AsasKebangkitanDuniaIslam Oleh: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Pustaka alBAyaty Silakan memperbanyak isi ebook ini dengansyarat bukan untuk tujuan komersil, serta menyertakan sumbernya Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik AsasKebangkitanDuniaIslam Oleh:SyaikhMuhammadNashiruddinAlAlbani KATAPENGANTAR  Tulisan dibawah ini merupakan jawaban dari pertanyaan pernah yangdilontarkankepadaSyaikhMuhammadNashiruddinAl-Albanirahimahullahdimajalah Al-Ashalah,edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan pernah dimuat di As-Sunnah edisi 13/II/1416 H, kami mengangkatnya kembali di MLassunnah karena berhubungan dengan ilmu, tentunya dengan ijin daripenerjemah. ASASKEBANGKITANDUNIAISLAM Bentuk pertanyaan yang dilontarkan adalah sbb : Pertanyaan.   Asas-asas apakah yang dapat menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali . ? Jawab. Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan pada masasekarang ini.Hadits itu adalahsabdaRasulullahSHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM.   Artinya: Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik "Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah red),  menjadikan dirimu beradadi belakangekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamudikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali)kepada dien kamu". (Hadist Shahih riwayatAbuDawud). JadiasasnyaialahRUJUK(kembali)kepadaISLAM.  Persoalan ini, telahdiisyaratkan oleh Imam Malik rahimahullah dalam sebuah kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa mengadaadakanbid'ah di dalamIslamkemudian menganggap bid'ah itubaik, berartiiatelah menganggap Muhammad SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM menghianati risalah". Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala.  Artinya:  "Padahari ini telah Ku-sempurnakanuntukkamu agamamu,dan telah Kusempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agamabagimu". (Al-Maaidah : 3). "Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari inipun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apayangtelahbaikpadaawalumatini" Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya : "Dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini". Oleh sebabitu,sebagaimanahalnya orang ArabJahiliyahdahulutidak menjadi baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka, MuhammadSHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan kehidupan mereka didunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiadalain hanyalahRUJUK(kembali)kepadaAlKitabwasSunnah.    Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, sebab betapa banyakjama'ah serta golongan-golongan di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya tmasyarakat Islam dan terwujud pelaksanaan hukm berdasarkan Islam. erwujud Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM, bahwa jalanbagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam firmannya. "Dan sesungguhnya (yang Kamiperintahkan) ini adalahjalan-Ku yang lurus, makaikutilah dia, danjanganlahkamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)kjalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". (Al-An'am : 153).arena Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik Dan sungguh Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM, telahmenjelaskan makna ayat inikepada para shahabatnya. Beliau pada suatuharimenggambarkan kepada para shahabat sebuah garis lurus di atas tanah,disusuldengan menggambar garis-garis pendekyang banyakdi sisi-sisi garis lurus tadi. Kemudian beliau SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM membacakan ayat di atas ketika menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau bersabda:  "Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalanini, pada setiapmuara jalan-jalan tersebut ada syaithan yang menyeru kepadanya". (Shahih sebagaimana terdapat di dalam"Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah : 16-17). Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta penjelasannya dari Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM dalam hadits di atas, denganayat lain, yaitu firman-Nya. "Danbarang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk (kebenaran)baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, danJahannam itu seburuk-seburuk tempat kembali". (An-Nisaa: 115)  Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang mukmin" kepada  6 Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik apayang telah dibawa olehRasulullahSHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM. Hal inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHIWASALLAM dalam hadits iftiraq (perpecahan) ketika beliau ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau menjawab :  "(Yaitu) apa yang aku dan shahabatku hari ini ada di atasnya" (lihat As-Silsilah Ash-Shahihah : 203) Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah menyebutkan "Jalannya orangorang mukmin (Sabiilul mukminim) " dalam ayat tersebut .?Dan apakah kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHIWASALLAM mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalamhadits di muka .? Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an danAs-Sunnah) langsung dari Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM, beliau telah menjelaskannya langsung kepada mereka tanpa perantara, tidaksebagaimana keadaan orang-orang yang sesudahnya.  Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dSHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM dalam sabdanya :ikatakan oleh Rasulullah  "Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak hadir" (Lihat Shahih Al-Jami' : 1641). Oleh sebab itulah, imanpara shahabatterdahululebihkuat daripada orang-orang yang datang sesudahnya. Ini pula telah diisyaratkan oleh RasulullahSHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM dalam hadits mutawatir :  Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik "Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yangsesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi ". (Muttafaq 'alaihi). Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak bisa berdiri sendiri dalammemahami Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan dalam memahamikeduanyadengankembalikepadaparashahabatNabiyang Mulia,orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya langsung dariRasulullah SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM yang terkadang menjelaskannya dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan dan terkadang dengan taqrir (persetujuan) beliau.  Jikademikian,adalahmendesaksekalidalam"mengajak orang kembali kepada Alqur'an dan AsSunnah"  untukmenambahkanprinsip"berjalan di atas apa yang ditempuh oleh ASSALAFU ASSHALIH" dalam rangka mengamalkanayat-ayat serta hadits-hadits yang telah disebutkan di muka, manakala Allahmenyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (sabilul mu'minin)", dan Nabi-Nya yang mulia serta para shahabatnya dengan maksud supayamemahamiAl-KitabwasSunnahsesuaidenganapayangdipahamioleh KAUM SALAF generasi pertama dari kalangan shahabat radliyallahu anhumdan orang-orang yang mengikuti mereka secara ihsan.  Kemudian, dalam hal ini ada satupersoalanyang teramat penting namundilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta hizb-hizb Islam. Persoalan ituialah:"Jalanmanageranganyangdapatdigunakanuntukmengetahuiapayangditempuholehparashahabatdalammemahamidanmelaksanakansunnahini..?".  8 Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik Jawabannya : "Tiadajalan lain untuk menujupemahaman itukecuali harus RUJUK (kembali)kepadaIlmuHadits,Ilmu Mushtalah Hadits,IlmuAl-jarh waAt-Ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga para ulama dapat dengan mantap mengetahui mana yang shahih dari Nabi SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM dan mana yang tidak shahih".   Sebagai penutup jawaban, kami bisa mengatakan dengan bahasa yang lebihjelas kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali mendapatkan 'IZZAH (kehormatan),kejayaan dan hukum bagiIslam, yaitu andaharus bisa merealisasikan dua perkara : Pertama: Anda harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa Ta'ala menurunkan firmannya :  "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kusempurnakan ni'matKu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu" (AlMaaidah : 3). Mengembalikanpersoalan hari ini menjadi seperti persoalan zaman pertamadahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin di pelbagai penjuru dunia.  Al Ghuroba’ meniti jejak generasi terbaik Kedua: Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmuyang telah terbersihkan itu.  Padahari kaum muslimin telah kembali memahami dien mereka sebagai mana yangdipahamipara shahabatRasulullahSHOLLALLOHU‘ALAIHI WASALLAM, kemudian melaksanakan pengamalan ajaran Islam yang telahterbersihkan ini secara benar dalam semua segi kehidupan, maka pada hari itulah kaummu'minin dapat bergembira merasakan kemenangan yang datangnya dariAllah. Inilah yang bisa saya katakan dalam ketergesa-gesaan ini, dengan memohon kepada Allahagar Dia memberikanpemahaman Islamsecara benar kepadakita dan seluruh kaum muslimin, sesuai dengan tuntunan kitab-Nya dan Sunnah Rasulullah SHOLLALLOHU ‘ sebagaimana yang telah ditempuh olehSALAFUNAASHALAIHI WASALLAM yang shahih SHALIH.    Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia SAMI' (Maha Mendengar) lagi MUJIB (Maha Mengabulkan Do'a).  Wallahu 'alam.  Sumber Asli :http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/74 Kunjungilah !!!!