai makhluk ilahiyah Amanah beradab dan beretika diatas dunia Itulah jalan kodratnya Tak ada yang berarti buat kita Andaikan kita bisa dan kuasa menjadi Dewa Andai kita bertahta menjadi Raja Tak ada yang abadi kenikmatan dunia Sekalipun tanganmu kuasa menyeksa Sekalipun takdirmu manusia yang gagah Sekalipun engkau semua adalah khalifah Ingatlah wahai manusia Kita hanya singgah diatas dunia Kita hanya sahaya melata Diatas alam semesta sang Maha Esa Wahai manusia Aku pertanyakan Kenapa dengan tanganmu ? Kau jadikan dewa untuk menyeksa Kanapa dengan lidahmu? Kau jadikan vonis untuk mengiba Kenapa dengan sempurnamu? Kau ciptakan malapetaka buat sesama Tak adakah kau sadari Bahwa kita bersaudara Lantas kenapa dirimu jadi raksasa Tak punya belas kasih dan rasa cinta Bahkan catatan memori hati kalian semua Seakan hanya bertuliskan metos wasiat budaya Sehingga bangsa kita yang indah Tak pernah kuasa memakmurkan masyarakat sejahtera Karena makhluk yang bernama manusia Hanya mampu hidup dengan kekerasan budaya Beginikah makhluk yang punya cipta ? Beginikah makhluk yang punya rasa ? Beginikah makhluk yang punya karsa ? Marilah kita rubah sikap biasa dusta Marilah kita rubah sifat penuh nista Marilah kita tinggalkan sifat kekerasan budaya Angkuh serakah bukan sifat manusia Kita tidak dikodratkan binatang diatas dunia Kita dianugrahi nurani oleh Sang Pencipta Wahai manusia Tolonnglah dengar wasiat pengembara Walau suara ini tampa makna dan daya Hanya karena kami tak rela Hanya karena kami tak tega Bahkan kami yang selalu terluka dan berdarah Melihat manusia tak santun sesaudara Tiap hari pekik tangis berderai air mata Tiap hari tersuguhi berita dusta Seakan asing buat kita Menyaksikan kehidupan masyarakat sejahtera Di bumi makmur kaya raya Kemanakah nurani kedamayan Dan kebersamaan kita Inilah lingkaran tradisi metos budaya bangsa Menjadikan manusia individualis semata Cenderung instan hidup mewah Tak perduli sesahabat dan sesaudara Sehingga Tuhan peringatkan dengan bencana La haula wala qowwata illa billah CERPEN JEJAK LANGNKAH CINTA TERBATA PUTRI MELATI DI KAMPUS HIJAU Hari Minggu,1 Agustus ,2004. aku telah melepas rasa dalam sentosa keluarga. Tepat jam tujuh ku pinta doa orang tua setulus hijau langit. Sorot mata tetangga dan keluarga menaruh iba dan empati seakan menyapa wajahku dengan kalimat salam yang tak mampu terucap menjadi suara kata. Di saat itu aku mengangkat kakiku untuk melangkah disaksikan disaksikan rerumputan dan kerikil di halaman rumah. Seraya ucapkan pesan, jangan pernah lupakan kami yang telah sering kau sentuh dan kau kotori setiap hari terkadang kau injak dan kau tendang. Tetapi kami telah menjadi saksi kau dibesarka dan dipelihara hingga menjadi manusia sempurna. Aku mneggenggam pesannya saanbil aku bawa melangkah meneteskan air mata di bumi yang telah tua ini daaalam mengantar jenjang usiaku. Sadarku terus aku kenang bumi kelahiran, yang cukup mengenal karakterku dari bau darahku dan bau keringat yang mengucur di badan tumpah di bumi ini. Bahkan sengsaranya aku balajar merangkak hingga bisa lari dan menjelajah mengejar sinar sepanjang malam tak menyalahi perjanjian dengan rotaasi matahari. Hingga hari ini aku menjadi puyuh di bumi yang masih sangsi meratap kehadiran dan keasingan aroma tubuhku. Disinilah di kota Malang Kampus Hijau. Perantauan bagai perjalanan di detik jarum jam. Aku melewati titik dalam jalan terjal penuh duri menapaki bebatuan menusuk disetiap tapak kaki menyentuhnya. Lalu aku menemumkan jiwaku bingung dan merasa sengsara berhadapan denga rupa dunia untuk aku memililh kebeningan yang tak aku pernah tahu. Dihari ini, legenda ini aku tulis sebagai catatn sembilan bulan detik waktu dalam masa hitungan hari berlalu di tengah bahari kota Malang ini. Terasa tidak ada kisah yang paling indah sebelum diri sendiri mampu menyulam cerita perantauan dalam pengembaraan hidup. Dan tak berarti orang yang menceritakan sakitnya luka, kala diri sendiri belum merasakan sendiri daan kulit raga sendiri belum tergores menjdi luka dan bernanah hingga menghukum jiwa raga dalam kebebasan yang nyata. Tetapi kelukaan yang aku alami tiada yang perduli. Sebab orang tak bisa mendengar bau busuknya dan orang lain tak dapat melihat di bagian mana luka membekas. Karena luka ini menggores tubuh jiwa cinta. Cerita ini sekarang telah sampai dan menjadi kidung di halaman istana. Bagai legenda kerajaan surga dalam wayang keindahan permaisuri bidadari surga. Dan hal ini menjadikan aku tak pernah bosan untuk berharap yang menyuburkan bunga-bunga kerinduan. terpahat dijauh sana dalam aroma harum dan lembut terkenang tariannya. Selendang sutra di balik tirai rambutnya tampak menghias keayuan purnama wajahnya. Ku beri nama dia dalam kisah ini," Putri Melati Di Kampus Hijau". Dan nama ini mekar subur tak pernah mati daalam bayangan bagai melati raksasa yang mengirim keharuman di setiap langkah. Menghias di sekeliling halaman ditiap tempat aku bisa singgah. Sebelum namamu menjadi kaligrafi cinta. Termabuk aku dengan rasa, hingga tubuhku bagai tumpukan sampah yang takku kenal terbawa gerobakgerobak harapan dan di asingkan dan di paksa hanyut meratap rembulan. Lalu menjadi iba menunggu rasa kasihan. Tapi separuh sinar rembulan yang jatuh di musim yang kemarin talah hanyu dalam sunngai air mata. Renungan panjang telah menjadi perahu kertas yang sesak memuat kalimat bisu yang aku harapkan sampai tujuan palayaran singgah di pulau kota harapan. Purnama wajah sang gadis menjaadi ombak yang tak pernah beku. Bergelombang dalam asa menuntun tarian pena ditengah batas lurus meratap mulya tak mampu disentuh langkah. Inilah estetika sejarah roman sembilan bulan telah berlalu. Dari awal perdananya lembar 27, April, 2005. sebagai pena yang terlahir dari intensif PKBA. Dan roman ini tidaak lain adalah cerita kisah cinta yang tidak di ikat dengan sumpah setia. Sehingga mnejadi perjalanan satu tahun berlabuh dengan perahu cinta yang bisu daan hampa. Setahun sudah cinta bagai buron dalam kerangkeng penjara jiwa daan hanya menghuni raga tak berdaya bagai tubuh raksasa yang mengkungkung rasa percaya diri usai dengan satu alasan cinta di tunggu mekar dalam tangkainya, hasrat cinta terpendan menjadi rahasia dua insan satu rasa di simpang perbedaan yang tak nyata. Inilah sebuah catatn kesalahan memaknai mutiara kata. Semakin cepat cinta tumbuh, semakin cepat pula cinta runtuh. Tetapi cinta yang sangat dikagumi akan menjadikan kekaburran yang mempertanyakan tetang ketumbuhannnya. Kemudian cinta harus di rasakan kematiannya. Sehingga harus kehilangan. Cinta yang berwajah pasir di genggaman lenyap hanya tertiup angain. ARANG KEKAYAAN JIWA REMAJA DESA Kisah ini dipetik dari impian bocah yang hidup dalam terpencilnya desa. Seorang anak manusia hidup bercita-cita mulia untuk menjadi manusia yang berilmu dan berguna untuk membangun keluarganya, desa dan masyarakatnya. katakanlah nama bocah ini, Khidir (bukan nama asli), konon bocah ini hidup dilingkunngan kelurga awam dan tak berpunya. Sehari-harinya hidup keluarganya dalam pekerjaan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan, sama sekali tak punya bayangan untuk menjadikan putra kesayangannnnya sebagai bintang keluraga. Apalagi untuk mengarahkan agar menjadi generasi yang bisa hidup mencicipi pendikan tingkat tinggi. Bahkan untuk bisa mengneser nilai stratifikasi sosial hidupnya. Tetapi Khidir ini, yang lahir ditengah keluarga yang tak berpunya, bahkan setitik ilmupun tidak ada. Bocah ini ngemis doa pada orang tuanya untuk bisa menjembatani cita-citanya yang luhur, yang telah tertanam dalam impiannya. Bocah ini terus gellisah ditiap hari-harinya. Karena cita-citanya tidak searus dengan pandangan hidup keluarganya.bocah ini mengembara dengan rasa yakinnya. Dia menjadikan pepatah mantra dalam keyakinan hidupnya dijadikan visi dan motivasi masa depan hidupnya.bocah ini telah terperanngkap dengan kata yanng mashur ini, ?? Sesungnguhnya alam tidak hanya membutuhkan orang yang kaya saja, dan sesungguhnya keksuksesan tidak hanya dimiliki oleh orang yang mampu saja.?? Inilah sinopsis yang dijadikan prolog alurnya cerita (Kekayaan Jiwa Pengembaraan Remaja Desa). Seiring dengan izin Tuhan, kehidupan keluarga yang telah dikaruniai jalinan kasih sayang telah teraknurahi seorang putra. Bocah ini lahir ditengah pelik, pedih dan terharunya sengsaranya menjalani pahitnya kehidupan. Ditengah keluarga inilah, bocah mongnil ini dicium, disayang, dan dibesarkan dengan semangat perjuangan hidup oleh seorang kelurga yang pas-pasan. Hari demi hari keluarganya hanya punya pekerjaan becocok tanam diladang yanng juga pas-pasan dan itupun menjadi pengnasilan diladang musim penghujan, yang dapat menikmati panen dengan seadanya menjalani lumbung kehidupannya. Dikampung terpencil itulah bocah itu besar menjalani pertumbuhan hidupnya. Dan seiring matang usianya tumbuh keinginan dan kehendaknya untuk mengenyam pendidikan sebagaimana teman-teman sedesa dan sepermainannya dilingkungan masyaraktnya. Seiring perjalanan tahun. Ketika bocah itu berusia antara lima dan enam tahun, telah punya kelayakan untuk duduk dibangku pendidikan. Dengan penuh kebingungan oranng tuannya memasrahkan putranya dilembaga pendidikan. Walaupun tak bermodal apapun selain selain putranya menjadi orang yang berpendidikan dan berpenngetahuan. Seperti yang seringkalli diungkapkan keluarganya, bahwa mereka menyekolahkan putranya hanya karena harapan dan tujuan mempunyai putra yang berguna kelak dimasa depannya. Meskipun perjuangan mereka harus menghadapi tantangan bagai mengkayuh perahu dilautan lepas, tanpa layar, tanpa reputasi mesin, hanya kuasa berharap arus akan menngantarnya pada tujuan citacitanya. Bocah tadi terus mengikuti aktifitas pendidikan, walaupun tampa paksaan yang harus menjadi tekanan dari orang tuanya, karena orang tuanya juga khawatir, sebab putranya tidak di kasih uang jajan yang sewajarnya dalam menjalani pendidikan dibanngku sekolah dasar tersebut. Bahkan orang tuanya tidak banyak memberi paksaan disaat bocah itu mengalami rasa bosan, sehingga dengan tersendat-sendat bocah ini mengalami sedikit sikap nakal. Mungkin karena merasa berbeda dengan teman-temannya. Akan tetapi anak ini bisa menamatkan sekolah ndasarnya walaupun dengan catatan siswa yangn sering bolos (nakal) dengan potensi yang sederhana, biasa-biasa saja. Setamatnya sekolah dasar, dalam memasuki usia keremajaannya. Kemudian dia dengha suka hati minta untuk disekolahkan kambali. Untuk meneruskan jenjang pendidikannya ditingkat SLTP/ MTs, tanpa bisa mengelak orang tuanya merestui niatan baik putranya. Oleh karena sekolah yang dipilih agak jauh dari desanya, otomatis menambah biaya. Tetapi bocah ini memutuskan dengan keputusan yang sangat baik, sehingga dia setiap hari membawa sepeda ontel sebagai kendaraan pulangpergi kesekolahnya. Realita seperti ini sannggup dijalani selama tiga tahuan sampai dia tamat. Semenjak dibanngku MTs inilah remaja yang berjiwa besar itu, selain menata semangat belajarnya, dia juga mencoba-coba ikukt kerja membantu orang tuanya dan ikut kerja keras dengan pekerjaan apa saja yang ada dilingkungnan masyarakatnya. semenjak usia inilah remaja ini bejar menyesuikan dirinya untuk bergaul, mandiri dan menata semangat pribadinya. Kemudian ditengah bangnku MTs inilah, remaja inilah menemukan kebesaran jiwanya. Meskipun banyak rintangan dan halangan harus dialami. Sebagai tantangan miskin hidupnya bahkan dia seringkali harus menerima sindiransindiran dari warga disekitarnya, entahlah apakah karena dia miskin yang punya cita-cita tidak sesuai dengan kemampuannya secara fisik dia tidak bannyak menceritakan hal yang demikian. Tetapi hal itu semakin menjadi tantangan baginya untuk menenjukkan bahwa setiap manusia bisa untuk mencapai kesuksesan walaupun tanpa tunjangan harta. Inilah penngakuannya yang serinng diungkapkan kepada kami. Setelah tamat dari sekolah MTs-nya, dia sempat nganggur (putus sekolah) sebab berbagai faktor. Pertama, karena tuntutan latar belakangnya tidak ada biaya untuk melanjutkan kejenjang yang labih tinggi. Kedua, mungkin karena latar balakang keluarganya yang tidak punya wawasan pendidikan dan pandangan ilmu pengetahuan. Sehingga remaja ini menjadi putus sekolah, dan yang lebih menghawatirkan dalam perjalanan sebagai penggangguran dia mulai suka berteman dengan gelandangan dan bergaul dengan teman-temannya yang berutal. Dalam posisi pergaulan remaja seperti ini, sudah menjadikan wataknya seakan kehilangan impian yang pernah dia sangat diyakini mulai semenjak usia masa kecilnya. Seakan dia sudah tidak bisa lagi melihat masa depannya yanng cerah, hidupnypun sudah tidak bisa diatur oleh siapapun. Sehingga kelurganya sering mansehati, memperingati, tetapi setelah lama-kelamaan menjadi sangat membencinya. Kerena memang dia tidak lagi bisa mendengar peringatan dan nasehat orang tuanya. Mungkin semuanya ini merukan pelampiasan kekangan hidupnya yang tidak bisa mengelak dari kejamnya kemiskinan. Sehingga dia menjadi sangat berutal ketika diusia keremajaannya. Realita yang sangat menghawatirkan semua keluarga remaja tersebut, dengan hidayah yuhan hanya berjalan selama satu tahaun. Sesampainya diakhir tahun, dengan sendirinya menjadi bosan dan benci pada kebiasaan teman-temannya yang hanya bisa hidup menjadi berandalan jalanan. Dia sungguh bagai orang yang mendapat teguran dari tuhan untuk mengningat citacitanya yang pernah menjadi semangat hidupnya. Setelah dia merasakan manis-pahitnya hidup dengan berandalan jalanan, ketika dia menyadari hidup yang demikian hanya menyeta waktu. Hidup tak punya masa depan dan tujuan hidup yang jelas. Sehingga dia sangat membenci prilakunya yang talah dia alami. Seakan-akan dia ingin mengungkapkan bahwa dirinya terperangkap dengan kesenangan tipudaya budaya yang sangat kejam. Setelah kejadian yang dialami oleh remaja tadi, seiring dengan tahun ajaran barau. Khidir ini memohon kembali kepada orang tuanya seperti semenjak usia dininya yang punya gairah hidup dilingkungan pendidikan. Dan orang tuanyapun mengambil keputusan yang sangat tepat. Karena mereka takut kalau dibiarkan hanya menjadi manusia pengacau bagi keamanan keluarga dan masyarakatnya. Dari pengalaman mempelajari karakter putranya orang tuanya menjadi senang mendengar kenbali putranya minta untuk melanjutkan pendidikannya. Pemberian setuju yang diterima Khidir ini, bagai turunnya kesejukan tersendiri. Dan pemuda ini langsung mendaftarkan disekolah SMA yang tidak begitu jauh dari desanya. Setelah pengumuman pelulusan pemuda ini ternya lulus seleksi penerimaan siswa baru. Dan sukses menjadi siswa baru disekolah tersebut. Oleh karena pemuda ini ingin menuntuk pendidikannya kembali, karena dihikmahi pengalaman hidupnya yang telah mempelajari dirinya. Pemuda ini bercerita demikian ?? hidup yanng hanya untuk foya-foya demi kesenangan yang sesaat, lebih baik hidup sengsara, tetapi punya tujuan dan harapan masa depan yang jelasa dan terarah, hal ini akan lebih berguana.?? Inilah cerita seorang anak manusia yang terjebak pergaulan dengan tradisi kebiasaan peminum dan pemabok. Berandalan jalanan yang hanya terus dikejar waktu untuk hidup foya-foya yang terus jadi kendaraan budaya, (manusia tanpak sebagai robot hawa nafsunya sendiri). Lalu pemuda tersebut terbebas dari penjara kehidupan mental mjiwanya yang kesar. Menjadikan pemuda ini tersadar pada cara hidup yang labih berguna. Pelajaran guru pengalamannya menuntun dia belajar bersikap bijaksana. Sehingga segala sikapnya bisa untuk memilih dan memilah jalan hidupnya yang labih bermakna. Setelah pengalamannya ini menjadi guru tersendiri bagi dirinya, dia sangat bersemangat dalam menekuni dan menempuh pendidikannya dibanngku SMA ini. Dia menjadikan tumpuan harapan dan cita-citanya hanya bergantung pada pendidikan. Walaupun sekali lagi pemuda tersebut hanya hidup pas-pasan. Dia semakin menjadi tidak peduli pada latar belakang keluarganya. Dia berusaha keras kembali menjalani pendidikan yang hany mementinngkan ongkos pulang pergi sekolah setiap hari, seperti diusianya yang pernah dia jalani. Hari demi harinya hanya dihabiskan demi pendidikannya. Seakan dia menemukan dunianya dalam mata batin hidupnya yang bisa membuat dia bersemangat dengan rajin dan tekun. Terus-menerus belajar tanpa lelah dan bosan. Dalam ceritanya yang sempat kami dengar dari teman-temannya, dia menjalani bangkuk SMA selama tiga tahun tanpa terasa. Sehingga waktu meluluskan dia dari bangku SMA. Diapun menceritakan kegembiraannya yang telah menjadi memfaat bagi dirinya dalam membenahi dirinya setelah tersadar bisa kembali duduk dibangkku pendidikan. Pemuda ini menjadi banyak belajar pada kedewasaan mentalnya yang didapat dari pengalaman yang dia bilang sebagai anugrah selama hidupnya. Dan juga dia menjadi orang yang gemar bertanya kepada temannya yang lebih cerdas, lalu dia jadiakan sebagai pelajaran untuk membangaun dirinya yang terpuruk dalam lorong hedonesme. Kami terharu ketika mendengar ceritanya dan salut padanya. Pada penyesalannya terhadap pengalaman hidupnya yanng suram. Sehingga harus dibayar dengan curahan semangat dan kerja keras. Kehipannnya ibarat terjajah selama satu tahun menjadi korban pergaulan bagai terpenjara untuk melihat cemerlangnya kehidupan yanng tertata menuju masa depannya yangn baru ditemukan. Seakan dia bagai menemukan kemballi intan yang pernah hilang selama seribu tahun. Diapun harus membayar kegagalan selama satu tahun yang harus diganti dengan pengorbanan bertahun-tahun. Sehingga dia benar-benar menjadi pencinta ilmu yang sejati untuk kembali mencari jatidirinya dan hargadirinya yang pernah hilang ditelan zaman yang hitam. Sungguh pemuda ini patut untuk dicontoh, dan mungkin ini adalah sebuah gambaran hidayah dari tuhan. Sehinngga tanpa disuruh oleh siapapun. Nurani imajinasinya seakan menuntun langkah hidupnya menjadi gembala ilmu pengetahuan. Dan hal ini perlu menjadi catatan mengenai latar belakang kemiskinan yang pada hakikatnya tidak harus menjadi tembok buat anak manusia tidak berpendidikan. Karena pemmuda ini dari keluraga yang miskin dan tak berwawasan. Akan tetapi dengan hidayah tuhan entahkah Irhas atau Ma??unah sehingga pemuda ini menjadi punya kekayaan hati dan nurani, kemudian menjadi spirit semangat hidupnya. M ungkin inilah yang seringkali dibilang kebanyakan orang sebagai kekayaan hakiki. Kemudian dalam perkembangan kematanngan berpikirnya pemuda ini, setelah tamat dari bangku SMAnya, dia mengemis pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya kebangkku Universitas. Sementara orang tua dan seluruh keluarganya seakan dibuatnya tidak berdaya. Mereka seakan tidak yakin dengan penuh perasaan tidak percaya bergelimanng keraguan dan kecemasan untuk bisa menbiayai putra bintang keluraga sehingga mampu sampai tamat. Orang tuanya seakan pahit untuk mengatakan kallimat restu, dan juga tak ada alasan untuk bilang tidak. Lalu diapun memberikan kepercayaan penuh dengan rasa pasrah kepada tuhan terhadap apa yang telah menjadi garis kehidupan putra kesayangannya. Karena orangn tuanya telah menngerti betul tentang karakter putranya. Sebagai pemuda yang egois dengan pendiriannya dalam meyakini kesuksesan masa depannnya. Maka kalilmat pasrah yang dilepaskan dibibir orang tuanya harus menjadi kodrat turunnya gerimis air mata sekeluarga. Kemudian seiring restu yang anugrahi oleh kalimat sumpah buat seorang putra tercinta dijadikan bekal senjata oleh Khidir untuk berangkat mendaftar dan mengikuti test penerimaan mahasiswa baru disalah satu universitas negeri. Lalu setelah pengumuman pelulusan Khidir ini harus mengucapkan kata kalimat syukur karena diterima sebagai mahasiswa. Walaupun kalimat itu terucap masih penuh dengan ribuan kalimat tanya untuk menjawab penempuhan watunya. Ditempat kuliah inilah Khidir, menjadikan sebagai tempat seluruh ketergantungan masa depannya. Dihalaman tinggi yang dia jalani dalam mengasah kemampuan berpikirnya sebagai perjalanan langkah dari desa yang bennar-benar teruji. Sampai dia sering bercerita tentang pertaruhan hargadirinya demi keyakinan hidup menjadi gembala ilmmu pengetahuan. Kepasrahan hidupnya seakan telah dia shahadadkan pada nasib suratan yang telah tuhan kodratkan. Meskipun dia sering berhadapan dengan wajah masalah yangn harus dia lawan. Hidup kekurangan dan rasa lapar dia jadikan tapa hidupnya untuk mencapai tujuan. Betapa berat amanah tanggung jawab menjadi seorang ilmuan yang diemban, hanya dia adukan dengan demontrasi doa kepada tuhan. Karena dia menyadari sepenuhnnya , bahwa kekayaan yang dia punya hanya kebesaran jiwa. Kami tak dapat membayangkan betapa banyak keringat yang harus dia kucurkan. Betapa banyak tenaga yang harus dian upayakan. Seberapa dekat jarak antara hati dan emosinya yang harus dian stabilkan. Semoga saja tuhan memberi hidayah jalan yang terang menuju keberhasilan. Karena dia dimata kami adalah sosok yang punya naluri jihad, dan pemimpin yang bijak menata kehidupan. Sebagai manusia yanng sukses memerangi kejamnya kemiskinan. Kami sampai hari ini hanya bisa turut mendoakan. Semoga dia mnejadi manusia yang diangkat derajatnya oleh tuhan. Sebagai gigihnya melawan badai kemiskinan untuk mendapat kemenangan semangat optimis menjadi Khalifah Tuhan diatas muka alam. Aminnnnnnnn!!!!!!! KU INGIN KAU JATUH KE DALAM SUMUR SALJU JIWAKU kau bangsa bidadari tapi, jangan kira aku beri satu harga insani karana diriku sumur dalam dingin dan dindingnya lumut hijau ku butuh kau jatuh ke dalamnya meski aku tak bakal telan sekedar butuh kejatuhanmmu ilham peristiwa puisiku* * Di petik dari sajaknya Pitres Sombowadile Sajak tadi sebagai prolog dari cerpen pemuda berdarah dingin dalam cinta, (cuek pada kaum perempuan). Pemuda ini bernama Radha (alias). Dia seorang rupawan dan punya ciri khas sikap hidup dengan sopan santun yang di kenal masyarakat mulai semenjak di desanya. Sekarang Radha telah duduk di bangku Universitas, tetapi sikap hidupnya tetap seperti selama dia hidup di lingkunngan Pesantren. Sifat dan sikap itulah yang membuat teman-temannya bahkan beanyak perempuan yang menyukainya. Tetapi Radha ini tidak pernah memperdulikan pada tawaran-tawaran cinta dari seorang perempuan yang menyapanya di setiap waktu di mana saja dia tinggal. Seakan banyak senyum yang Radha keringkan, di manapun dia hidup tetap konsekuen sebagai pemuda berdarah dingin. Seiring rotasi kehidupannya, musim hidupnyapun berganti seiring hari menjadi lusa, bulan menjadi tahun, tahun pun tercatat dalam abad hidupnya. Radha mendapati kebingungan. Seakan-akan dia menyadari, ketidak mungkinan hidupnya akan selamanya tampa perempuan. Ketika itu Radha sedang menyukai perempuan, sebut saja Sisilia (alias) seorang gadis jelita cantik. Hal ini menjadikan dia suka merenung berkomonikasi dengan perasaannya. Andai kata di bahasakan dia bertanya-tanya seakan tidak yakin pada dirinya. Apakah dirinya benar-benar jatuh cinta atau hanya sekedar suka da kagum. Kini perjalanan Radha terbata bagai detik waktu. Sisil yang pernah dia kenal hingga menjadi akrab. Benarbenar membuat Radha jatuh hati pada gadis itu. Dalam gumamnya seakan dia berkata ?? baru kali ini hatiku tersobek perempuan??. Radha ini sekarang kebingungan menghidupi dua kutub pemikirannya yang bertentangnan. Di samping dia merasa canggung pada perempuan. Dia juga takut untuk menjalani kisah cintanya. Katannya takut menyakiti hati perempuan dan juga takut kehilangan waktu belajarnya dan impian masa depannya. Sementara Sisil yang tambah hari tambah akrab dengan Radha. Diam-diam gadis ini juga menanamkan perasaan suka pada Radha. Oleh karena gadis ini paham pada sifat dan sikap karakternya Radha, dia membiarkan cintanya mengalir sepreti air. Tetapi Sisil ini terus menunggu waktunya tiba sampai ke muara harapannya. Tetapi realiata yang di terima Sisil ini tidaklah sesuai dengan harapannya. Sisil ini sudah laksana bynga mekar berharap kumbang hinggap. Ternyata di biarkan kering dan layu sama Radha, (ini catatan satu kali kegagalan kodrat sang perempuan). Sebenarnya realita pahit yang di alami Sisil tadi bukanla kesalahan Sisil sendiri, melainkan sumber masalahnya ada pada Radha. Karena keduanya sudah salingn sama suka. Dua insan yang sudah sanggup hidup dalam satu nafas cinta. Akan tetapi, karena Radha sangat di pengaruhi masa lalunya di lingkungan pesantren. Radha cukup sulit melepaskan perinsip hidupnya. Dia hanya bisa menjadi perhatian publik di manapun tinggal dengan sikap sopan dan kelembutannya. Oleh karena itu, Radha seakan di Dewakan oleh di lingkungan hidupnya di manapun dia tinggal. Radha yang demikian menjadikan perinsip hidupnya yang punya kemampuan sikap lemah lembut pada orang yang bersikap sopan pada dirinya. Bahkan pada suatu hari bercerita pada temannya. Gumamnya demikian ?? masalah yang paling aku takkuti, bahkan akku tak mampu dan tak tahu untuk menyikapi, adalah sikap lemah lembut yang ada di depanku yanng dapat aku lihat dengan kedua mataku??. Maka Radha dala menyukai gadis tadi yang punya wajah anggun dan adab sopan santun laksana putri kerajaan di matanya Radha. Sehingga Radha pada waktu itu hanya bisa memberikan stimulus. Tetapi tidak pernah punya keberdayaan untuk menyikapinya. Radha ini seakan hanya bisa memberikan harapan pada Sisil, tetapi tak bisa untuk mewujudkan. Walaupun yang Radha alami bukanlah keinginan dirinya. Melainkan keadaan karakter dirinya yang telah membentuk sikapnya demikian. Setelah Radha mengetahui pikirannya yang kacau balauberkecamuk dalam dirinya. Ketika itu ada seorang temannnya yang bercerita tentang gadis yang dia sukai, bahwa gadis yang di kaguminya itu ternyata juga menyukai dirinya. Setelah Radha tahu demikian, seakan dia menyesalinya, dan sekarang dia memaki-maki dirinya sebagai pelampiasan rasa sesalnya. Karena terlalu takut m,encoba hal-hal yang baru yang terjadi dalam dirinya, (inilah catatan kegagalan seorang lelaki). Sehingga harus menunggu berputarnya roda waktu pada lesempatan yang kedua kalinya dengan tanpa berputus asa. Walaupun dalam hidup Radha seakan tetap terikrar dengan semboyan hidupnya yang tidak tahu menghargai perempuan untuk membayar anggun sikap lemah lembutnya dengan naluri perasaan sikap perempuan. Dengan harapan sepercik sinar kunang-kunang lampu di mata Radha untuk menggapai gadis pujaanya. Radha harus melangkah sejauh perasaan batinnya. Seraya sambil bilang ??Ku Ingin Kau Terjatuh Ke Dalam Sumur Salju Jiwaku??. Tiga bulan sudah sikap cueknya Radha pada Sisil terjadi. Lalu menjadikan sisil membencinya berbalik seratus persen dari realita perkenalannya dengan Radha. Seakan seumur hidup Sisil tak ingin bertemu dengan Radha. Apalagi melihat mukanya Radha, seakan Sisil berikrar pada dirinya untuk tidak menemui laki-laki, seorang yang seperti Radha. Inilah korban rasa cinta yang terus-terusan di cueki oleh orang yang di kaguminya. Dan ini juga sebagi korban cinta yang tidak pernah di ikrarkan. Meskipun keduanya harus salinng menyesalinya. Tetapi setelah Sisil sadar, kemudian mencoba untuk berpikir jernih dengan kebeningan nuraninya. Sisil menghitung-hitung nilai positif dan nigatifnya sifat lelaki yang sangat egois dengan sifat cuek tadi. Baginya lelaki yang telah cuek pada dirinya adalah lelaki laknat di matanya dalam memorinya. Lalu Sisil dengan seksama dalam ketentraman serta ketenanngan hati dalam emosinya mengasumsikan. Dia berkata demikian, ??Setelah Di Pikir-Pikir Biarpun Radha Adalah Lelaki Yang Cuek Pada Setiap Perempuan, Tetapi Dia Tidak Pernah Memperdayai Perempuan Untuk Di Mamfaatkan, Bahkan Aku Tidak Pernah Mendengar, Kisahnya Cintanya Radhahabis Manis Sepah Di Buang,??(positifnya sifat cuek). Hal ini yang membuat Sisil kembali berhasrat untuk bisa mndampingi hidup Radha manusia yang yang punya karaktar cuek pada perempuan. Sehingga pengalaman satu kali harus menelan pahitnnya di cueki Radha, di jadikan tantangan untuk manggapai dan memilikinya. Sekarang Sisil muali mencari-cari cara dan strategi. Karena Sisil yakin di cela-cela sifat cueknya Radha ada tempat yang sejuk yang bisa di jadikan tempat berlindung. Sisil seakan-akan mengerti betul terhadap perjalanan lalu lintas cintanya dengan Radha. Sisil sekaranng berpikiran demikian. Jika Prnah cuek pada dirinya, Sisil manganggapnyna sebagi lampu merah perjalanan cintanya. Dan Sisil berkata, ??saatnya menunggu lampu hijau dan saatnya mempersiapkan segala upaya??. Dengan rasa pasrahnya Sisil tak ingin melakukan kesalahan walau sekecil apapun agar bisa mencapai lampu kuning yang hanya menunggu katub bilik hatinya Radha. Tampa menunggu waktu lama lagi, Sisil mendatangi Radha dengan rasa menyerah pasrah. Dan dia bercerita di depan Radha, ??sekarang aku datang padamu tak untuk minta apap-apa darimu, hanya ingin aku beri tahu bahwa keputusanmu adlah kodrat bagikudan aku tak tahu harus berbuat apa? Hanya kaulah yang bisa membuat aku bahagia atau kecewa??. Kalimat yang di ungkapkan Sisil ini cukup membuat Radha terkesima mendengarnya. Seketika itu juga seakan lenyap sikap cueknya pada perempuan. Empatinya menngalir laksana sungai, kemudian di pegang tanngan Sisil dengan erat sambil bilanng inilah muara cinta kita yang bukan milik siapa-siapa, tetapi ini adalah milik kita, (catatn gigihnya wanita menggapai cinta). Mendengar pengakuan suara Radha, Sisil mengigil. Laksana sang Rasul letika kedatangan tamu Jibril. Seketika itu juga menetes dari kelopak mata Sisil air mata suci bening sebagi saksi rasa bahagianya . Sisil dan Radah merasakan kebahagiaan yang tiada taranya. Usaha dan kegigihannya untuk mengagpai cintanya mengucurkan keringat kuning. Sekarang menjadi kolam cintanya. Deritanya sirna seketika itu juga bagaikan kemarau satu tahun, lenyap seketika hujan. Inilah kisah cinta yang sangat berarti dan sangat melegenda di alami insan anak manusia. Seorang pemuda yang berharap jatuhnya purnama di pangkuannya. Dan tiba-tiba menjadi kenyataan. Perempuan nan anggun berbusana rapi berperadaban sopan benar-benar terjatuh ke dalam sumur salju jiwanya. Inilah peristiwa cinta yang juga pernah di ungkapkan oleh penyair dunia ?? Kahlil Gibran?? katanya, ?? cinta bagai burung yang ingin di tangkap, tapi tak ingin sehelai bulupun ada yang terjatu??. Singkat cerita ini Sisil pun menjadi burung dalam sangkar hatinya Radha. Mereka sekarang merajut cinta, hidup penuh saling percaya dan saling mem,bagi rasa bersama. Sungguh mereka benar-benar hidup dalam sangkar surga cinta CAHAYA GERHANA KISAH LELAKI YANG TERSESAT DI LORONG CINTA DI SAAT PANAH CINTANYA JATUH DI DASAR SAMUDRA Pertama Pada suatu kejadian yang sangat berarti ketika mata menjabat rasa menjadi sahabat jiwa.Waktu itu bertetan liburan semesteran. HMJ mengadakan Baksos yang menjadi jalan aku menuju pencarian yang sangat menakjubkan. Sebenarnya tak pernah terlintas dalam bayangan dan pikiran bahwa jiwa ini akan menemukan sosok pujaan yang tercipta jadi kenangan panjang. Berawal dari saling bertanya nama, semakin hari terasa semakin menajadi keindahan dalam bayangan. Sehingga pada suatu hari seakan waktu memberi kesempatan untukku, hingga aku sempat menemaninya ketika dia bermain game soliter di lab Madrasah ditempat baksos dilaksanakan. Kemuadian teriring hari yang semakin dewasa aku mengenal dia dalam sopan santun yang membuat aku terpesona, aku minta nomer HP-nya dan dia memberinya seakan semudah rasaku yang ingin mekar dalam cinta. Dan dalam kesempatan waktu disaat temen-temen semuanya dalam keadaan yang sangat sibuk, aku sempat membaya digital yang merupan pasilitas baksos, lalu akupun sempat mengambil gambarnya dia orang yang sangat menjadi pujaan dalam sanubari yang tak kuasa aku ingkari.Semakin hari rasa kagumku semakin terjadi, lalu aku meminta izin pada gadis ini untuk mencetak fotonya untuk aku jadikan penenang dalam bayangan yang terus meronta untuk aku jujur dalam rasa cinta. Karena dalam cerita hatiku gadis ini telah menjadi tujuan untuk aku membangun cinta bersamanya, seakan kata hati selalu bercerita tentang cantiknya dia dan bayangan indah sopan tingkahnya menjadi lemahku dan seakan mengharuskanku untuk belajar dalam berjalan dan menelusuri licin dan halusnya langkah cinta. Kemudian rasa ingin bertemu terjadi terus-menerus yang aku seakan tak pernah sadar kemampuan apakah yang telah menjadi api semangat ini. Keinginan untuk aku bisa memandangnya, memebuat aku harus mampir di tempat posnya dimana dia tinggal sewaktu di baksos itu. Tentu hal ini bukan suatu yang bisa ku lakukan dengan mudah, seakan tantangan untuk melawan peasaan untuk bisa saimpai risalah hati ini yang memberikan kesempatan aku berdusta walau pada perasaan diri.Setelah baksos usai, rasa jiwa sungguh menjadi utovia dalam rasa cinta yang hidup menjadi nafas bayangan dalan sanubariku.sesampainya di kontrakan, rasa kagumku tak bisa hilang dan tiba-tiba menjadi rindu yang terus hantui bayangan dari siang kemalam, dari malam ke siang lagi. Aku terus bertanya, apakah ini benar kekuatan cinta terus ku kayuh dalam gelisah memaksaku untuk SMS dia, aku bilang untuk menemuinya dan akupun bisa menemui dia di pondoknya yang jaraknya tidak jauh dari kampus hijau sebagai tempat cinta bercerita. Dalam pertemuan ini waktu seakan memberikan kesempatan yang sangat singkat sekali, hingga aku hanya bisa ngomong beberapa kata dengan penuh kaku, karena emosi perasaan cinta seakan mamaksa untuk ungkapkan kejujuran hati, tapi aku sadari ini bukan waktu yang tepat, lalu aku pulang, tapi sesampainya di kontrakan rasa risau dan kegelisahan semakin terjadi.Sungguhlah ini perjalanan yang jauh, sampai aku temukan diriku dalam keadaan yang sangat lemah dan kuyup. Dayaku hanya ada dalam rasa cinta dan di paksa untuk aku menemukan gadis yang paling menjadi mawar hati yang indahnya hanya bisa tercium dalam bayangan. Sungguhlah gadis ini semakin hari semakin kuat menjadi gelombang hasrat yang terus menjadi mesin dalam jiwa. Tak kuasaku memenjarakan semuanya, lalu aku SMS dia lagi meminta menemuiku di kampus dan kebetulan waktu itu pemprogman kartu rencana study , diapun datang di kampus tempat yang aku janjikan, karena dia sambil lalu mau memprogram mata pelajarannya maka aku membantu dia dalam memprogram dan mengurus nilainya yang bermasalah, disinilah yang sempat aku sedikit bangga, melihat dia gembira ketika nilainya bisa di rubah setelah aku membantu mengurusnya dari nilai dua koma berapalah aku tak tahu, hingga menjadi tiga koma delapan.Seusainya proses tadi, karena waktu sudah siang lalu pulang besama dan berpisah di halaman kampus, aku menuju kontarakan dan diapun menuju pondoknya. Dari kejadian yang telah terjadi menjadikan renungan semakin hidup dan hayalanpun semakin tinggi terbentang seluas cakra langit tuhan, aku tak tau lagi dan bahkan aku terasa tak mengerti yang semula tujuanku hanya kuliah, tiba-tiba cinta hadir memiliku menjadikan aku terlupa dalam sejenak akan pesan orang tuaku, akan tujuan masa depanku, seakan ini bagai kesuksesan yang tak dapat lagi untuk dibandiangkan, karena memang emosiku , perhatianku, seakan semuanya yang ada adalah milik cinta dan hidup dalam kasih sayang yang tulus yang lebi aku hargai dari pada ragaku sendiri.Ini kejadian yang aku rasakan keajaiban, kalapun banyak orang yang bilang kalau cinta adalah anugrah dari tuhan yang menjadi hukum alam di atas dunia yang sempurna ini. Aku terus bertanya, tapi tak dapat aku jawab dengan penjelasan kata. Keberadaanku menjadi gelisah dan merasa sakit yang tak dapat aku obati dengan obat, menajdi hausku yang panjang yang tak dapat aku hilangkan dahagaku dengan bening dan kejernihan air. Aku hanya bisa menjawab dengan suara hati kecil, dan kebenarannya hanya cukup untukku saja, mungkin inilah anugrah cinta yang aku benarkan dengan nuraniku sendiri. Disinilah aku temukan kebahagiaan dengan apa adanya, terasa bagai kenyataan menikmati surga cinta, walau aku sadari adalah kemabukan dan kegilaan apa yang telah aku alami. Kemudian seiring detik yang berputar, hari silih berganti namun dia tetap menjadi bunga dalam ingatan dan pikiran. Aku semakin tak sanggup membawa perasaan yang semakin membakar dan menjalar dalam denyut nadiku, aku SMS dia lagi, seperti biasa ketemuan di kampus dan bertepatan karena waktu itu adalah hari liburan, diapun datang memenuhi undanganku. Dari panjang perbincangan yang ku maksudkan untuk ungkapkan perasaan, emosiku menjadi musuhku yang sangat ulung, menyebabkan aku hanya bisa ungkapkan kata yang bisa aku lepas dibibirku yang gemetar bergelimang keraguan dan harapan, karena perasaan jiwa bagai badai menerjangku seketika, tapi aku paksakan melawan emosi ini lalu ku angkat dari rasa jiwa yang jernih kemudian ku bilang ?? Aku Menyukaimu??, terlepasnya kata ini di lidahku menjadikan suasana yang anginpun seakan berhenti menjadi sunyi di sekelilingku. Kemudian kata singkat itu menjadi penjara dalam perasaan dan emosiku seakan suara yang lepas di bibirku bagai kutukan bagi hidup,seakan hanya untuk hidup terpungguk menunggu jawaban, hari demi hari HP di tunggu berdering, detik demi detik aku terus tanyakan kepada waktu bahkan di langit kamar hidup ku harap engkau menjadi lentera yang dapat terangi penantian ini, lalu sampil menunggu ku tulis sebuah puisi. Di tengah malam tanpa suara Ku duduk menanti di atas bumi buih. Ku terasa meratap wajahmu pada bundar rembulan. Terangi gelap di kelam hati ini. Menantiku sepi seorang diri. Bersama asa bayangan menari. Saat cinta membelah jiwa. Hangatkan rasa rindu membakar hati. Engkau bagitu sejuk di kelopak mataku. Engkau bagitu indah dalam lamunanku. Menjelma di detik-detik ilusiku. Terpancar yakin dalam ketulusan cinta bersemi. Engkau menjadi bunga taman hati Setelah aku tulis sajak itu aku tertidur, tapi perasaan terasa terus berjalan membata langkah dalam kehampaan. Mimpiku terasa bagai dlam pelayaran, ketika terbangun dari tidur aku mengira sudah sampai di pulau harapan untuk aku temukan jawaban, tapi ternyata aku masih berada di tenngah gemuruh ombak dalam skeptis antara aku tenggelam dan mati atau aku mesti sampai ke pantai pasir putih ke pulau cinta bersemi. Sungguh perantauan cinta ini memaksa gelisah dan juga lara yang tiada terlihat dalam luka, kadang aku berpikir untuk kembali bagai matahari yang ingin pulang keharibaan ufuk manghribi untuk aku dapati kesejukan dalam hati yang tentram terpeluk malam. Dalam perasaan begini aku hanya terus membumbung doa seluas langit, lautan, seluas cakrawala tuhan yang di bentangkan di atas alam, sebab aku hanya kuasa memohon hidayah, jika memang benar cinta akan menjadi anugrah, ku yakin tuhan tidak akan salah menghadirkan hidupku kealam dunia.Dan yang terahir aku berdoa, semoga ini menjadi jalan yang tuhan meridhoi. Inilah sepintas cerita kupu-kupu yang hinggap di kebun bunga untuk mencari madu yang akan di jadikan penawar emosi yang berlaga dalam perasaan penantian menunggu jawaban cinta, dalam cerita singkat ini, seakan ada pembelajaran kesabaran Ibrahim untuk mendapat kebenaran, ada pembelajaran Musa hingga mendapat kemulyaan, dan juga ada pembelajaran Adam untuk mengapai Mawaddah Wa Rohmah, semoga tuhan masih menghendaki yang demikian. Aminn. Kedua Kala semua orang bilang penantian membosankan dan mennggelisakan bahkan menjengkelkan, itu memang benar. Tapi kebenaran akan tetap menjadi kebenaran. Keyakinan dalam ketulusan mesti harus tercapai walaupun mesti menjadi rasa yang sangat pahit. Lama dalam penantian, lewat SMS tak ada jawaban cintaku yang ku harap di merdekakan oleh wanita gadis pujaan yang jadi pilihan, tapi malah menjadi waktu yang mengasingkan antara emosi dan perasaan, sehingga keyakinan hidup menjadi rapuh menyandarkan asa yang tak pernah di ketahui apakah memang telah mati, dalam kenyataan ini aku tuliskan rasa bimbang yang dalam dengan susunan kata, sebagai perjalanan rasa ??Hidup Tersalib Rasa Cinta??. Apa yang harus aku lakukan. Kala cinta menjadi tiang salib dalam hidupku. Kaki tak dapat di langkahkan. Tangan telentang dalam ikatan. Pandangan hanya melotot dalam ratapan. Suaraku pasrah pada kodrat suratan Biarlah cinta meninggalkanku. Menanti Menunggu. Atau aku harus menangis. Aku hanya terus bertanya . Siapakah sebenarnya sang pencinta . Bila gereja jiwa membuat aku bingung. Dan bahkan mungkin aku harus menangis . Pujaan hati seakan mngantarkanku . Pada asa yang menyeksaku. Bahkan membunuh semangatku. Haruskah keyakinan cinta. Mesti turunkan gerimis air mata Dalam galau penuh kerisauan, aku terkadang merasa menyesal terhadap apa yang telah aku perbuat terasa berada dalam kebodohan yang terus menyeksa. Tapi dalam kesunyean kala aku harus berpikir jernih rasa cinta yang membangun ketulusan hati tak kuasa aku ingkari sebelum aku temukan kuburan cinta entahlah diriku sendiri yang menjadi nisan dalam kehidupan. Berjalan bersama harapan yang penuh dengan rasa setres dalam jiwa yang harus aku alami, hanya kuasa berkirim pesan lewat handpone untuk bisa berkomonikasi dengan dia gadis yang paling aku kagumi, karena pada waktu ini aku kebetulan pulang berada di tanah daerahku di pulau madu maduraku tercinta, aku hanya bisa berkirim pesan sebagai berikut, sebab aku merasa penuh kesalahan seakan aku egois, karena memang aku sudah tak bisa lagi menahan emosi yang terus memaksaku untuk memberontak dalam kearifan nurani yang sudah mengering penuh harapan cinta untuk bisa menyejukkannya. Kuasaku, hanya bisa kirim berita cemas yang penuh harap melalui bahasa yang mati terkirim melalui layar handponku dengan bahasa berikut, ??maafkanlah semuanya yang terjadi, mungkin itu semua turun dari sikap dan pemikiran picikku yang tak mampu ku kendalikan dalam kebodohan dan ketololan, sehingga jalan yang begini mesti menjadi barisan langkah yang terbata dan mengantarkanku untuk memilihmu sebagai pilihan hati. Aku tahu hari ini tak hidup dalam akal sehatku dan aku tak mampu berbuat arif untuk membedakan egoisku dan suara hatiku, kekuatan cinta terjadi dalam hidupku bagai kemiskinan melanda dalam hidup yang harus aku jalani untuk terus memaksa melawan suratan yang seakan tercipta dalam nestapa. Sungguh ini adalah pelajaran sekaligus yang menantangku, antara aku sebagai makhluk tuhan dan individu, yang hanya mampu berperasaan untuk merasakan nikmatnya kehidupan dan penderitaan yang telah tuhan anugrahkan. Dalam benakku hanya terus bertanya mungkinkah tuhan hendak menguji hamba seperti aku yang hanya punya kekayaan rasa untuk mencintai dengan tulus dalam keyakinan. Terbendung semuanya dalam kantong harapan, keindahan rasa menjadi catik dalam bayangan menjadi pilihanku untuk mencintai seorang gadis yang penuh sopan santun, tak sedikitpun ada cela cinta yang tersimpan di pelupuk mataku membuat aku tak bisa melupakannya. Sungguh keyakinan ini memaksaku, aku lagi-lagi menjadi bertanya. Mungkinkah kematian seorang Al-Hallaj, menjadi jalan yang tersisa untuk aku terpuruk dalam keyakinan cinta yang tak pernah ada orang lain yang tahu, sekalipun tahu takkan pernah ada orang yang perduli. Tapi biarlah kebenaran ini mencipta legenda, atau sejarah hidupku dengan sendirinya untuk mencari kodratnya sendiri di atas alam. Setelah aku temukan tubuhku telah lelah tanpa daya. Aku berpikir kembali tentang keyakinan diri, tentang kejujuran yang terungakap dengan semua rasa dalam perasaan, walau dalam hati masih bilang ??bahwa aku mencintainya?? walau mesti masih menjadi tangis yang harus ku tangisi, karena gadis itu tetap menjadi pilihan yang masih taki dapat aku menggenggam dengan ketulusan saling mencinta. Teruslah bersama jalanan aku membawa pertanyaan yang sangat mempusingkan tak kepalang membeku diotakku. Sampainya disini aku menuliskannya kembali sebuah puisi, karena wanita ini benar-benar menjadi nafas cinta dalam hidupku. Disini mekar bagai mawar Terkenang senyummu yang menancap di kalbuku Hidup bagai setangkai gubahan melati Membawaku berhayal sepanjang hari Bayanganmu tak kuasa ku buang di kelopak mata ini Membawaku tak nyenyak dalam tidur Usang dalam asa dan lamunan Tergantung semuaku Bagai ranting bernafas dalam cintamu Tapi aku bukan dirimu Dan kaupun bukan diriku Aku hanya bisa hidup di sekeliling cintamu Hingga ragaku membatu dalam penantian Saat terbit mentari aku memuja Dalam malan yang sunyi aku mendamba purnama Tapi tak ada yang lebih semuanya Tak aku temukan kehidupan cinta disana Hanya dirimu yang tertulis menjadi kalimat cintaku Hingga membuat ragaku bergerak dan bersemanmgat Menjadi nafas cinta abadi hidupku Bangkitkan hasrat dan jantung hati Sungguh engkaulah yang mengajari aku Belajar menjadi karang hati Yang harus tertulis kalimat-kalimat ombak Menjadi pahatan risalah cinta Berjalan dalam keadaan penuh perasaan sangat membuat fikiran pening untuk mencari kebijakan diri. Lalu aku mengevaluasi diri dan seakan bilang pada diriku sendiri, ahwa aku kasar, dan tindakanku kejam demi ketusan dalam egoisku sendiri membawa hasrat untuk penuh ketulusan dan kejujuran dan kesetiaan yang aku yakini sebagai kebaikan. Terasa semua ini harus bagai kebaikan ynag pasti aku perjuangkan. Dalam aku hidup bagai risaunya patriotik demi menjaga martabat bangsa dan negara. Dalam realita seperti ini, bahasa nuraniku seakan berkata. Biarlah perhargaan tak sebanding dengan penderitaan takkan pernah aku untuk mengkalkulasikan sebagai kerugian. Karena aku tetap bangga walau hanya sedetik jiwa cinta ini merdeka. Dari pada nafu egoisku menjadi tirani dalam jiwaku, hingga aku harus mati dalam bodoh dan tololnya penyesalan. Perjalanan hampa ini, sungguh menguras air mata untuk menjadi tinta yang usil dalam lidi penaku, untuk tercatat leganda yang disucikan oleh hayalan dan renungan terus berharap dapati cinta yang di ridhoi tuhan. Memang semuanya ini adalah buah renungan, harapan, ratapan, kehampaan, kerinduan, rasa risau, gelisah yang berputar dalam roda jiwa menjadi kata yang sangat aku banggakan. Ketiga Setelah perjalan cukup melelakan. Aku tersadar akan semuanya terhadap apa yang telah kau alami dalam jiwa yang terhukum dalam sarang cinta. Aku rasakan banyak kesalahan yang telah aku perbuat pada seorang gadis yang menjadi pujaan jiwa tak pernah bosan rindukan cinta. Aku seakan mendengar bisikan hatiku. Bagai interuksi memaksaku memahami hidup yang sejati ?? jangan jadikan orang disekelilingmu menjadi penyakit dengan kehadiranmu?? inilah bisik jiwaku yang dapat aku dengarkan dengan nurani. Kemudian aku hanya bisa meminta dengan permohonan kata maaf. Melalui surat telepon genggam aku tuliskan kepada dia, ?? maafkanlah semuanya yang terjadi. Mungkin itu semua yang telah aku perbuat padammua adalah buah pemikiran picikku. Serakahku yang tak pernah bisa aku kendalikan. Sehingga jalan yanng begini mesti menjadi barisan langkah yang terbata. Untuk aku lahir memilih-pilihan dalam keberadaanmu. Akal sehatku tak mampu berbuat arif untuk membedakan egoisku dan suara nurani. Karena kekuatan cinta yang terjadi dalam hidupku. Laksana kemiskinan yang melanda dan terjadi dalam hidupkuk yang membutuhkanmu. Aku hanya bisa diam dan bisu dalam siksa jiwa terus membawaku menjadi berharap dalam kehampaan. Demi harapan ini yang telah memilihmu dalam indahnya kecantikan yanng tak bisa aku lupakan. Sehingga aku tak kuasa menelan bodohnya ketololan diri. Keyakinan ini memaksaku untuk jujur ungkapkan semua rasa. Dalam perasaan (bahwa aku mencintaimu). Aku rasakan semuanya dan menjadi tanngis yang harus aku tangisi. Karena dia menajdi pililhan yang takku dapat dengan tambang cinta. Dari semua ini aku terus bertanya dan berharap kesetiaan. Karena kodrat rasa dalam jiwa ini, bagai tanah yang kering dan gersang butuhkan setetes air. Walau itu harus terjadi dalam gerimis air mataku sendiri. Aku yakin untuk menanam benih cinta mulia ini yang panjang aku bawa dalam kelana. Dari perjanan ini. Lalu rasa bimbang , rasa takut, terus terjadi dalam aku berkomunikasi dengan suara hatiku sendiri. Sehingga aku bagai temukan diriku. Benar=benar berada dalam kelemahan dan ketakberdayaan. Seakan ada kekuatan yang lain terjadi dalam diriku dan membawaku melamun dan berhayal. Dan aku terus menjadi penanya bagi perasaan yang tak pernah aku tahu. Tanyaku ?? benarkah ini kekuatan cinta? Adakah yang aku alami akan jadi hadiah cinta? Dan mungkinkah aku akan bisa menngenggam manjadi nyata?. Aku terus bertanya keabadian cinta entahlah dimana berada. Disinilah aku menemui perasaan diri. Ternyata berat aku melawan diri. Aku seakan tak bijak menimbang hak asasi seorang saudari. Dan aku seakan terlalu bernafsu memaksakan kehendak karena memang telah menjadi surga rasa dalam ketulusan dan keyakinan hati. Kisah menjadikan aku. Tak tahu lagi akan keindahan dan warna yanng manawan dimata ini. Tak ada lagi pujaan kecantikan dalam diriku. Tak ada lagi bunga yang harum di sekekelilingku. Kala dirimu mesti kecewakan aku. Kala dirimu mesti tak bisa jujur dalam kesetiaanmu, yang mesti akan ku tunggu sepanjang nafas zaman masih berhembus ditenggorokan. Dan juga kisah ini bisa membuat aku berbolak-balik dalam pikiran yang aku tak pernah tahu kapan akan berakhir. Sendirianku bergumam demikian, ?? tegakah dirimu membunuhku yang sangat percaya akan kekutan cinta??. Sambil aku renungkan apa yang telah aku ucapkan. Aku meraba-raba apa yang telah aku lakukan. Aku menjadi berpikir kembali dengan pertanyaan. Apakah sikapku kasar dan munkinkah tindakanku kejam demi apa yang sangat akua yakini. Namun pada hakikatnya aku hanya melawan jatuhnya harga diri. Sementara yang aku harapkan bukanlah hadiah penghargaan. Aku hanya ingin biarpun sedetik jiwa ini merdeka dari pada nafsu egois menjadi tirani dalam diri yang kemudian membuat aku harus membayar dengan penyesalan karena kegagalan untuk menyesali apa yang tak pernah aku coba bertaruh harga diri dihadapan orang yang paling disayangi. Sekarang tak ada lagi yang dapat aku ceritakan dalam usilnya lidi pena dijariku ini. Selain renungan, ratapan,harapan, kehampaan, kerinduan dalam rasa risau dan kegelisahan yang berputar dalam roda jiwa. Tapi realita ini sangat aku banggakan, karana aku bisa merinduimu. Dan kenyataan ini yang membuat aku tak bisa berbuat banyak, ternyata tidak membuiat aku bisa menjadi putus asa. Terasa tak berdenyut di jantungku kala aku harus menjadi lelaki yanng prustasi. Karena keyakinan dalam ketulusan telah menjadi nadi yang mampu cairkan darah cinta. Sebelum tinta air mata dalam gelisah jiwa ini menjadi kidunng epilog harapanku. Izinkan bunga cintaku hidup hingga mekar dalam kebun hatimu. Demi aku yang hanya berharap dan memohan kejujuran dan ketulusanmu. Tapi sekali lagi maafkan aku atas kelancangan yang telah aku perbuat untukmu. Sebab tuhan seakan tidak memperkenalkan aku pada engkau dalam kecantikan dan keindahan. Melainkan memperkenalkan aku pada dirimu dengan rasa cinta yang memaksaku untuk tulus menjadi seorang pencinta yang pasrah dan tak takut terhadap apa yang harus dialami. Inilah yang tak bisa aku tolak hadirnya dalam jiwa sebagai suratan. Tak pernah aku impikan aku pinta dalam doa . ini terjadi seketika disaat mataku tersinggah dalam keangguna dan kecantikanmu. Sungguh engkau bagai anugrah dan hidayah. Trkadang juga bagi musuh dalam percaturan jiwaku. Nammun mesti harus aku lawan semuanya. Rasa takut dan bingungpun terjadi. Dan hanyna satu alasan yang bisa membuat aku tegar. Aku memilih dengan kata ungkapkan cinta. Inilah yang aku pertaruhkan untuk cinta sebagi bukti aku bukan pengecut. Walaupun aku bagai anak tawanan menjadi lelaki yang mesti berharap pada belas kasih seorang wanita. Setelah aku ungkapkan dengan penuh keyakinan. Aku hanya bisa berharap menanti jawaban pasti. Aku menanti jawabannya sebagai syarat untuk aku bisa melepas gelisah dan sengsara melawan raga jiwa. Keempat Dari cerita asmara yang berjalan untuk menemukan cinta. Sungguh aku harus menemukan jawaban diri bahwa aku benar-benar jatuh cinta. Dan rasa cinta ini terus terbawa kemanapun langkahku membawa sinnggah hidupku. Sehingga pada suatu ketika aku pulang ketanah daerah, tepatnya di pulau garam sana, yang kata orang dareha gersang dan panas. Yaitu daerah Sumenep daerah maduraku tercinta. Bayangan wanita yangku sayang dan ku cinta sepenuh jiwa terasa hidup subur. Terngiang di pelupuk mata dia telah membuat aku sangat bisa untuk belajar menyayangi wanita yang cukup membuat akuk gelisah. Malam-malam menajdi pendek untuk akku pejamkan mata. Jauhnya nantra Madura dan M alang sungguh menjadi perjalanan yang hampa. Menjadi Aku pertannyakan apa yanng dapat aku rasakan dalam kerinduan. Aku yang disini hanya dapat pandangi gambarmu. Hanya mampu bayangkan setiamu. Benarkah cinta yang begini juga menjadi cerita cintammu? Seperti bayanganku yang terus menyulam legenda dan kisah terindah untuk aku bisa hidup dalam cinta yang telah bisa mengalahkan aku dalam segalanya. Sesampainya disini aku seakan tak mampu untuk memaknai perkataannya seorang penyair besar seperti Kahlil Gibran ?? cinta itu bagai burung yang ingin ditangkap, tapi tak ingi sehelai bulupun ada yang jatuh??. Seperti mutuiara katanya penyair tadi seakan cintaku harus aku jalani sepanjang abad menjadi catatan jiwa. Kelima Perjalanan cinta yang berkicau dalam sura burunng bagai dialog percakapan dalam sandiwara di atas podium jiwa. Realita sekejam apapun takkan bisa dielakkan. Disaat matahari tak teras lagi sebagai cahaya. Purnamapun menjadi gerhana ditengah badai aku melangkah. Aku terpuruk harus berhenti mengejar lanngkah cinta. Walau cantiknya sang surya masih terpikat senyumnya. Dan purnama masih menjadi bayangan yang terus aku harap hadirnya. Dalam pungguk hidupkku yang kelam. Terlalu banyak hasratku mati dipangkuannya. Empatipun bagai api lilin yang membakar seluruh yangn ada dalam diriku. Inilah rasa sekeptis dalam ketulusan dan keyakinan. Hingga tenngelam ditengah rasa mencintai. Terpaksa keyakinan dan ketulusan cinta. Terjadi bagai layar yang tersobek badai. Bosan dan engan menemanikku dan membawaku. Tingngallah pilihan pasrah mendayunng derita bersama puing-puing kehancuran cinta. Inilah sejarah cinta. Bahsa kejujuran yang hanya jadi harga diri sampah tertumpuk dalam keranjang jiwa. Vonis hadiah cinta cukup membuat aku terbakar dalam luka dan nestapa jiwa. Hari ini dan disin aku hanya bisa bertanya. Kenapa engkau tak jujur sebelulm terlampau aku lemah dihadapanmmu. Sekalipun aku mencoba bangkit dari keterpurukan ini, tapi bayanganmmu bagai terus melemahkankuk. Lalu engkau bagai meninggalkanku yang membuat aku kesasar. Seakan tak ku temukan pintu hidupku aku bisa lari melepaskan perasaan yang aku alami. Tapi aku tak bisa melangkahkan kaki untuk mencari ketentraman jiwa. Aku bagai takkan pernah lagi temukan, walau hanya sepercik lentera mesti menjadi kunang-kunang jiwa. Aku menyadari dan merasa kehilangan ketika engkau bilang ?? asaku telah aku sandarkan pada orang yanng telah lebih dahulu sebelum kamu mencintaiku??. BIOGRAFI PENULIS HOZAINI lahir di Sumenep, 17-08-1983. Tamat sekolah dasar(SD/MI) tahun 1997 di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrrhman Longos Gapura, Sumenep. Tamat SLTP/MTs Thn 2000. di Sekolah Al-Huda Gapura Timur, Gapura Sumenep. Dan setelah itu putus sekolah selama satu tahun. Kemudian melanjutkan study lagi di tingkat SLTA/SMA dan tamat pada tahun 2004. di SMA Nasy??atul Muta??allimin, Gapura Timur, Sumenep Madura. Sementara sekarang masih di bangku kuliah, di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) Malang. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Aktif di berbagai organisasi Kampus, diantaranya: · Jurnalis kampus, sebagai pengelola kolom sastra · Pengelola kajian diskusi forum lingkar study islam kampus · Pendiri lingkar seni (UI, Unlimitted Imagination) UIN Malang.